pengunjung semakin bertambah dalam kebisingan. dua insan ini hanya mematung seakan pita suara lenyap tertelan.
"nona sepeda ontel,"
kata tuan duduk dihadapan Anin memulai tutur."saya punya asma. jangan sebut nona sepeda ontel."
"maaf nona, sebelumnya mari bertukar asma kelak tak lagi kaku dalam percakapan malu-malu."
"Anin," seru puan singkat dengan sederet gurat.
"Sabitah. nona bisa memanggil sabit," masih begitu abadi memamerkan lengkung, "maaf perihal saya mencuri potretmu."
"permintaan maaf diterima," daksa itu terangkat ingin beranjak dari letak. perkakas puan apik terbungkus dalam tas.
"saya pamit lebih dulu," diakhiri salam perpisahan.
Anin melangkahkan tungkai menuju mulut pintu. saat hasta terulur membuka kenop namun nabatasla langsung diserbu hujan. dengan masygul kembali pada letak dimana tuan masih betah duduk mengamati.
"disini saja hingga reda," anjuran tuan seketika membuat Anin semakin merasa tak karuan.
"kalau kamu merasa gelisah, saya bisa beralih posisi," paham sangat jika nona merasa risih ada kehadiran orang baru duduk berhadapan. netranya kalut menyadarkan Sabit.
"tidak masalah tuan. ini tak akan berlangsung lama,"
"baik."
setengah jam alunan lagu setia menemani kecanggungan ditengah-tengah mereka.
"sudah reda," Sabit membuka suara kembali.
yang diajak bicara segera menilik jalan, "baik, saya pamit."
"nona, jika bersedia boleh saya mengantarmu pulang?" Sabit begitu harap pada jawaban yang disuarakan iya.
"tidak keberatan?"
"tentu tidak."
"dengan senang hati."
kemudian mereka bergerak menuju pintu. namun nyatanya masih ada si rintik yang jatuh, belum sepenuhnya hujan reda.
Sabit segera membuka hoodie dan menjadikannya tameng dikala hujan menghalang netra. dengan segera terangkat di atas kepalanya dan jua Anin hingga jarak pun terkikis menjadi rapat.
bertemu si cokelat dan hitam merakit perhatian berlangsung sebentar saat Anin mengalihkan netra ke jalan.
"maaf jika aku lancang. hanya tak ingin memberi izin pada hujan untuk mengguyur,"
semburat merah muda menghiasi pipi dan hanya membalas dengan anggukan.
jantung, tolong kali ini kita berteman ya. jangan seperti ini
Sabit tak tahu jika perlakuan manisnya sudah menimbulkan gelora hebat dalam basirah nona.