Di sebuah ruangan yang cukup besar, di sana ada beberapa kursi kosong yang nanti akan dihadiri oleh jaksa dan juga hakim yang siap mendakwa salah satu klien Romeo yang berada di sana.
Sebuah kasus pembunuhan. Yang melibatkan anak dari seorang direktur bank terbesar yang ada di negeri ini hingga Romeo sendiri yang harus turun tangan membela terdakwa. Sungguh, sebenarnya Romeo malas mengurusi urusan receh yang bisa ditangani oleh beberapa anak buahnya, tapi karena Ayah dari kliennya ini sahabat baik dari orang tuanya, membuat Romeo tidak bisa menolak begitu saja.
"Kau harus memastikan kalau aku tidak bersalah."
Suasana berubah tegang, di sebuah ruang tunggu kliennya itu terus meminta kepastian kepada Romeo agar Romeo mampu membebaskan dirinya dari segala tuduhan. Mampu memberikan bukti bahwa dirinya tidak bersalah karena dijebak oleh tunangannya sendiri.
"Pelacur sialan itu! Dia lah orang yang seharusnya mendekam di penjara! Berani-beraninya dia menjebakku!" Tangannya mengepal penuh amarah kepada mantan tunangannya sendiri.
Sementara itu, Romeo mengangguk. Romeo terlalu percaya diri dalam urusan ini. Bahwa di dalam sakunya, Romeo sudah membawa sebuah rekaman cctv yang membuktikan kalau tunangannya sendiri yang membunuh salah satu rekan dari klien Romeo.
Romeo meraba saku celananya, memastikan bahwa diska lepas itu masih berada di sana karena Romeo yakin bahwa tadi pagi ia sudah membawa flash disk itu ke dalam sakuya.
Tapi tiba-tiba, Romeo mengerutkan dahi, baru sadar bahwa ada yang tidak beres di sini. Romeo mulai mencari diska itu dari tas, celana serta jasnya.
Tapi tidak ada,
Flash disk itu tidak ada di mana pun hingga membuat Romeo tersentak kaget dengan mata yang menyala.
***
Arini menatap ke luar jendela oleh hujan yang semakin deras. Angin serta petir saling sahut hingga membuatnya terasa ngeri. Arini ingin istirahat, tapi ia sangat takut jika harus masuk ke dalam kamar di mana petir dan badai saling sahut tiada henti.
Arini kemudian berjalan ke arah ruang depan. Hingga tanpa sengaja ia melihat sebuah benda berukuran kecil terjatuh di atas lantai.
"Apa ini...?"
Tanpa sadar Arini menghampiri benda itu. Sebuah diska lepas dan Arini langsung memungutnya. Dan sepertinya, Arini mengenal flash disk ini. Kemarin sore saat Arini membersihkan ruangan kerja Romeo, Arini melihat ini di atas meja. Membuat Arini segera sadar bahwa benda ini adalah milik Romeo.
Cepat-cepat Arini mengeluarkan ponselnya, memotret benda kecil itu lalu dikirimkan kepada suaminya.
***
Apa ini milikmu?
Adalah pesan yang dikirimkan Arini hingga membuat Romeo tercekat bukan main. Entah ini sebuah keberuntungan atau kah sebuah petaka. Flash disk itu hidup dan matinya untuk kasus kali ini. Romeo sangat membutuhkan itu agar ia bisa menang di persidangan. Tapi, persidangan dimulai tidak lebih dari tiga puluh menit lagi, Romeo benar-benar tidak punya waktu untuk mengambilnya.
Romeo langsung menghubungi Arini, menatap ke arah luar jendela pada hujan petir yang terus bersahutan hingga memekakkan telinga.
"Kenapa itu ada di tanganmu?" Sebuah pertanyaan tapi terkesan seperti tuduhan.
"Maaf, aku hanya melihatnya di atas lantai. Kupikir kau menjatuhkannya." Ucap Arini.
Romeo memijat kepalanya frustrasi. Sementara klien yang melihat Romeo yang tengah panik seperti itu mulai emosi. Dia seperti mampu membaca pikiran Romeo bahwa ada sebuah masalah yang serius mengenai kasusnya kali ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
ARINI'S WEDDING
RomansaKetika Arini dipaksa untuk menggantikan posisi kakaknya untuk Romeo. Lalu ketika Romeo terpaksa menikahi Arini, yang benar-benar sangat membuatnya benci. Dan ketika dua hati terpaksa bersatu, mungkin kah mereka akan berdamai dengan waktu?