Hari ini Haruto pulang dari Jepang, oh tentu saja di sambut hangat 2 leader-nim dan yang lainnya. Junkyu sih masih asik rebahan di kasur. Dia baru keluar setelah Hyunsuk menyelinap masuk ke dalam kamarnya.
"Junkyu.."
"Hmmm.."
Junkyu masih asik bermain game, hanya membalas dengan gumaman.
"Ayo, makan dulu."
"Iya iya."
"Junkyu."
"Iya hyung, iya otw."
...
Haruto pulang dengan sekardus makanan, bekal dari ibunya selama dia di Korea. Junkyu duduk di lantai kamarnya, sibuk melihat satu persatu masakan kemasan yang bertuliskan kana kanji. Mulutnya berucap, mengeja tulisan setiap makanan yang dipegangnya.
Haruto tidur merebahkan dirinya di kasur, mengabaikan suara berisik Junkyu. Kadang dia bertanya, sambil menunjuk kemasan tersebut, "ini bacanya?"
"Kalo yang ini?"
Sebenarnya Haruto ngantuk, tapi tak sampai hati menendang Junkyu keluar kamarnya. Apalagi hyungnya gemesin gitu.
"Mau nyobain ini boleh ga?" Junkyu mengangkat kemasan ramen yang memang produk yang baru pertama kali dia bawa ke Korea. Mata hyungnya berbinar sambil mengerjap lucu. Kan, Haruto jadi ikut laper. Mau makan hyungnya aja.
"Boleh, tapi bikin sendiri.. dan harus dua." Ucapnya.
"Nanti kalo ga abis?" Junkyu menekuk wajahnya ke bawah, bibirnya mengerucut lucu. Haruto menghela nafas berat, memejamkan matanya sesaat. Lelah dengan perjalanan dan serangan kegemoyan ini.
"Yang satu buat aku lah." Jawabnya.
"Ohhh.. tapi jadi males bikin deh masa." Junkyu meletakan tangannya di dagu, matanya melirik ke arah Haruto dengan tangan yang beralih memainkan kedua pipi gembilnya. Sementara matanya mengerjap cepat.
Oalah, tipu muslihat macam apa ini.
Haruto mengerang kesal, berakhir bangkit berdiri dari tidurnya lalu mengambil ramen instan yang dimaksud Junkyu, beranjak keluar.
Junkyu melongo kaget dengan gerakan cepat itu, tapi kemudian tertawa keras.
...
Mereka makan ramen yang dibuat Haruto dengan damai, terkadang Junkyu memasang ekspresi berlebihan, mata membola, bibir mengerucut dengan pipi penuh makanan dan tangannya menepuk-nepuk pelan lengan Haruto. Dia hanya ingin bilang ramennya enak, tapi mulutnya penuh. Jadi ya begitu.
Begitu selesai makan, Haruto juga yang membersihkan peralatan makan mereka. Junkyu hanya tersenyum, berdiri di belakang tubuh Haruto dengan jarinya memijat pelan punggung Haruto. Sensasi tangan Junkyu di punggungnya, bukan jadi enak, tapi geli.
Junkyu setengah menjijit, meletakan tangannya di bahu Haruto. Kenapa sih, dia jadi menyusut gini :(.
Selesai makan harusnya mereka langsung kembali masuk ke kamar masing-masing, udah kelewat malam juga, tapi Haruto malah masuk ke kamar Junkyu. Dengan seenak jidat merebahkan diri di kasur Junkyu. Padahal Junkyu sudah ngantuk berat, ditambah kamarnya terlalu sempit untuk ditempati oleh mereka berdua yang bongsor.
"Sana ah sempit.." Junkyu menarik tangan Haruto untuk bangun dari kasurnya, menyuruhnya kembali ke kamarnya.
"Gamau.." tapi Haruto bersikukuh, menahan tangannya hingga Junkyu capek sendiri, menarik-narik tak ada hasil.
"Yaudah aku ke kamar Ruto." Baru berbalik mau keluar, tapi pergelangan tangannya lebih dulu ditahan, dan ditarik paksa hingga ia jatuh ke kasur.
Tolong, kasihani kasur Junkyu :(
"Mau meluk, ga ada ruru." Haruto melingkarkan tangannya sepanjang bahu Junkyu, memeluknya dari belakang. Kasurnya yang sempit, membuat punggungnya menempel langsung di dada Haruto. Terpaan nafas hangat Haruto juga terasa menggelitik ceruk lehernya.
"Kan ada Janggu." Balas Junkyu, tangannya mengusap pelan lengan besar yang memeluknya.
"Maunya Junggyu." Bisik Haruto tepat di telinga, membuat rona merah di pipi Junkyu merekah.
Junkyu bisa apa, dia juga sudah sangat mengantuk, dan membiarkan Haruto memeluknya erat, selagi ia terlelap.
End
udah ah ngantukk 😴