Resep

5.5K 384 17
                                    

"Ingat, jangan mengatakan hal yang macam-macam," ucap Bram pada Evelin yang tengah merapikan pakaiannya saat melangkah menyusuri lorong kediaman mewah milik Gerald. Kediaman keluarga Dalton di Indonesia ini memiliki tampilan yang menunjukkan kesuksesannya Gerald sebagai seorang pengusaha muda yang sukses. Tentu saja, tampilan kediaman Gerald di negara lain juga tidak kalah mewah dan indahnya dengan kediamannya ini.

Mendengar apa yang dikatakan oleh Bram, Evelin pun menghentikan langkahnya dan menatap Bram dengan tajam. Tentu saja Bram juga menghentikan langkahnya dan menatap Evelin dengan kening mengernyit. Bram sama sekali tidak merasa sudah melakukan kesalahan yang patut mendapatkan tatapan tajam seperti saat ini. "Apa ada yang ingin kau katakan padaku?" tanya Bram.

"Ya. Aku ingin mengatakan jika aku tidak menyukaimu, kau menyebalkan," jawab Evelin, sama sekali tidak membuat Bram terkejut.

Sejak awal mengenal, Evelin dan Bram sama sekali tidak cocok. Sifat mereka terlalu bertolak belakang. Lebih dari itu, Bram sendiri tidak terlalu menyukai Evelin yang terlalu terus terang, dan berusaha untuk mengekang Gerald. Sementara Evelin tidak menyukai Bram yang terlalu menurut pada Gerald, menurut Evelin Bram seharusnya bisa membuat Gerald berhenti melakukan hal yang salah. Saat ini saja, Bram masih saja mendapatkan tatapan tajam dari Evelin. Rasanya, jika tatapan seseorang bisa melukai orang lain, pasti saat ini Bram sudah sekarat karena tatapan tajam Evelin. Bram hanya menghela napas pendek dan berkata, "Aku juga tidak menyukaimu. Menurutku, kau juga menyebalkan."

Sembari melangkah tidak peduli, Evelin berkata, "Lagi pula aku sama sekali tidak menanyakan pendapatmu terhadap diriku."

Bram memejamkan matanya. Rasanya, Bram lebih baik mendapatkan tugas lapangan yang sulit daripada harus berhadapan dengan Evelin yang menyebalkan seperti ini. Namun, Bram sama sekali tidak bisa menolak perintah yang sudah diberikan oleh Gerald padanya. Bram memiliki tugas untuk mempertemukan Evelin dengan Viola yang masih di kurung di dalam kamar utama kediaman Dalton, yang tak lain adalah kamar pribadi Gerald. Semenjak Viola berhasil ditangkap olehh Gerald dan menyatakan kepatuhannya pada Gerald, Viola dikurung di dalam kamar Gerald yang mewah. Entah karena apa Gerald melakukan hal itu. Namun, apa yang dilakukan oleh Gerald ini, adalah hal yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Hal langka yang membuat Evelin merasa sangat penasaran dan ingin kembali bertemu dengan Viola.

Saat tiba di depan pintu kamar utama, Evelin tampak tidak sabar saat Bram membukakan pintu. Sekali lagi, sebelum Evelin masuk ke dalam kamar, Bram memperingatkan dokter cantik itu. "Ingat, jangan mengatakan hal yang macam-macam. Apa pun yang kau lakukan terawasi sepenuhnya oleh Tuan. Jadi, lakukan apa yang sudah perintahkan, karena itu demi keselamatanmu sendiri," ucap Bram.

"Urus urusanmu sendiri," ucap Evelin kesal lalu masuk ke dalam kamar mewah milik Gerald yang sangat luas. Kamar Gerald bahkan setara dengan luas sebuah rumah di kompleks perumahan. Terlalu luas untuk dijadikan sebuah kamar pribadi. Namun, Gerald memang memiliki kepridian seperti itu.

Saat melangkah menuju area di mana ranjang berada, di sanalah Evelin menemukan Viola yang duduk di tepi ranjang dan menatap ke arah jendela. Viola yang mengenakan gaun tidur tipis yang menunjukkan leher dan bahunya, tampak lesu dan menatap kosong pemandangan indah halaman kediaman Dalton tersebut. Evelin berdeham dan berkata, "Halo, Viola. Aku Evelin. Aku dokter yang dikirim oleh Gerald untuk memeriksa kondisimu, dan memberikan resep vitamin untukmu."

Viola hanya menoleh dan tidak mengatakan apa pun. Evelin mendekat dan duduk di samping Viola, lalu membuka tas kerja yang ia bawa sebelumnya. Evelin pun menjalankan prosedur pemeriksaan medis secara normal. Setelah itu, barulah Evelin berbicara pada Viola sembari menuliskan sesuatu pada bukunya. "Ke depannya, aku akan datang untuk memeriksa kondisimu secara berkala. Karena itulah, aku akan mencatat kondisimu saat ini," ucap Evelin membuat Viola sedikit bereaksi dan melihat buku catatan Evelin yang terbuka lebar di hadapannya.

Namun, apa yang dituliskan oleh Evelin sama sekali tidak berkaitan dengan kondisinya. Viola pun mengerti, jika Evelin ingin mengajaknya bicara, tetapi terhalang oleh pengawasan. Karena itulah, Evelin memilih untuk mencatatnya di dalam buku. "Aku tau apa yang terjadi padamu. Sebelumnya, aku sudah melihatmu saat kau mengalami kram usus," tulis Evelin di atas kertas.

"Aku harap, kau tidak terlalu stress dan makan makanan yang sehat serta lezat," ucap Evelin untuk mengurangi kecurigaan.

Evelin terus mengajak bicara Viola mengenai cara menjaga kesehatan, sementara tangannya sendiri tetap bekerja menuliskan apa yang sebenarnya ingin ia sampaikan secara pribadi Viola. Saat melihat apa yang dituliskan oleh Evelin, Viola pun meremas gaun tidur yang ia kenakan. Viola, sama sekali tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Evelin. "Meskipun tau apa yang terjadi padamu, aku sama sekali tidak bisa menolongmu. Karena itu malah akan lebih membahayakanmu, Viola. Percayalah, dengan kau berada di sini, ini sudah lebih dari cukup mengonfirmasi jika Gerald tidak akan melukaimu. Kau, memiliki posisi penting di dalam hidup Gerald. Percayalah padaku, Gerald akan melindungimu."



***




"Maaf, Tuan. Tapi file rekaman video yang Anda berikan sama sekali tidak bisa kami pulihkan. Ternyata ada virus yang sepenuhnya merusak file tersebut," ucap seorang pria yang Dafa percaya untuk memulihkan video rekaman kamera pengawas yang ia dapatkan dari pihak hotel dengan susah payah.

"Apa? Tapi—"

"Maafkan saya Tuan. Kami sudah melakukan semua cara yang kami ketahui untuk memperbaikinya, tetapi ternyata itu tetap tidak bisa memulihkan rekaman tersebut. Tolong sampaikan penyesalan kami pada Tuan Dani atas ketidakmampuan kami membantu Anda, Tuan," ucap pria tersebut lalu undur diri dari kafe tempat di mana Dafa mengajak bertemu untuk membicarakan masalah itu.

Dafa pun memejamkan matanya, merasa begitu frustasi. Rasanya, semua hal yang Dafa lakukan untuk membantu Viola sama sekali tidak ada yang berjalan dengan lancar. Selalu ada kendala yang rasanya membuat Dafa benar-benar ingin menumpahkan semua kekesalannya yang memuncak tersebut. Namun, Dafa tidak bisa melakukan hal itu. Marah dan mengamuk hanya membuang-buang waktu, sementara dirinya harus segera menemukan keberadaan Viola. Dafa pun bergegas untuk meninggalkan kafe dan mengatakan apa yang terjadi pada ayahnya. Saat ini, satu-satunya orang yang bisa ia percaya adalah ayahnya. Karena itulah, Dafa harus membicarakan mengenai rencana pencarian Viola hanya dengan ayahnya.

Begitu Dafa pergi, seorang pria yang sebelumnya sibuk dengan buku menu, segera menutup buku menu. Ternyata, itu adalah Bram. Ia pun menyeringai dan menghubungi Gerald. "Semuanya sudah terkendali, Tuan," ucap Bram.

"Jadi dia tidak mendapatkan rekaman yang sudah dipulihkan?" tanya Gerald.

"Tidak, Tuan. Karena rekaman yang dianalisis dan dipulihkan adalah rekaman salinan yang sudah rusak karena virus. Sementara rekaman aslinya berada di tangan saya," jawab Bram sembari mengeluarkan USB dari saku jas necis yang ia kenakan. Kini, Dafa sama sekali tidak bisa mendapatkan bukti yang menunjukkan bahwa Viola tidak pergi atas keinginannya sendiri, dan tidak bisa menemukan orang yang sudah membeli Viola dari Flo.

"Kerja bagus. Kalau begitu, kita akan melanjutkan rencananya ke tahap selanjutnya. Tetap awasi pergerakan Dafa dan ayahnya. Para pria tolol yang hanya mengandalkan keberanian itu, harus kuberi pelajaran karena sudah terlalu mengusik kesabaranku," ucap Gerald lalu menutup sambungan telepon begitu saja. Bram pun bangkit dari kursinya sembari bersiul. Bram lebih senang melakukan hal semacam ini. Bertugas di luar, dan mengandalkan otak serta fisiknya untuk menghajar orang-orang yang sudah mengusik tuannya. Jelas ini hal yang lebih baik daripada harus berhadapan dengan Evelin yang sungguh menyebalkan dan membuatnya muak.

Gerald's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang