"halo bunda, Anin lagi bahagia sekarang"
kataku menyambut figur, lantas terambil lalu mendekap begitu erat.
daksa sudah melayang di atas ranjang. sepertinya aku hilang akal hari ini.
"dulu aku pernah coba mengikuti perlombaan puisi dan bunda bilang awal gak pernah mengecewakan."
"hari ini, aku resmi mendapat bahagia."
yang ku ajak bicara hanya diam. ku lepas sepatu dekat ranjang lalu beranjak pergi dalam bilik tempat mandi.
bibir mulai bersenandung ria dengan siul. aneh bukan? seorang gadis berpelakon tuan. sampai bunda saja habis ide ingin merombak menjadi feminim.
tapi hanya si nestapa yang mampu mengubahku menjadi gadis seutuhnya.
ku selesaikan kegiatan mulai dari wajah, tangan hingga ujung jari.
kemudian kembali memposisikan letak menatap cermin.ku sisir surai dengan lembut berlanjut pada olesan merah muda pada bibir kecilku.
"selesai. ayo, kita rayakan ini."
ladang bunga. hanya itu yang terlintas di benakku, karena itu sudah hal kaprah bagi diriku mengunjunginya saat senyum begitu abadi dipamerkan.
jarak ladang itu tak terlalu aksa dari rumah. sepeda sebagai kendaraanku menuju kesana. hanya memakan waktu sepuluh menit dan telah sampai tujuan.
simpan sepeda depan toko klontong yang memang sudah kukenal pemiliknya.
"bude, aku nitip si manis ya. jangan sampai dicolong."
"siap laksanakan cantik!"
dijawab begitu lantang seraya menegakkan kepala lalu diikuti senyum bermekar indah.
__________
➽ halo!
untuk sekarang sekian dulu awal ceritanya. memang hanya sedikit karena aku pun bingung nambahin porsinya seperti apa, nanti terlalu mubazir cerita.oh iya, mau bertemu si pelakon utama tidak?
baik, akan aku perkenalkan
Anindya Kanigara
kamu sebagai Anin ya, okey?
lembar selanjutnya kita akan bertemu tuan.
sekian dan terima jaemin :)