"Haruto tolong ambilin minumm.. aku ga pake lensaa.. toloonnngg ga keliataannn!!!"
Junkyu duduk di sofa, tangannya meraba-raba sekelilingnya. Matanya tak hanya menyipit, tapi terpejam. Haruto menggeleng melihatnya. Jelas-jelas botol yang dimaksud Junkyu ada di tangannya. Ia langsung menyerahkan botol kosong ke tangan Junkyu.
Junkyu langsung membuka matanya, mendecih melihat botol kosong di tangannya. Sementara Haruto hanya menarik sudut bibirnya miring. Dia menunjuk pipinya yang mengembung penuh air.
Junkyu langsung menggeleng, "ogah." Ia kembali berbaring lagi di sofa dengan malas.
Manusia yang kekurangan air itu, lemah letih lesu lemas malas.
"Mau aku ambilin?" Tanya Haruto, tak sampai hati membiarkan Junkyu pingsan nantinya.
"Jebal juceyong.."
Haruto akhirnya beranjak ke dapur. Mengambil air untuk kesayangan.
Junkyu kembali duduk begitu Haruto kembali ke ruang tamu. Bertepuk tangan dengan riang, lalu menjulurkan tangannya bahkan ketika langkah Haruto masih jauh.
Junkyu meminum airnya, Haruto di sebelahnya hanya duduk bersandar sambil memainkan ponselnya.
"Jam berapa sih sekarang?" Tanyanya.
"Satu siang."
"Aku mau tidur ajalah di kamar."
Haruto mengangguk tak menoleh hingga suara debuman keras terdengar.
"Aaaak.. sakitt.. siapaa sih yang naruh mainann disinii.. pastii hyunsuk hyung!!!" Junkyu terjungkal di lantai, tangannya mengusap pergelangan kakinya. Sementara mulutnya sibuk memarahi mainan yang tidak mengerti apa kesalahannya.
"Makanya jalannya liat-liat hyung." Haruto beranjak untuk menghampiri Junkyu.
"Kan aku udah bilang, aku ga pake lensa.. ga keliatannn.."
"Yaudah ba-"
"Aaak sakitttt, tolong bawa aku ke rumahh sakit!! Pak dokterr!!"
Haruto meringis mendengarnya, cobaan macam apa ini tuhan.
"Ne..ne.. pak dokter datang." Haruto menyerah, berjongkok, lalu menyelipkan kedua tangannya di perpotongan kaki dan leher juga. Junkyu melingkarkan lengannya di leher Haruto, bersandar nyaman.
"Uuh.. berat." Haruto membaringkan tubuh Junkyu di atas kasur dengan hati-hati, karena terlalu sempit dan banyak barang. Kalau sampai orang di gendongannya terbentur, bisa-bisa dia diamuk 2 hari 2 malam.
Cukup lama, Junkyu tak kunjung melepaskan tangannya di leher Haruto. Dalam cahaya yang remang-remang Haruto mencuri lirikan, melihat Junkyu dengan mata terpejam. Dia hanya menarik sudut bibirnya tipis, sebelum melepas tangan Junkyu, meletakannya di atas perutnya. Ia menarik selimut menutupi tubuh Junkyu. Mendudukan diri di pinggir kasur hanya untuk menatap wajah manis hyungnya yang sedang tertidur nyenyak.
Tangannya diarahkan ke wajah Junkyu, merapihkan helaian rambut yang berantakan.
"Hawuto aku nya!@÷/%&(n." Junkyu berbicara tidak jelas dalam tidurnya, membuat Haruto tertawa pelan. Dia mendekatkan wajahnya, lalu mencuri satu kecupan ringan di bibir sebelum bangun dan beranjak pergi.
Kamar Junkyu terlalu sempit dan sesak, Haruto jadi tak bisa bernafas dengan normal.
Tapi sebelum kabur, Junkyu lebih dulu membuka matanya, mengerjapkan mata bulatnya. Dia tidak benar-benar tidur tadi, Junkyu pikir menangkap basah anak kecil yang sedang mencuri permen itu hal lucu, pasti dia malu setengah mati. Tapi sebaliknya, yang Junkyu dapati malah anak kecil itu kembali mencuri. Mencuri kecupan ringan di kening, kelopak mata, hidung, pipi. Junkyu baru mau protes, tapi satu kecupan ringan jatuh di bibirnya, menempel lama mengunci bibirnya. Mata mereka juga terkunci satu sama lain dalam tatapan lembut penuh rasa yang tak bisa dijelaskan hanya lewat untaian kata.
Haruto menjauhkan wajahnya, lalu tersenyum sangat tampan. Junkyu masih terpaku, rasanya matanya tak mau berkedip barang sedetik.
"Haruto aku engga pake lensa." Ucap Junkyu tiba-tiba.
"Terus?"
"Haruto kok ganteng."
"Hah.. maksud kamu kalo pake lensa aku jelek gituu.." Haruto menarik pelan hidung mungil Junkyu.
"Aku ngga bilang jelek, cuma kurang ganteng."
"Oh gitu." Tangan Haruto menyentuh pinggang Junkyu, menggelitikinya.
"Haruto.. haruto haha.." Junkyu tertawa geli, menggeliat ke sana kemari menghindari Haruto tapi tak bisa, kasurnya terlalu sempit.
"Bilang aku apa?"
"Haruto jelek."
"Apaa"
"Haha.. iya ampun, udah lepass.. Haruto ang~"
Haruto menghentikan pergerakannya, menatap Junkyu dengan mata berkilau. Ia langsung berajak menjauh. Langsung keluar dari kamar Junkyu.
"AAAAAAAAAAAHHHHHHHH!!!!!!!" Junkyu terduduk, mengerutkan keningnya heran begitu mendengar teriakan Haruto dari luar.
"Kenapa sih, udah lah lanjut tidur aja."
End