▪︎Chapter 20: SUDAH WAKTUNYA▪︎

341 59 5
                                    

     Malam itu, Melati dan Mentari akhirnya kembali ke rumah mereka sendiri. Bobby yang mengantar keduanya tak menanyakan lagi perihal kepulangan Melati siang tadi, tentang Ziandra yang membuat Melati capek—menurut pengakuan Melati—. Bobby memberinya waktu untuk beristirahat, untuk menenangkan dirinya sampai ia sendiri yang siap untuk menceritakannya.

     Pasangan ibu dan anak itu sudah siap dengan piyama mereka, menyambut malam yang lelah dengan berpelukan. Lalu Mentari ingat sesuatu. "Ibu, Tari baru ingat!" Gadis kecil itu menyampirkan selimut yang sudah membungkus tubuhnya, bergegas mengambil tas kecilnya lalu mengeluarkan sesuatu dari dalam sana.

     "Tari dikasih ini sama Bibi Diva. Katanya buat Tari sama Ibu." Tangan kecilnya menyodorkan sebuah paper bag untuk Melati. Sang ibu langsung membuka bingkisan itu dan menemukan sebuah jar plastik berisikam serbuk berwarna abu-abu, beserta sebuah catatan kecil menempel di luarnya.

———————————————————
Aman dipake bareng Tari kok, mbak. Masker ini dari bahan alami, aku yang bikin, rencananya mau dijual tapi aku pengen Mbak Mel nyobain dulu.

Siapa tau Mas Bobby makin kepincut abis ini, hehehe. 🤪
————————————————————

     Kalimat terakhir dalam catatan ini membuat Melati berdecih kecil. "Rese' banget, dasar."

   "Itu apa, Bu?" Suara nyaring Mentari menyadarkan Melati. "Oh, masker wajah, sayang. Tari mau coba?" Tawaran itu disambut anggukan antusias dari si gadis kecil. Melati kemudian meracik masker tersebut dan memakaikannya pada wajahnya dan wajah Mentari.

     Sembari menunggu masker tersebut mengering, keduanya menyandarkan punggung dengan malas di sofa ruang tengah, sambil menonton televisi yang sedang memutarkan siaran kesukaan Mentari, Return Of Superman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

     Sembari menunggu masker tersebut mengering, keduanya menyandarkan punggung dengan malas di sofa ruang tengah, sambil menonton televisi yang sedang memutarkan siaran kesukaan Mentari, Return Of Superman.

     "Tari, jangan ketawa, nanti maskernya retak!" Ujar Melati heboh ketika Mentari tertawa kencang saat melihat adegan Song Daehan, Song Minguk, dan Song Manse begitu sulit diatur ketika sang Ayah ingin membuat foto untuk paspor mereka. "Itu, Mance lucu banget, Ibuuuu." Mentari sudah tak memerdulikan maskernya. Masker yang hampur mengering itu sudah retak sana sini akibat pergerakan otot di wajah Mentari yang tak henti-henti.

     Hingga saat layar televisi menampilkan adegan Song Il Guk menciumi ketiga anak kembarnya itu bertubi-tubi di seluruh wajah mereka, Mentari terdiam. Matanya fokus menatap adegan demi adegan yang bermain di hadapannya tanpa suara. Melati tersadar, Mentari tak pernah sediam ini. Biasanya, mulutnya akan penuh dengan komentar-komentar sederhana, seperti sebelumnya. "Tari, sudah mengantuk?" Tanya Melati penasaran. "Kalau sudah mengantuk, kita cuci muka lalu tidur, yuk."

     Mentari masih tak menjawab hingga adegan televisi berganti dengan iklan. Gadis kecil itu lalu bergantian menatap Melati dengan mata sendunya. "Ada apa, sayang?" Tanya Melati cemas. Apakah ini ada hubungannya dengan adegan ayah dan anak di televisi barusan?

Secret Of Flower [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang