kata rakyat jika mabuk cinta segala rahsa akan campur aduk dan siap siaga terambau kala ekspetasi tak semanis bukti.
mungkin ini awal buruk untuk teruni yang hendak beranjak dewasa. pertanyaan tuan meninggalkan sejuta bimbang yang nantinya akan menjadi ikatan mencapai ambang atau ditinggal terbang tak mencapai gerbang.
"jika saya izinkan, apakah tuan berani bertanggung jawab atas renjana yang mulai memasuki asmaraloka?"
tanpa basa-basi Anin berhasil menyuarakan tanya yang sudah tertanam di benaknya. entah apa jawab tuan nantinya, puan sudah mempersiapkan kalbu menanggapi kecewa.
"tentu,"
Anin terkejut mendengar jawab tuan dengan tegas tanpa keliru dan tak merangkai dusta.
Sabit dengan sungguh pada jawab yang disuarakan. lengkung itu semakin sempurna ketika Anin salah tingkah entah apa sebabnya.
"tuan, ini masalah serius. kuharap kau paham arah tuturku."
"aku sangat paham, nona. apa di wajah ini terlihat jika diriku sedang becanda?"
tanya tuan seraya menunjuk raut rupa yang begitu sungguh adanya. Sabit tahu jika nona akan bertanya arah pembicaraan ini.
dia tak akan bersikap manis pada semua gadis karena mengerti jika hati adalah bencana jika disiram bualan janji.
"nona, aku sudah menyuarakan rasa lalu bagaimana selanjutnya?"
Sabit memberi jeda pada tuturnya, agar puan menyerap pengakuan yang memang nyata tanpa rekayasa.
"beri waktu untukku mempelajari semua ini. semoga kau tak kecewa,"
"tak masalah, tidak semua harus dijawab sekarang. aku akan tunggu hingga hatimu siap disinggahi," kata tuan berlapang dada menerima jawaban ambigu dari nona yang diharapnya akan segera iya.
"mau pulang?"
"iya, saya pamit dulu Sabit."
tungkai Anin beranjak pergi namun lengannya menerima cekalan.
"biar aku antar. ini sudah dini hari, gak baik anak gadis pulang sendirian."
Sabit menarik Anin mengikutinya dari belakang seperti takut akan menghilang.
setibanya di parkiran, Sabit membuka jaket hitamnya dan memakaikan itu pada daksa puan yang sudah berpaju jantung dengan irama tak karuan.
"dingin, nanti kamu sakit," merasa paham jika Anin terkejut mendapati perlakuan darinya.
