▪︎Chapter 26: BERKENALAN▪︎

313 50 40
                                    

     Konflik untuk work ini masih ada beberapa yang belum muncul, semoga nggak sampai terlalu bertele-tele sampai bikin kalian bosen bacanya, ya.

     Anyway, terimakasih yang masih ngikutin sampai sekarang. Semoga masih terhibur dan nggak bosek ngasih komentar-komentar lucu di setiap paragrafnya, ya. ❤

~~~~~

      Dada Melati tak henti-hentinya berdetak lebih cepat dari biasa. Sejak pagi tadi, Bobby sudah memberitahunya bahwa akan menjelaskan perihal wanita bernama Lily yang beberapa hari lalu mendadak muncul diantara keduanya.

      Mentari sudah pergi ke sekolah, diantar sang Ayah yang sejak malam sudah menghujani ponselnya dengan permintaan izin untuk mengantar Mentari ke sekolah dan mengajaknya berjalan-jalan sepulang sekolah. Melati tentu saja mengiyakan. Ia turut bahagia Mentari mulai bisa menerima Ziandra sebagai ayahnya dengan hati lapang.

     Sedang asik mengaduk teh hangat di cangkir, Melati mendengar ketukan sebanyak tiga kali dari pintu utamanya. Ia menarik napas terlebih dahulu sebelum melangkahkan kakinya untuk membuka pintu. Ia sudah tahu siapa oknum yang mengetuk itu. Oknum yang sama dengan orang yang membuatnya resah sejak beberapa hari lalu.

     Melati menahan napas ketika melihat Bobby dan sang wanita sudah berdiri di hadapannya ketika ia membuka pintu. Saling sapa sebentar, Melati mempersilahkan keduanya masuk dan meminta untuk menunggu di ruang tamu. Ia menyiapkan minuman terlebih dahulu sebelum ikut bergabung dengan keduanya.

      "Mel, ini Lily. Lily, ini Melati." Pria satu-satunya di ruangan itu membuka suara ketika ketiganya sudah berkumpul di ruang tengah. Jangan tanya soal jantungnya. Sedari tadi tak bisa disuruh tenang sedikit saja. Takut jika ada salah kata yang terucap nanti.

     "Hai, Mel!" Lily menyodorkan tangannya untuk berjabat, yang disambut hangat oleh Melati.

     Bobby kembali membuka suara ketika keduanya sudah berkenalan dengan resmi. "Lily ini sahabatku sejak kecil, terakhir ketemu dua tahun yang lalu, sejak aku mutusin buat keluar dari rumah dan milih nyari jalan hidupku sendiri." Jelasnya kemudian.

     "Belagu kan? Masih bocah sok-sokan nyari jalan hidup." Celetuk Lily menambahkan, membuat Melati setidaknya tersenyum sedikit.

     Bobby mengendikkan bahunya. "Setidaknya, aku udah nemuin hidupku di sini. Di depanku, nih." Mata kecilnya menatap Melati dengan senyum simpulnya, disambut dengan eluhan Lily yang memutar matanya sembari mengejek.

     Laki-laki tersebut lalu menceritakan tujuan Lily ke sini, yang tidak lain tidak bukan adalah menyuruhnya kembali ke rumah. Namun ada hal yang masih belum diceritakan Bobby. Perihal perjodohannya.

     "Kalian sudah makan?" Tanya Melati setelah Bobby bercerita panjang lebar. "Aku tadi masak kepiting saus tiram sama capcay tumis, siapa tahu—"

     "Loh, kepiting?" Potong Lily heran, menoleh ke arah Bobby di sebelah kanannya. "Emangnya kamu nggak tau, ya? Bobby kan nggak bisa makan sea food."

     "Ah..." Melati baru tahu hal itu.

     Melihat raut Melati yang berubah, Bobby merasa tak enak karena hal itu. "Nggak apa-apa, Mel. Nanti aku cobain."

     "Jangan sembarangan! Nggak inget apa, kamu sampai muntah waktu mamaku masakin kamu kepiting? Abis itu sebadan gatal-gatal. Aku nggak mau nungguin kamu di rumah sakit lagi, ya." Tukas Lily kesal. Bobby semakin merasa bersalah pada Melati yang menjadi lebih diam dari sebelumnya.

     Lily meraih tas kecilnya lalu ia sandarkan di bahu kanannya. "Mending kamu temenin aku ke salon, yuk. Aku udah bikin appointment sama mereka jam sepuluh. Setengah jam lagi nih."

Secret Of Flower [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang