Jumpa Pers

5.1K 330 11
                                    


"Ini kesempatan terakhirmu untuk menebus kesalahan yang sudah kau perbuat pada Viola," ucap Dafa pada Ezra yang duduk di kursi penumpang di sampingnya.

Kini, keduanya tengah berada di dalam mobil yang dikemudikan oleh Dafa. Sebelumnya, sesuai dengan arahan Dani, Ezra pun dipanggil dan diajak berdiskusi mengenai Viola. Kini sudah jelas jika Gerald orang yang sudah membeli Viola dari pihak bar Flo. Karena sangat mustahil meminta kesaksian dari bar Flo, maka kini Ezra yang dimintai tanggung jawab untuk memberikan kesaksian. Meskipun Ezra orang yang sudah menyebabkan Viola terjerumus ke dalam lubang neraka ini, dan hampir melakukan kesalahan fatal dengan melelang Viola, tetapi Ezra adalah kakak kandung dari Viola. Ia juga memiliki kasih sayang untuk adiknya itu. Jadi, ia setuju untuk memberikan bantuan.

Saat ini, Dafa dan Ezra tengah menuju sebuah hotel di mana jumpa pers akan dilangsungkan. Jumpa pers ini dilangsungkan oleh perusahaan Dalton, dengan Gerald yang akan secara langsung memberikan pengumuman di hadapan para pers yang datang. Dafa dan Daniel sudah bisa menebak jika Gerald akan mengumumkan pernikahannya dengan Viola. Karena itulah, ini adalah kesempatan yang paling tepat bagi mereka untuk mengungkapkan kejahatan Gerald selama ini. Setidaknya, dengan Dafa dan Ezra bersuara di tempat yang dipenuhi oleh pers, mereka akan mendapatkan perhatian. Itu hal yang harus mereka manfaatkan sebaik mungkin.

Tak lama, keduanya pun sampai di gedung hotel. Begitu turun dari mobil, keduanya bergegas untuk masuk ke dalam gedung. Hal itu terjadi karena ternyata jumpa pers dilakukan lebih cepat dari jadwal yang mereka ketahui. Tentu saja, keduanya harus menyamar menjadi salah satu dari pers agar mereka bisa masuk dengan mudah. Saat masuk, ternyata Gerald sudah memulai jumpa persnya. Baik Dafa maupun Ezra bisa melihat dengan jelas bahwa gadis cantik yang duduk di samping Gerald adalah Viola. Keduanya tampak terpaku melihat Viola yang tampak berbeda, ia tampak lebih cantik dan anggun. Sebelumnya, Viola juga sudah terlihat cantik. Namun gaun dan riasan yang ia kenakan sepenuhnya membuat Viola memiliki penampilan yang lebih baik daripada sebelumnya.

Selain itu, baik Dafa maupun Ezra sama-sama sepakat jika saat ini Viola terlihat lebih bahagia. Bahkan, sepertinya mereka tidak pernah melihat Viola sebahagia ini sebelumnya. Dafa diam-diam bertanya pada dirinya sendiri, apakah Viola memang pergi dengan keinginannya sendiri dan memilih untuk bertahan di sisi Gerald. Namun, Dafa berusaha untuk segera sadar. Saat ini bukan waktunya bagi Dafa untuk berpikir seperti ini. Dafa dan Ezra segera berusaha untuk menyusup ke tengah kerumunan pers yang berusaha untuk merekam dan mencatat apa yang dikatakan oleh Gerald dengan sebaik mungkin. kilat kamera dan suara para cameramen yang mengambil potret terdengar bersahut-sahutan.

"Jadi, kami sudah memutuskan untuk segera menikah. Untuk tanggal pastinya, kami akan mengumumkannya saat waktunya sudah pas. Untuk upacara pernikahannya, akan berlangsung secara tertutup. Namun, untuk acara resepsi, kami akan membukanya secara terbuka agar teman-teman pers bisa ikut merasakan kebahagiaan yang sama dengan kami," ucap Gerald membuat orang-orang yang mendengarnya merasa bahagia dengan undangan terbuka tersebut.

Viola sendiri terlihat senang dan tersenyum malu-malu. Para wartawan sama sekali tidak membuang kesempatan untuk mengambil potretnya dan Gerald. Semenjak Gerald mengumumkan hubungannya dengan Viola secara resmi, keduanya pun menjadi pasangan yang paling diperbincangkan. Selain karena penampilan mereka yang sangat serasi, keduanya juga terlihat saling mencintai. Gerald yang selama ini dikenal sebagai sosok yang dingin, memperlakukan Viola dengan lembut dan penuh kasih. Tentu saja, hal itu sudah lebih dari cukup membuat para wanita yang melihatnya merasa begitu iri pada Viola. Mereka berbondong-bondong mencari informasi mengenai Viola. Sebesar itulah perhatian khalayak umum pada pasangan muda ini. Karena itulah setiap media masa yang mengetahui jumpa pers ini sama sekali tidak membuang kesempatan untuk mendapatkan berita yang menggemparkan tersebut.

Saat semua orang fokus dengan Gerald dan Viola, Dafa pun berdiri dari tempatnya dan berteriak, "Apa yang ia katakan adalah kebohongan. Gerald adalah penjahat yang terlibat dalam praktik jual beli manusia! Dan Viola adalah salah satu korbannya!"

Tentu saja apa yang dikatakan oleh Dafa sukses membuat semua kamera tertuju padanya. Apa yang ia teriakkan sangatlah kontradiksi dengan apa yang saat ini semua orang lihat. Gerald tidak mungkin bertindak sebagai seorang penjahat, Viola sendiri terlihat seperti kekasih sesungguhnya Gerald. Belum juga Ezra berdiri dan memberikan kesaksian, staf keamanan muncul bersamaan dengan teriakkan, "Bukankah dia Dafa? Dia putra dari Dani Argani, calon politikus yang terkena skandal!"

Suasana menjadi sangat ricuh. Hal itu membuat Bram segera meminta para staf keamanan yang bersedia di sekitar panggung untuk mengawal kepergian Gerald dan Viola. Saat tiba di depan pintu ke luar gedung, tiba-tiba Viola terlepas dari hipnosis dan sadar jika Dafa dan Ezra ada di sana. Saat Viola akan berbalik untuk menghampiri mereka, Gerald mencengkram tangan Viola dengan kuat dan berbisik, "Temuilah mereka, maka saat itu pula kau menyetujui kematian keduanya."

Meskipun Viola tidak mengerti mengapa dirinya bisa berada di tempat asing dengan begitu banyak wartawan dan kedua orang yang ia sayangi tengah berjuang melawan para pria berpakaian serba hitam, tetapi Viola sadar jika dirinya tidak memiliki kuasa untuk melawan Gerald. Dengan berat hati, Viola yang sebelumnya sudah bertemu tatap dengan Dafa, segera membuang muka dan melangkah mengikuti Gerald yang menggandengnya lembut.

**

"Aku akan menuruti apa pun yang kau katakan, tetapi berjanjilah padaku. Berjanjilah untuk tidak melukai kedua pria itu."

Kening Gerald mengernyit dalam saat dirinya mengingat perkataan Viola sebelum dirinya meninggalkan Viola di dalam kamar dalam kondisi pintu terkunci. Tentu saja Gerald senang saat dirinya bisa membuat Viola tidak berdaya dalam pengaruhnya. Namun, entah mengapa dirinya sama sekali tidak senang saat dirinya mengetahui jika Viola berkorban sejauh itu hanya untuk Dafa dan Ezra. Rasanya, Gerald tidak rela Viola berkorban demi dua pria bodoh itu. "Tuan, dia sudah datang," ucap Bram membuat Gerald segera membuka matanya dan menyeringai menatap seorang pria yang kini berdiri di tengah ruangan dengan wajah mengeras.

"Ini pertemuan pertama kita, tetapi sepertinya kau sudah tidak menyukaiku, Tuan Argani?" tanya Gerald sembari bangkit dari kursi kerjanya.

Benar, sosok pria yang datang sebagai tamu Gerald tak lain adalah Dani. Sebenarnya, Dani sama sekali tidak memiliki niatan untuk bertemu secara pribadi dengan Gerald, sementara putranya masih berada di kantor polisi karena ditahan dengan alasan mengacaukan acara orang lain dan menyebarkan berita palsu penuh ujaran kebencian. Namun, Dani tahu jika bertemu dengan Gerald adalah satu-satunya cara bagi dirinya untuk bisa mengeluarkan putranya dari kantor polisi. Kekuasaan yang Dani miliki tidak berpengaruh di hadapan kekuasaan miliki predator seperti Gerald. "Aku tidak ingin berbasa-basi. Apa yang ingin kau sepakati?" tanya Dani to the point.

Gerald menyeringai. "Aku suka kecerdasanmu," ucap Gerald lalu duduk di sofanya yang tepat menghadap pada Dani yang masih berdiri di tengah ruangan. Gerald mengajak Dani bertemu tentu saja bukan untuk saling menyapa atau berbincang santai. Gerald jelas memiliki hal mendesak yang harus ia bicarakan dengan Dani mengenai Dafa. Ia sudah terlalu muak berhadapan dengan para pria bodoh yang terus saja mengganggu hidupnya.

"Mudah saja, aku ingin kau mengurus putramu. Jangan biarkan dia mengusik hidupku. Sekali lagi dirinya muncul di hadapanku dan Viola, maka saat itu pula aku sendiri yang akan mematahkan lehernya," ucap Gerald tanpa emosi.





.

.

.

Gimana nih kira2 nasibnya Viola?
Ada yang bisa nebak?

Gerald's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang