Gerald memejamkan matanya sembari mengetuk-ngetuk meja dengan jemarinya. Saat ini, Gerald tengah berada di dalam ruang kerjanya di perusahaan Dalton miliknya. Bram tentu saja berada di ruangan yang sama, tetapi Bram tidak mengatakan apa pun. Dirinya hanya berdiri dan mengamati apa yang dilakukan oleh sang tuan. Walaupun, sejak tadi Gerald sama sekali tidak melakukan apa pun. Gerald hanya menutup matanya dan tampak tenggelam dalam pikirannya sendiri. Sebenarnya, Bram sendiri merasa penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh Gerald. Hal apa yang membuat Gerald tampak berpikir dengan sangat keras seperti itu. Namun, Bram tentu saja tidak berani untuk menanyakan apa yang tengah mengganggu Gerald tersebut.
"Menurutmu, apa yang aku harus aku lakukan?" tanya Gerald membuat Bram terkejut.
Selama ini, Gerald mengambil keputusan atau pun langkah tanpa mendiskusikannya dengan siapa pun, termasuk dengan Bram yang bisa dibilang adalah kaki tangan Gerald yang paling terpercaya. Jadi, tentu saja saat ini Bram merasa terkejut dengan apa yang ditanyakan oleh Gerald. Namun, Bram pun segera memperbaiki ekspresinya dan berkata, "Jika boleh tau, apa yang membuat Tuan terganggu?"
Gerald tersadar jika dirinya barusan melakukan hal yang konyol. Ia bertanya, tanpa menjelaskan situasinya. Ia pun menghela napas dan berkata, "Viola mengajukan beberapa syarat, sebagai imbalan bahwa dirinya akan bertahan di sisiku. Syarat pertamanya adalah, aku harus mengakui kesalahanku dan menebus semua kejahatan yang sudah aku lakukan, termasuk masalah di mana aku membeli Viola serta para wanita lainnya di Bar Flo. Intinya, dia meminta aku untuk bertanggung jawab."
Apa yang dikatakan oleh Gerald tentu saja mengejutkan Bram. Ia memang tidak mengetahui perihal masalah ini. Jelas, bagi Bram, Viola sangat berani. Setelah melihat Ezra yang disiksa, Bram kira Viola akan mendesak untuk melepaskan diri dari Gerald dan meminta untuk menggugurkan kandungannya. Namun, ternyata Viola mengambil keputusan yang berseberangan dengan apa yang dibayangkan oleh Bram. Viola bahkan dengan berani membuat Gerald terdesak untuk memenuhi syarat yang sebelumnya disebutkan olehnya. Bram pun berdeham dan berkata, "Kalau begitu, Tuan bisa memenuhi syarat yang sudah diajukan oleh Nyonya. Tentu saja, dengan gaya Tuan sendiri."
Gerald mengernyitkan keningnya. "Dengan gayaku?" tanya Gerald.
Bram mengangguk. "Iya, Tuan. Saya yakin, Tuan pasti mengerti dengan apa yang saya maksud," jawab Bram membuat Gerald tersenyum tipis.
Gerald menyandarkan punggungnya dan terlihat begitu santai. "Ya, aku mengerti. Entah mengapa, aku merasa jika ini akan terasa sangat menyenangkan," ucap Gerald sembari menyeringai.
**
Gerald memuntahkan isi perutnya dan terlihat begitu kesal karena entah kenapa dirinya tiba-tiba merasa mual. Padahal, sebelumnya ia tengah mengamati Viola yang tengah menyantap makan malam dengan lahap. Selain menggauli Viola, kini kegiatan yang terasa menyenangkan bagi Gerald bertambah satu. Yaitu mengamati Viola yang tengah makan dengan lahap. Karena kehamilannya, kini Viola makan dengan lebih lahap dan dengan porsi yang lebih besar daripada sebelumnya. Gerald sendiri tidak mengerti, apa yang membuatnya merasa senang melihat Viola yang tengah makan seperti itu. Gerald mencuci wajahnya dan mengelapnya hingga kering dengan handuk yang berada di lemari. Gerald pun melangkah kembali ke ruang makan, tetapi Viola sudah tidak ada di sana.
Gerald mengatupkan rahangnya saat melihat piring makan malamnya yang masih utuh, dan segera melangkah menuju kamarnya setelah mengatakan pada pelayan untuk membereskan meja makan. Setibanya di dalam kamar, ternyata Viola masih menikmati kudapan malamnya. Gerald yang melihat hal itu seketika merasakan perutnya mual bukan main. Ini benar-benar membingungkan, mengapa dirinya merasa seperti ini, padahal tubuhnya baik-baik saja? Sepertinya, besok Gerald harus memeriksakan kondisi kesehatannya. Gerald pun mematikan televisi dan duduk di hadapn Viola. "Kita perlu bicara," ucap Gerald saat melihat Viola yang akan memprotes tindakan Gerald yang mengganggu kesenangannya.
"Apa yang ingin kamu bicarakan?" tana Viola sembari berhenti menyantap kudapannya.
Gerald mengamati Viola yang terlihat lebih nyaman daripada sebelumnya. Ia tidak lagi terlihat takut saat berhadapan dengan Gerald, bahkan lebih berani untuk mengutarakan inginkan. Gerald mengetatkan rahangnya. Ia memang tidak menampik jika Viola yang seperti ini terlihat lebih hidup, tetapi Gerald lebih menyukai Viola yang manis dan penurut. Namun, kali ini Gerald akan membahas hal lain. Ia menyilangkan kakinya dan berkata, "Aku sudah bertanggung jawab atas semua kesalahan yang sudah kuperbuat. Entah itu kesalahanku padamu, atau pada para wanita yang sebelumnya sudah kukurung."
Viola yang mendengar hal itu mengernyitkan keningnya. "Lalu kenapa kamu masih berada di sini?" tanya Viola.
"Maksudmu?" tanya balik Gerald.
"Jika kamu sudah bertanggung jawab atas semua kesalahanmu, seharusnya kamu saat ini berada di penjara," jawab Viola sembari mengingat semua kesalan Gerald yang sudah dipastikan bisa membuatnya dikurung di penjara jika dirinya mengakui semua kesalahannya di depan pihak berwajib.
Gerald terlihat tidak percaya. "Jadi, kau berharap aku mendekam di sel jeruji besi?" tanya Gerald sembari menatap tajam Viola.
"Aku tidak berharap, tetapi bukannya itu memang seharusnya terjadi, ya?" tanya balik Viola dengan ekspresi polos. Gerald mendengkus kasar saat sadar jika ternyata sejak awal hal itulah yang sudah dibayangkan oleh Viola.
"Tidak. Aku tidak akan pernah ditahan, atas tuduhan apa pun. Tapi aku pun sudah memenuhi syaratmu, aku sudah mempertanggung jawabkan kesalahanku," ucap Gerald santai.
Viola masih tidak mengerti. Hal yang dimaksud degan mempertanggung jawabkan adalah ditahan dan menghabiskan waktu di dalam sel penjara. "Aku tidak mengerti," ucap Viola tampak gelisah.
"Aku sudah melepaskan para wanita yang sebelumnya aku kurung, sebagian besar dari mereka memanglah wanita penjaja seks yang tidak mendapatkan kerugian apa pun walaupun aku kurung di sana. Sekarang mereka sudah bebas dan mendapatkan sebuah rumah dan uang yang aku berikan sebagai kompensasi. Mereka bisa mendapatkan pelanggan tetap, mendapatkan uang, dan bersenang-senang saat melayaniku. Selain itu, aku sudah memberikan pelajaran pada orang-orang yang terlibat dalam penjualan dirimu. Aku sudah membuat Bar Fio bangkrut, dan membuat para petinggi yang melindungi Bar itu menderita," ucap Gerald menjelaskan apa yang sudah ia lakukan.
Viola pun menggigit bibirnya dengan kuat. Ia tidak menyangka jika Gerald bisa memenuhi syarat yang sudah Viola berikan dengan cara seperti itu. Baru saja Viola akan berkomentar, Gerald melanjutkan apa yang ia katakan. "Ah, soal kakakmu, aku juga sudah memastikan jika kondisinya sudah membaik. Aku membuatnya tinggal di luar kota, dan memastikan anak buahku mengawasinya agar tidak lagi membuat ulah. Ia juga sudah mendapatkan pekerjaan. Sebenarnya, aku ingin memberikannya sebuah pelajaran, tetapi aku tau kau tidak akan menyukainya."
Viola terdiam. Ia jelas tidak menyangka jika Gerald juga memberikan kehidupan baru bagi Ezra. Rasanya, Viola melihat sisi baru Gerald. "Lalu, untuk kejahatan yang sudah aku lakukan padamu, aku juga sudah bertanggung jawab. Aku menikahimu, dan akan menjagamu sebagai istri serta ibu dari calon anakku yang tengah kau kandung."
Jika sudah seperti ini, apakah bertahan di sisi Gerald adalah keputusan terbaik yang bisa Viola ambil? Namun, Viola merasa sangat ragu. Sebelumnya di matanya Gerald adalah seorang monster. Gerald adalah sumber ketakutan terbesar bagi Viola. Rasanya, sangat sulit bagi otak Viola untuk merasa baik-baik saja dan menerima kenyataan bahwa dirinya harus menghabiskan sisa hidupnya dengan Gerald. Melihat keraguan itu, Gerald pun terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu. Namun, pada akhirnya Gerald pun berani untuk mengatakan, "Maaf."
Viola menatap Gerald dan bertanya, "Ya?"
"Maafkan aku atas semua kesalahan yang sudah kuperbuat," ucap Gerald sembari mengalihkan pandangannya dari Viola. Mendengar permintaan maaf yang terasa begitu canggung dari Gerald, tanpa terasa air matanya mengalir begitu saja membuat Viola terisak. Pada akhirnya, Viola pun sadar jika permintaan maaf seseorang bisa terasa seberharga ini. Permintaan maaf yang dikatakan oleh Gerald, pada akhirnya mengangkat sebuah beban yang selama ini menekan dadanya. Permintaan maaf itulah yang membuat penilaian Viola sedikit berubah terhadap Gerald.
.
.
.
Menurut kalian gimana?
Seberapa pentingkah permintaan maaf bagi kalian?
Coba tulis komentar kalian yaw
Jangan lupa pula votenya
Oh iya,jan lupa juga follow akun instagram difimi_ untuk mengikuti info-info seputar cerita Mimi, atau melihat kegabutan Mimi sebagai makhluk yang doyan rebahan wkwkSayang kalian semua!
KAMU SEDANG MEMBACA
Gerald's Obsession
Romance[Karena mengandung unsur DEWASA maka SEBAGIAN CHAPTER DI PRIVATE. FOLLOW SEBELUM MEMBACA. Biar nyaman bacanya😄] Viola adalah opium yang membuat Gerald kecanduan. Viola adalah vodka yang membuat Gerald mabuk. Viola adalah gadis yang membuat Gerald t...