Berbeda

4.5K 380 31
                                        

"Dafa tidak ada di rumah, Farrah," ucap Gina pada Farrah yang bertamu. Ini pertemuan pertama Ginda dan Farrah setelah sekian lama. Terakhir kali mereka bertemu saat Farrah menangis dan bertanya ke mana perginya Dafa. Tentu saja, baik Gina maupun Dani tahu jika Farrah ini memilih perasaan pada Dafa. Namun, keduanya sepakat untuk tetap tidak memberitahu keberadaan Dafa pada Farrah. Hingga, Dafa pulang kembali setelah beberapa bulan dipaksa tinggal di luar negeri. Dani memberikan izin pada Dafa untuk kembali, setelah membuat kesepakatan agar Dafa tidak lagi mengurus atau terlibat dengan hal apa pun yang berkaitan dengan Viola. Dani dan Gina tentu saja merasa sangat lega saat melihat Dafa yang sudah lebih tenang daripada sebelumnya.

"Lalu di mana, Tante? Bukankah Dafa sudah kembali dari Kanada?" tanya Farrah membuat Gina mengernyitkan keningnya.

Tentu saja apa yang dikatakan oleh Farrah terdengar aneh bagi dirinya. Padahal, sebelumnya ia yakin jika masalah mengenai keberadaan Dafa di Kanada hanya diketahui oleh segelintir orang, dan Farrah tidak termasuk ke dalam golongan tersebut. Namun, Gina memilih untuk memasang senyum manis dan berkata, "Tante tidak bisa menjawabnya, Sayang. Sebelumnya, Dafa sudah berpesan pada Tante untuk tidak memberitahukan keberadaannya pada siapa pun. Sepertinya ia ingin menghabiskan waktu sendiri. Jika ingin bertemu dengannya, coba kamu hubungi saja Dafa."

Farrah memaki dalam hatinya. Memangnya Gina pikir sebelumnya ia tidak berusaha untuk menghubungi Dafa? Ia sudah berusaha untuk menghubunginya, tetapi Dafa selalu menolak panggilannya dan berakhir memblokir nomornya. Tentu saja hal itu membuat Farrah panik. Ia tidak tahu apa yang sudah terjadi hingga membuat Dafa berakhir memblokir nomornya seperti itu. Hanya saja, saat ini Farrah harus bersandiwara sebagai anak baik. Ia tersenyum dan berkata, "Aku sudah mencoba menghubunginya, Tante. Tapi Dafa tidak menjawabnya."

Mendengar hal itu, Gina pun berkata, "Kalau begitu, sepertinya Dafa memang ingin waktu sendiri. Biarkan dia menikmati waktunya. Dia pasti akan menghubungimu saat sudah tiba waktunya."





**





"Apa?" tanya Viola tidak percaya pada Gerald yang kini tengah mengemudi.

Gerald mengernyitkan keningnya dan balik bertanya, "Memangnya apa yang membuatmu terkejut seperti itu?"

Viola menghela napas dan memijat pangkal hidungnya. "Kamu masih bertanya? Aku tengah hamil, dan kamu mengajakku berkemah?" tanya Viola tidak percaya dengan ide aneh Gerald.

Memang benar, tidak ada salahnya berkemah. Namun, Viola yang hamil enam bulan sangat mudah lelah, dan rasanya sangat malas untuk turun dari ranjangnya. Namun, tiba-tiba Gerald memintanya berganti baju dan memaksanya untuk ikut dengannya. Saat di tengah jalan, barulah Viola tahu ke mana mereka akan pergi. Ternyata, Gerald akan membawanya ke tempat di mana mereka akan berkemah. Hal yang lebih membuat Viola pening adalah, Gerald tidak membawa siapa pun yang bisa membantu mereka saat berkemah. Gerald bahkan menyetir sendiri mobil mewah yang biasanya tidak pernah ia gunakan, karena berukuran cukup besar dan bisa menampung sekitar enam orang ini.

"Kenapa memangnya? Evelin sendiri tidak melarangku saat mendengar aku akan membawamu berkemah. Ia hanya menyebutkan beberapa hal yang tidak boleh dilakukan," ucap Gerald membela diri. Mendengar hal itu, Viola pun menghela napas. Rasanya percuma saja Viola berbicara dengan Gerald.

Semenjak keduanya saling mengutarakan apa yang mereka inginkan dalam pernikahan mereka, Gerald dan Viola tanpa sadar semakin dekat saja. Apalagi saat Gerald selalu tersiksa karena morning sickness. Secara alami, Viola merasa simpati dan membantu Gerald saat dirinya terserang mual parah di pagi hari. Bahkan, Viola sempat memilih untuk mengurangi porsi makannya yang bertambah dan mengurangi kudapan yang ia santap karena setiap dirinya makan, maka Gerald akan kembali muntah. Namun, Gerald malah marah. Ia mengatakan jika dirinya tidak selemah itu, dan memerintahkan Viola untuk makan dan melakukan apa pun yang ia inginkan tanpa memikirkan keadaan Gerald. Selama, itu tidak membahayakan Viola.

Viola merasa kesal dan memilih untuk membuang wajahnya dari Gerald dan memejamkan matanya. Ia merasa mengantuk dan tidak mau lagi bertengkar dengan pria itu. Tidak memerlukan waktu terlalu lama, Viola pun terlelap dengan nyenyaknya. Gerald yang menyadari hal itu, segera memastikan jika sabuk pengaman Viola tidak menghimpit perutnya. Setelah memastikan hal itu, Gerald kembali fokus dengan kemudinya. Karena tempat berkemah mereka memang cukup jauh, butuh hingga tiga jam bagi Gerald untuk mengemudikan mobilnya. Sesampainya di tempat berkemah yang asri dan berada di dekat danau dengan air jernih berwarna emerald, Gerald segera turun dari mobil dan menyiapkan tempat berkemah tanpa membangunkan Viola.

Sebenarnya, Gerald sendiri tidak mengerti mengapa dirinya sampai mau repot-repot mengurus hal seperti ini. Hal yang berada di dalam otak Gerald adalah berkemah dengan Viola tanpa ditemani siapa pun, dan menikmati suasana baru. Terlebih, jika Gerald berhasil mengajak Viola bercinta di alam seperti ini, pasti sangat menyenangkan. Gerald memang mendapatkan sebuah tempat yang sangat indah dan cocok untuk dijadikan tempat berkemah. Ia sudah memastikan jika tidak akan ada orang yang memasuki area berkemah saat dirinya dan Viola berada di area ini. Gerald akan memastikan jika pengalaman berkemah ini akan menjadi pengalaman yang sangat menyenangkan bagi Viola.

Saat Gerald selesai menyiapkan perkemahan, api unggun dan bahan-bahan untuk makan malam, langit pun sudah berubah jingga tanda jika malam akan segera datang. Saat itu pula Viola yang sebelumnya terlelap, bangun dari tidurnya. Ia turun dari mobil, dan duduk di kursi kemah yang sudah disiapkan oleh Gerald. Sembari mengusap matanya yang masih melekat, Viola berkata, "Aku lapar."

"Apa hidupmu hanya berkisar tidur dan makan saja?" tanya Gerald kesal, tetapi tangannya bergerak menyiapkan alat-alat untuk memasak makan malam.

Ternyata, makan malam mereka adalah daging yang dipanggang dengan bawang putih, sosis, serta beberapa sayuran yang sipanggang bersama. Suara desisan daging panggang dan aroma yang menguar, membuat Viola menatap acara memasak Gerald dengan penuh minat. Viola bahkan menelan ludah berulang kali karenanya. Gerald yang melihat hal itu hanya berdecak dan mempercepat acara memasaknya. Ia juga tidak lupa membuat saus lezat untuk pendamping daging panggang tersebut. Tak membutuhkan waktu lama, Gerald memotong-motong daging panggang dan membawanya mendekat pada Viola. Gerald menyuapi Viola setelah memastikan jika daging panggang tersebut tidak lagi panas. "Bagaimana?" tanya Gerald saat Viola mengunyah daging panggangnya dengan semangat.

Viola tersenyum hingga kedua matanya menyipit. "Lezat!" serunya senang.

Gerald yang mendengar seruan itu mau tidak mau merasa begitu bangga. Ia berdeham dan kembali menyuapi Viola. Namun, Viola berkata, "Tidak mau sausnya. Sayurnya juga. Mau daging dan sosisnya saja."

Gerald mengernyit. "Memangnya kau ini karnivora? Makan sayurnya juga. Jika tidak, maka tidak aka nada makan malam," ucap Gerald membuat Viola mengerucutkan bibirnya dan menurut. Gerald tentu juga ikut makan dengan daging yang berada di piring yang sama dengan Viola.

Meskipunpada awalnya Viola tidak mau berkemah dengan Gerald, pada akhirnya Viola punmenikmati acara berkemah tersebut. Terlebih karena santapan lezat yangdisiapkan oleh Gerald, membuat dirinya benar-benar dimanjakan. Viola rasa, ituadalah momen terbaik yang pernah ia alami ketika bersama dengan Gerald. Sedikitbanyak, menurut Viola, Gerald berbeda daripada sosok Gerald yang sebelumnya.Gerald di masa ini, terasa lebih manusiawi, dan rasanya tidak akan menyeramkanjika Viola akui sebagai suaminya.




.

.

.

Kalau the Hottest Desire enggak bisa update, Mimi ganti pakai Gerald aja ya, setuju?Setuju deh yak wkwkJangan lupa tinggalkan komen yawSayang kalian semua!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kalau the Hottest Desire enggak bisa update, Mimi ganti pakai Gerald aja ya, setuju?
Setuju deh yak wkwk
Jangan lupa tinggalkan komen yaw
Sayang kalian semua!

Gerald's ObsessionTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang