Jangan lupa vote, comment ya 🥰
Beberapa bulan telah berlalu. Hubungan Ara dan Jay yang awalnya berantakan semakin membaik. Ara yang awalnya menaruh banyak rasa curiga pun sudah mulai bisa mempercayai kekasihnya. Tapi kembali lagi pada kenyataan bahwa Ara pernah ragu, Ara hanya berharap takdir tak sedang mempermainkannya.
Jika memang ia dan Jay saling di takdirkan, Ara berharap ke depannya takdir tak semakin mempersulit semuanya. Ara lelah harus kecewa dan sakit hati lagi dan lagi.
Dan di sinilah dia sekarang. Di sebuah rumah makan mewah bersama kekasihnya. Mereka merayakan anniversary satu tahun hubungan mereka dengan makan malam mewah. Padahal Ara merasa baru kemarin ia menerima Jay menjadi pacarnya. Tak terasa semua sudah berjalan selama setahun.
Jay sendiri memesan ruangan khusus untuk merayakan momen penting itu. Ara tak henti-hentinya mengukir senyum di wajahnya menatap sang kekasih yang duduk di hadapannya.
"Kenapa sih liatin aku kayak gitu, by?"
"Gaya lo Jong Seong pake acara by segala. Lo kata Ara babi?"
Celetuk Ni-Ki. Yup, Ara dan Jay tidak hanya berdua.
Sejoli itu ditemani oleh teman-teman Jay dan pastinya ada Eun Jung yang tentunya selalu menempel dengan Heeseung. Celetukan itu pun langsung mendapat kata setuju dari Eun Jung.
"Gue udah pernah bilang ke Jay tapi gak didengerin."
Jay berdecak sebal mendengar celetukan dari Eun Jung.
"Bagi gue Ara itu baby. Elo berdua yang babi. Gini nih, derita punya temen jomblo karatan. Gak tau yang romantis-romantis."
Sarkas Jay yang langsung mendapat sambutan gelak tawa dari seisi ruangan. Secara bersamaan, Ni-Ki dan Eun Jung langsung meninggalkan kedua sejoli yang sedang asyik itu.
"By."
"Hm?"
Jay bangkit dari duduknya dan berdiri tepat di belakang Ara yang masih duduk di kursinya. Jay mengalungkan sebuah kalung berliontin biru yang pastinya tidak asing bagi Ara.
"Aku tau mungkin biru bukan warna kesukaan kamu. Tapi kalung ini berharga banget buat aku. Kamu pake terus ya. Jangan kamu lepas."
Setelah memasang kalung itu, Jay memeluk tubuh mungil Ara dari belakang. Ara terkekeh.
"Iya deh. Aku suka kok sama kalungnya."
Ara mengusap pelan kedua tangan Jay yang melingkar tepat kedua bahunya. Jay sendiri menumpukan dagunya ke kepala Ara.
"Hari ini aku gak pulang sama kamu ya."
"Loh? Kok gitu, by? Kenapa?"
Jay langsung melepas pelukannya dan berpindah posisi ke samping tubuh Ara.
"Aku mau nginep di rumah Eun Jung. Jadi sekalian aja aku pulang sama Eun Jung."
Jay tampak berpikir dan menimbang. Ara yang gemas langsung mencubit pelan lengan laki-laki itu.
"Cuman sehari kok."
Jay mendengus.
"Iya deh."
🌠🌠🌠
Sinar fajar menembus kamar yang di tempati Eun Jung dan Ara. Terlihat dua perempuan itu sudah rapi.
"Udah siap?"
Tanya Ara. Eun Jung hanya mengangguk. Hari ini mereka berdua berniat pergi ke rumah abu untuk bertemu dengan kakak Eun Jung.
Kakaknya, Eun Seok meninggal 1 tahun silam karena kecelakaan. Tapi Eun Jung sendiri meragukan kakaknya meninggal karena kecelakaan. Menurut gadis itu, ada yang janggal dari kematian kakaknya.
Tapi Eun Jung tidak ingin membahkan spekulasi tak berdasarnya yang hanya akan semakin membuat orang tuanya terpukul kala itu. Bagaimana tidak? Sebuah mobil jenazah tiba-tiba mendatangi rumah Eun Jung hari itu.
Tentu saja orang tua Eun Jung syok berat. Apalagi Eun Seok, kakak Eun Jung, tergolong orang yang berprestasi, kebanggaan orang tua, dan bisa diandalkan.
Eun Jung merasa janggal karena saat itu petugas rumah sakit mengatakan bahwa pada Eun Jung bahwa kakaknya kecelakaan mobil. Padahal setahu Eun Jung kakaknya tidak bisa mengemudikan mobil. Alhasil, saat orang tua Eun Jung bertanya, Eun Jung hanya bisa menjawab bahwa kakaknya meninggal karena tertabrak mobil.
Sekarang, karena apapun kakaknya meninggal, Eun Jung sudah ikhlas meskipun ia tetap curiga. Ia harus bisa tegar karena sekarang ia yang memegang peran untuk mewujudkan impian kedua orang tuanya. Kalau ia lemah, yang ada hanya bisa mengecewakan orang tuanya yang pasti sekarang menggantungkan harapan mereka pada Eun Jung. Karena sekarang, Eun Jung lah satu-satunya anak mereka.
Orang tua Eun Jung sendiri baru bisa berkunjung ke rumah abu nanti sore karena ada pekerjaan yang benar-benar tidak bisa ditinggalkan.
Ara dan Eun Jung langsung berangkat menaiki mobil Eun Jung. Sesampainya di sana, Ara dan Eun Jung langsung menuju lemari tempat abu Eun Seok disimpan. Ara membiarkan Eun Jung berbicara seorang diri dengan kakaknya. Ara menunggu di sebuah taman tak jauh dari rumah abu itu. Tiba-tiba matanya menangkap sebuah siluet yang tak asing.
"Jay?"
Langkap cepat Jay membuat Ara batal untuk memanggil laki-laki yang sepertinya tidak sadar dengan kehadiran sang kekasih. Ara memilih mengikuti Jay diam-diam. Pikirannya mulai berpikir hal-hal negatif tentang Jay seperti yang sering ia lakukan dulu.
Apa yang Jay lakukan? Kenapa ia terlihat terburu-buru? Bahkan Jay menggunakan pakaian yang benar-benar tertutup dari topi, masker, bahkan pakaian berlengan panjang. Semuanya serba hitam.
Tak disangka-sangka, Jay berhenti di sebuah lemari abu dengan banyak hiasan bunga berwarna putih. Tangan Jay sendiri menggenggam seikat bunga putih yang serupa.
"Siapa orang itu?"
Ara bertanya-tanya sambil menatap Jay dari jauh. Tak lama, terlihat Jay meneteskan air matanya setelah melepas masker yang ia gunakan untuk menutup wajahnya.
Ara hanya bisa menatap hal itu dengan tatapan tidak percaya. Apa yang Jay lakukan? Kenapa menangis di depan lemari abu orang? Apa keluarga Jay ada yang meninggal? Tapi siapa?
Setelah Jay pergi, Ara langsung pergi ke tempat yang Jay datangi tadi. Ara terlalu penasaran untuk tidak mendekat dan melihat siapa yang berhasil membuat Jay yang berhati batu menjadi menangis tersedu-sedu seperti tadi.
Ia mengernyit. Ara tidak merasa mengenal orang itu. Seorang gadis manis dengan lesung pipi yang memukau. Tak bisa Ara pungkiri, wajahnya pun terlihat familiar.
"Yoon Areum?"
Ara bermonolog. Siapa perempuan itu? Apa ia saudara Jay? Tapi setahu Ara Jay itu anak tunggal. Atau mungkin keluarga Jay?
Ah, teka-teki apa lagi ini? Kenapa Jay bahkan tidak pernah memberitahu Ara tentang gadis bernama Areum itu? Apa sebuah hal yang memang Jay sembunyikan?
"Kang Ara?"
Sebuah suara dari balik tubuh Ara berhasil membuat lamunan dan pikiran Ara buyar begitu saja. Ara langsung memutar tubuhnya dan menatap orang yang baru saja memanggilnya. Melihat orang itu, Ara malah semakin bingung.
Apa yang sebenarnya terjadi dan tidak Ara ketahui?
🌠🌠🌠
Hope you like it guys 💙🥺🦅
![](https://img.wattpad.com/cover/246308091-288-k306977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Before The Happy Ending || Jay Enhypen
Fiksi Penggemar[Sudah Revisi] [Completed] Kisahnya sempat terhenti karena separuh jiwanya hilang. Namun sekarang, kisah cinta itu kembali berjalan seperti semula. Menuntut sebuah akhir atas kisah cinta yang terlalu klise bagi sebagian orang. ••• Kang Ara yang akra...