Hari ini rasanya jadi hari paling menjengkelkan untuk Haruto. Pulang ke dorm ia ingin bersantai, tidur lalu mimpi indah. Tapi Junkyu dengan kemalasan dan tingkah lucunya membuat Haruto stres sendiri.
"AHHH HYUNG STOP.. IYAA MAU APAA?" Haruto menjambak rambutnya frustasi lalu bangun dari kasurnya.
"Ufo ramen." Jawab si kakak sambil terkekeh gemas. Haruto langsung mengambil langkah ke dapur, meninggalkan Junkyu di kamarnya.
Iya, si kakak tahu kelemahannya, mana bisa ditolak apa maunya kalo masang wajah imut begitu. Lagipula buat apa sih, menghambiskan waktu buat masang wajah lucu gitu daripada masak sendiri aja.
.
.
.
Haruto akhirnya memasak ramen, untuk Junkyu dan juga untuknya. Tadinya tidak niat makan, tapi jadi laper juga. Sementara Junkyu sedang menunggu ramennya matang sambil merebahkan kepalanya di meja. Junkyu lemas, tidak ada tenaga. Makanya dia minta Haruto yang memasak, dengan caranya.
"Hyung.." Haruto meletakan ramennya di meja membuat Junkyu langsung mengangkat kepalanya. Junkyu memegang sumpit dengan malas, sambil mengerucutkan bibirnya.
Haruto memperhatikannya, oh tentu saja. Tak satupun gerak gerik Junkyu yang terlewat dari matanya.
"Hyung makan, mau ruto suapin?" Junkyu melirik Haruto malu-malu dengan tatapan bak kucing meminta ikan.
"Pake mulut tapi.." jawab Haruto lalu menyuapkan ramen ke mulutnya.
"Iyuhh iyuh.." Junkyu mencibir lalu mulai meniup kuah ramennya.
Mereka memakan dalam diam, sesekali Junkyu mendentingkan sumpitnya ke mangkuk hanya untuk menarik atensi Haruto. Setelahnya cuma terkekeh gemas melihat ekspresi datar Haruto.
"Ruto kiyowo.. kawai.." ucap Junkyu, Haruto tak merespon apapun, malah mengarahkan jarinya ke sudut bibir Junkyu, untuk membersihkan sisa-sisa makanan di bibirnya. Junkyu hanya diam terpaku, melihat perlakuan Haruto.
"Dasar bayi.."
.
.
.
Junkyu bersandar di meja dapur, hanya melihat dan menunggu Haruto mencuci piring.