Dua Minggu berlalu jihoon sudah di bolehkan untuk pulang dari Minggu yang lalu hari ini ia ada janji dengan xiyeon untuk menemani xiyeon membeli beberapa alat tulis dan seragam untuk sekolah.
Seungcheol datang kerumah untuk main dengan jeonghan dan seunghan karena di rumah hanya ada seokmin dan Chan yang lain entah pergi kemana.
"Oppa dimana xiyeon?"tanya jihoon
"Dia menunggu di mobil ia tak mau ikut masuk katanya"sahut seungcheol yang sibuk bermain dengan seunghan
"Memangnya kenapa?"bingung jihoon
"Dia malu jihoon-ie, dia malu jika bertemu dengan calon suaminya"sahut jeonghan
"Dia menerimanya perjodohan yang harabeoji ajukan?"
"IMO nanti belikan seunghan permen ya"ujar seunghan dan di ikuti dengan anggukan kepala seungcheol dan jeonghan
"Baik tampan...aku berangkat dulu"ujar jihoon.Jihoon pergi meninggalkan rumah dengan senang karena xiyeon mau menerima perjodohan yang harabeoji ajukan namun sampai sini jihoon tak akan mengatakan pada Chan ia ingin adik ipar bungsunya memiliki kisah sendiri.
Soonyoung sedang stres saat ini, ia tak bisa menghubungi yuju padahal soonyoung sudah rindu berat malah ia tambah kesal dengan pulangnya jihoon kerumah.
Entah sudah berapa gelas atau botol yang soonyoung habiskan malam ini karena rindu dengan yuju.
"Istrimu tak mencari mu soon?"tanya Kim namjoon yang duduk di samping soonyoung
"Aku tak punya istri Hyung aku hanya punya yuju"sahut soonyoung
"Soon sadarlah kau akan terus menyakiti istrimu jika kau terus bersama yuju"
"Kau kan tahu Hyung...aku tak pernah mau menerima perjodohan itu dan aku tak akan pernah mencintainya"
"Perkataan mu itu bisa berbalik loh soon...sudah kau pulang kau sudah sangat mabuk berat"Soonyoung di bantu beberapa orang suruhan namjoon masuk kedalam mobilnya dan mengantarnya pulang.
Jihoon akhirnya selesai membereskan dapur setelah makan malam dan semua orang pulang dan istirahat di tempatnya masing-masing yang belum jihoon lihat malam ini adalah soonyoung.
Jika kata Jisoo dan seungkwan, jihoon ini terlalu mencintai soonyoung tak perduli berapa kali di sakiti atau diabaikan jihoon masih bisa bertahan pada cinta sepihak nya.
Pintu rumah terbuka secara kasar bahkan mengejutkan jihoon untung saja yang lain tak terbangun, pandangan jihoon tertuju pada soonyoung yang masuk dengan wajah sempoyongan.
"Wah...kenapa wanita sialan ini yang menyambut ku"ujar soonyoung dengan semirik yang mengerikan menurut jihoon
"Soon kau mabuk?"ujar jihoon
"Aku? Aku tidak mabuk dasar jalang...andai kau tak ada aku bisa menikah dengan yuju...ah aku merindukan kekasihku itu...hei jalang berapa kau di bayar sampai harabeoji menikahkan ku dengan mu"Soonyoung berjalan mendekati jihoon dan itu membuat jihoon ketakutan setengah mati sampai tiba-tiba soonyoung menggenggam kasar tangan jihoon dan meraup bibir jihoon dengan kasar, ingin sekali jihoon berteriak namun bibirnya terus diraup oleh soonyoung.
"Lepas...s-soommmph"
Soonyoung mendorong masuk dan melempar jihoon dengan kasar diatas ranjangnya.
"Soon...ku mohon h-hentikan...k-kau mabuk soon"ujar jihoon ketakutan
PLAK!
"Diam dan nikmati saja"
Soonyoung kembali meraup bibir jihoon dengan kasar bahkan tanpa soonyoung sadari jihoon menangis untuk pertama kalinya di rumah ini
Dan malam ini menjadi malam dimana kehormatan jihoon direnggut dengan cara yang kasar bahkan bukan nama jihoon yang soonyoung ucapkan melainkan nama yuju dan sontak menambah luka pada hati jihoon.
.
.
.
Pagi menjelang siang semua penghuni rumah sudah berangkat ke kantor dan sekolah soonyoung terbangun dengan tubuh tak memakai apa pun dan hanya tertutupi selimut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay Hire With Me
Fanfiction"jika dia bahagia dengan pilihannya...biar aku yang mengalah dan pergi..."