8

1.2K 108 4
                                    

Hari yang cukup memusingkan untuk seorang Lee seokmin, ia pusing bukan karena pekerjaannya yang menumpuk bahkan seokmin bukan orang yang suka menumpuk pekerjaan ia pusing karena bingung bagaimana caranya menjenguk jihoon.

Sudah tiga hari seokmin tak bisa mengunjungi jihoon begitu juga dengan yang lain mereka selalu di larang perawat untuk menemui jihoon.

Pintu ruang kerja seokmin terbuka dan munculah Jisoo yang tengah datang dengan malas karena sudah tiga hari Jisoo harus datang ke ruangan seokmin dan meninggalkan tugas-tugasnya.

"Tuan Lee kali ini saya harus apa?"ujar Jisoo
"Temani aku berfikir"sahut seokmin
"Tuan Lee pekerjaan saya masih banyak banyak laporan keuangan yang harus saya buat"
"Bawa saja pekerjaan mu kemari kerjakan di ruangan dan temani aku berfikir"

Ingin sekali Jisoo mengikat mulut seokmin dengan karet rambut dan mau tak mau Jisoo harus kembali ke mejanya untuk mengambil laptop dan membawanya di ruangan seokmin.

Jisoo duduk di sofa untuk mengerjakan semua pekerjaannya sedangkan seokmin sedang duduk bersandar pada bangku putarnya.

"Soo...apa yang akan kau lakukan jika salah satu keluarga mu masuk rumah sakit dan melarang siapa pun menemuinya atau menemaninya"ujar seokmin
"Siapa yang sakit tuan Lee?"tanya Jisoo
"Kenapa kau balik bertanya"
"Aku hanya tanya tuan Lee, jika tuan Lee memanggilku hanya untuk bermain kritik dan saran serta jawaban sayang masih banyak pekerjaan tuan...jadi jawab saja siapa yang sakit?"
"Jihoon Noona...sudah tiga hari di rawat di rumah sakit dan dia tak ingin di temani bahkan di jenguk oleh semua anggota keluarga kami"
"Aku punya cara namun tuan memang tak bisa ikut untuk menengok nyonya kwon dan ingat ini hargai apa yang seorang wanita putuskan"
"Bagaimana caranya"

Jisoo berdiri dari tempatnya dan memberitahu apa yang harus dilakukan untuk dapat mengetahui bagaimana keadaan jihoon, terlebih lagi dia sudah terlalu lelah di bicarakan oleh seluruh karyawan kantor.

Seungkwan saat ini tengah berkeliling rumah sakitnya untuk mengontrol semua para dokter, perawat dan pekerja yang ada di rumah sakit sebelum ia beranjak menuju dapur untuk konsumsi pasien dan cafetaria untuk para dokter, perawat dan para pekerja rumah sakitnya.

Dapur menjadi tempat dimana seungkwan mengecek semua dari menu harian sampai peralatan dapur.

"Oh ya aku ingin kalian memeriksa semua bumbu dapur aku tak ingin ada yang ketinggalan seperti bulan lalu"ujar seungkwan pada kepala dapur
"Baik Presdir"sahut kepala dapur
"Aduh jangan panggil begitu min samchoon panggil saja seungkwan-ie ok"
"Baik seungkwan-ie"

Seungkwan bergegas meninggalkan dapur seungkwan bergegas menuju cafetaria namun langkahnya terhenti saat melihat seseorang yang sangat ia kenal duduk di bangku tunggu pasien di salah satu bangsal unit kandungan.

"Untuk apa kau disini hansol-ssi?"tanya seungkwan
"Kenapa kau bisa ada disini?"tanya balik Hansol
"Heh...aku bertanya duluan bodoh kenapa kau malah balik bertanya...tunggu ini unit kandungan? Ouhh kau sedang mengantar kekasihmu periksa kandungan?"
"Dasar gila, aku tidak punya kekasih bodoh...lagi pula aku bukan pria brengsek yang bercinta dengan sembarang orang sampai menghamilinya"
"Siapa tahu...jadi kenapa kau ada di rumah sakit milik ku dan berada di unit kandungan hansol-ssi?"
"Aku sedang mengantar karyawan ku dia tadi kesakitan jadi aku mengantarnya kemari dan mana ku tahu rumah sakit ini milik mu"

Pintu ruang periksa terbuka dan seungkwan melihat seorang wanita cantik dengan perut buncit keluar dari ruangan itu.

"Kau sudah selesai nyonya kang"ujar hansol
"Sudah Presdir, maaf merepotkan Presdir"sahut nyonya kang
"Maaf eonni jika boleh tahu berapa usia kandungan eonni?"tanya seungkwan
"7 bulan nona..."ujar nyonya kang bingung ingin memanggil seungkwan apa
"Seungkwan...nama ku boo seungkwan aku dokter disini unit psikologi dan psikiater, sudah tujuh bulan ya...eonni harus banyak istirahat jangan terlalu lelah harusnya sudah ambil cuti hamil eonni"ujar seungkwan
"Terimakasih atas sarannya nona, mungkin mulai bulan depan aku akan ambil cuti hamil"ujar nyonya kang
"Bulan depan? Tidak ada Minggu depan kau sudah boleh cuti istirahat saja di rumah, pekerjaan mu biar tuan Yoon yang mengambil alih...aku tak ingin mengambil resiko nyonya kang kenapa-napa di kantor"omel hansol
"Terima kasih Presdir...saya akan kembali ke kantor jika Presdir masih ada perlu saya bisa ke kantor sendiri"ujar nyonya kang
"Nyonya kang pulang saja istirahat dulu di rumah besok baru boleh masuk aku sudah menyuruh supir kantor untuk menjemput...aku masih ada urusan dengan calon istriku ini nyonya"ujar hansol yang membuat seungkwan ingin muntah
"Oh...jadi dokter boo ini calon istri Presdir...maaf saya tidak sopan tadi"ujar nyonya kang
"Aduh eonni jangan seperti itu, abaikan saja orang gila disampingku ini...perawat ji tolong temani nyonya kang menunggu jemputan sampai yang menjemput datang"ujar seungkwan yang membuat nyonya kang terkekeh geli
"Baik nona"sahut perawat ji
"Saya permisi dulu Presdir...dokter boo"

Nyonya kang pergi meninggalkan seungkwan dan hansol sedangkan dua orang itu kembali dalam mode pertamanya.

"Kau sudah makan siang?"tanya hansol
"Belum lah ini kan belum masuk jam makan siang"sahut seungkwan
"Dua puluh menit lagi makan siang? Kita makan siang bersama saja"
"Perkerjaan ku belum selesai dari pada kita makan di luar bagaimana kalau makan di sini saja...ayo kita ke cafetaria"

Tanpa menunggu Hansol setuju atau tidak seungkwan menarik Hansol untuk menuju cafetaria.
.
.
.
Senja tiba langkah kaki Jisoo berjalan dengan santai menuju ruang rawat jihoon tanpa ada yang curiga mengajukan rencana dengan orang lainnya n yang menjenguk Jisoo rasa sedikit salah jika ia tahu ia yang akan menjadi korbannya.

Jisoo sudah berhenti di depan kamar rawat jihoon dengan perlahan Jisoo membuka kamar rawat jihoon dengan perlahan dan untuk pertama kalinya Jisoo dapat melihat istri dari Presdir Kwon soonyoung.

"Selamat sore"sapa Jisoo
"Sore, kau siapa?"tanya jihoon menatap jisoo bingung
"Ah..maaf aku belum memperkenalkan diri pada nyonya...nama ku Hong Jisoo aku berkerja di bagian staf keuangan perusaahan adik ipar nyonya"
"Lee seokmin"
"Benar"
"Aku tak menyangka kita akan bertemu dalam keadaanku yang begini"
"Tak apa nyonya"
"Jangan memanggilku nyonya panggil saja jihoon kau lebih tua satu tahun dari ku eonni"
"Bolehkan?"
"Tentu saja"
"Bagaimana keadaan mu? Tuan Lee sungguh mengkhawatirkan mu...bahkan si kuda gila itu mengurungku selama tiga hari hanya untuk menemaninya berfikir"
"Mian eonni...adik ku itu kadang suka aneh...katakan padanya aku sudah baik-baik saja jadi jangan khawatir"
"Boleh jika aku berkunjung kemari setiap hari?"
"Memangnya tidak merepotkan eonni?"
"Tidak...aku tahu bagaimana rasanya sendirian jadi setiap pulang kerja aku akan menemani mu sampai kau keluar rumah sakit"
"Terima kasih tapi tolong jangan bawa seokmin kemari aku tak mau dia menangis kalau melihatku masih sakit begini"
"Baiklah...bagaimana kalau kita menggosip tentang seokmin saja ji, dia banyak sekali punya berita gosip"

Jihoon hanya tertawa mendengar Jisoo yang terus bercerita tentang seokmin dan jihoon mengakui jika kriteria harabeoji menurun ke seokmin sungguh luar biasa.

Tiga jam berlalu Jisoo harus bergegas pulang karena ia tak ingin terlambat makan malam di rumah, gaji Jisoo terlalu berharga untuk di gunakan makan di luar ia sedang menabung untuk membuka usaha toko bunga miliknya

Langkah Jisoo terhenti saat melihat mobil yang mengantarnya ke rumah sakit, itu mobil seokmin dan untuk apa seokmin malam-malam di rumah sakit dan pemuda berhidung mancung itu sudah menggunakan pakaian santainya dan berjalan menghampirinya.

Langkah Jisoo terhenti saat melihat mobil yang mengantarnya ke rumah sakit, itu mobil seokmin dan untuk apa seokmin malam-malam di rumah sakit dan pemuda berhidung mancung itu sudah menggunakan pakaian santainya dan berjalan menghampirinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau kenapa kemari tuan Lee?"tanya Jisoo
"Menjemputmu dan menunggu laporan dari mu"sahut seokmin
"Kan bisa besok tuan Lee, ini sudah waktu makan malam bukan? Memangnya tak ada yang mencari mu?"
"Tidak bisa aku sudah penasaran...bagus kalau begitu kita makan malam bersama saja bagaimana? Akan aku traktir"
"Berdua?"
"Tidak aku mengajak kedua adik ku"
"Oh...baiklah"
"Seokmin"
"Huh?"
"Panggil aku seokmin saja saat di luar kantor"
"Baiklah tu...seokmin-na"

Seokmin mengajak Jisoo masuk kedalam mobilnya dan dan jisoo dapat melihat dua orang sedang duduk di bangku belakang siapa lagi kalau bukan seungkwan yang memilih kabur dari pada terus mendengar hansol mengocehinya dan Chan yang memilih Hyung dan noona nya dari pada mencicipi makanan buatan wonwoo.

Jisoo menjelaskan semua mengenai keadaan jihoon kecuali ia yang akan berkunjung setiap pulang kantor untuk menemani jihoon takut jika jihoon kesepian.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Tbc

Stay Hire With MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang