Begitu bangun dari tidurnya, Junkyu langsung keluar ke kamar mandi membersihkan diri. Kondisi dormnya sepi, hening, sepertinya benar-benar tak ada siapapun disini.
Jam 11 siang, semua orang pergi meninggalkannya sendirian dengan kulkas yang kosong, membuat bibirnya mengerucut sebal. Semua orang pasti pergi ke studio mereka, atau pergi jalan-jalan, atau makan siang di luar tanpa mengajaknya. Oh, sungguh jahat. Perutnya sudah keroncongan.
Junkyu membuka ponselnya, baru berniat membuka aplikasi pemesan makanan tapi notifikasi pesan masuk membuatnya mengurungkan niatnya.
'Junkyu hyung, sini.. ayo makan bareng.'
....
"Musiknya kaya gini." Asahi mulai memainkan musik yang dibuatnya. Haruto hanya mengangguk sambil mendengarkan. Sementara Jaehyuk yang berada di kasur Asahi hanya tiduran sambil memainkan ponselnya, sepenuhnya diabaikan oleh kedua orang berkebangsaan Jepang itu.
Karena terlalu malas untuk pergi ke studio, mereka memutuskan membuat lagu di kamar Asahi. Toh audionya sudah selesai dibuat kemarin, tinggal liriknya saja.
"Hm, boleh." Balas Haruto.
"Nah, pas di bagian sini nanti dimasukin rap."
"Woahh!! Yaa udah bagus lah." Haruto berteriak, lanjut bertepuk tangan.
Ngomong-ngomong Jaehyuk mencuri lirikan, dengan sudut bibir tertarik miring melihat keduanya yang fokus berdiskusi.
Tak lama suara pintu terketuk membuat mereka menoleh ke arah pintu.
"Masukk ajaa!!" Teriak Asahi. Dia sepenuhnya heran, siapa yang sangat sopan mengetuk pintu lebih dulu. Biasanya member siapa saja langsung masuk tanpa izin.
"Hai, konnichiwa."
Haruto melotot kaget, langsung beranjak dari duduknya, berjalan ke arah pintu.
"Junkyu hyung, ngapain? Kangen Ruto pasti kan sampe repot-repot kesini."
Junkyu meliriknya sinis, lalu mendorong dada Haruto untuk menyingkir dari pandangannya.
"Jaehyuk-ah, ayo makan!! Laperr.."
"Ayo-ayoo lets go!!" Jaehyuk beranjak dari rebahnya. Mereka berdua langsung berlalu meninggalkan Haruto dan Asahi, membuat Haruto masih tak berkedip menatap punggung keduanya.
"Ruto.. gimana ini jadinya?" Tanya Asahi, menyadarkannya pada kenyataan.
"Eh, lanjut nanti lagi hyung, mau makan dulu!!" Haruto ikut pergi meninggalkan kamar, membuat Asahi menghela nafas. Padahal tadi mereka sudah makan.
Kan lagunya jadi tak kunjung selesai-selesai.
....
"Akuu mauu... bagii.."
"Aahh ga boleehh, minta sama Jaehyukk sanaa.." Junkyu menggeleng, memeluk mangkuknya, menghindari Haruto mengambil sumpitnya.
"Ruto tadi udah yaa.. ga ada jatah lagi." Timpal Jaehyuk. Haruto merengut, melihat Junkyu makan bersama Jaehyuk sesekali mereka mengobrol. Dia duduk diam sambil meminum air putih. Ya, hanya air putih.
"Kok pedes Jaehyuk-ah.." Junkyu baru mau bangkit mengambil air, tapi Haruto lebih dulu menyodorkan gelasnya.
"Ini hyung." Junkyu langsung menegak habis isi gelas Haruto. Setelahnya dengan mata bulat yang mengerjap dia menggeleng pada Haruto.
"Kamu jangan minta, nanti mati!!" Ucapnya. Haruto mengangguk paham sesekali terkekeh geli, melihat ekspresi Junkyu yang sedang makan.
....
Begitu selesai memberi Junkyu makan, Jaehyuk langsung pergi ke kamar. Agendanya memang hanya makan bersama dengan Junkyu. Yang selanjutnya akan Junkyu lakukan, Jaehyuk tidak tahu, atau tidak mau tahu.
Sedang asik bermain game di ponsel pintunya terbuka, membuatnya menoleh.. melihat Asahi dengan wajah datarnya berdiri di pintu.
"Udah tahu Ruto mainnya kesini melulu, ngapain sih manggil Junkyu-hyung, kan malah jadi pacaran di kamar aku." Keluhnya. Dia bertolak pinggang, kesal.
Sehabis makan Haruto kembali masuk ke kamar Asahi, tentu saja bersama Junkyu. Mereka duduk di sofa Asahi. Bukannya membantunya melanjutkan lagu, mereka malah sibuk mengobrol. Kamarnya serasa milik Asahi, merekanya ngontrak buat pacaran.
"Ya aku kan juga mau pacaran sama kamu." Balas Jaehyuk, memajukan bibirnya merajuk.
"Ga!! aku mau ke kamar yedam aja." Asahi langsung keluar, membuat Jaehyuk beranjak, tapi belum sempat mengejar langsung dihadiahi gubrakan pintu yang dibanting cukup keras.
"Hii-kunn!!!"
...
"Ga jadi buat lagu sama Asahi? Udah selesai?" Junkyu bertanya, sementara Haruto hanya menyandarkan kepalanya di paha Junkyu. Dia berbaring, jarinya sibuk mengetik di ponsel.
"Hmm.. aku lagi nulis lirik di handphone." balasnya tanpa mengalihkan pandangan. Junkyu hanya mengangguk, tangannya iseng memainkan helaian rambut Haruto yang terasa lembut. Menariknya lembut, kadang juga keras.
Haruto kemudian mengalihkan pandangannya dari ponsel, beralih ke mata Junkyu, menatapnya lama membuat Junkyu menautkan alisnya bingung.
"Kenapa? Sakit?" Tanyanya, berganti mengusap lembut kepala Haruto. Haruto tersenyum, membalas tatapan khawatir yang Junkyu berikan padanya.
"Engga kok, aku lagi cari inspirasi."
End
