one

1.9K 81 22
                                    

Paris, Prancis
11.00

Di sebuah rumah di daerah Paris, terlihat dua orang pria sedang mendiskusikan sesuatu. Seseorang dengan rambut pirang terus saja merengek pada pria dihadapannya, "Tolong carikan aku asisten pribadi, aku berjanji bahwa ini yang terakhir kalinya !"

"Untuk apa lagi ? Apa kinerjaku masih kurang ?" tanya seorang dengan rambut berwarna hitam dihadapannya.

"Tidak, kinerja mu memang sudah bagus. Tapi aku ingin kau menjadi supir dan juga penasihat ku. "

Pria dengan rambut berwarna hitam itu pun menghela napas, "Dengar Fabio, minggu lalu kau baru saja memecat asisten pribadimu yang ke 20. Jujur aku lelah menasihatimu tentang hal ini !"

"Itu karena mereka payah, aku tidak suka !"

Hening melanda ruangan yang menjadi saksi perdebatan dua pria yang dimulai sejak dua jam lalu, kemudian pria dengan warna rambut hitam itu bangkit dari duduknya. "Kau buat sendiri selebarannya, tugasku hanya membagikannya di seluruh sudut kota Paris ini !"

"Terimakasih Tom, kau yang terbaik !" ucap si rambut pirang yang diketahui bernama Fabio dengan sedikit berteriak.

"Jangan berteriak, aku tidak tuli !"

"Semoga saja setelah ini kau benar-benar tuli. "

"Terserah kau, aku pergi !"





Selepas pria tersebut pergi, Fabio segera membuka laptop kesayangannya lalu jemarinya dengan lincah menari di atas keyboard. Mencari, mengetik, mengedit dan mencetak sesuatu.

"Mudah bagiku untuk menyelesaikan hal ini, katakan saja kau malas melakukannya, Tom. " ucap Fabio sembari terkekeh.
















Di lain benua
Korea Selatan 19.00
(karena korea sama prancis beda jam, jadi ceritanya aku bikin begini ya gaes hehehe)

"Kau sama saja dengan ibumu, kau sama-sama JALANG !" teriak seseorang pria pada dua orang di hadapannya.

"BERANINYA KAU MENGHINA IBUKU DENGAN SEBUTAN JALANG ?! JALANG YANG SEBENARNYA ADALAH ISTRI KEDUA MU !!" teriak seorang gadis.

"APA KAU BILANG ?!!" tak lama kemudian laki-laki tersebut meninju wajah seorang gadis yang berada di hadapannya.

"HENTIKAN !!!" teriak ibu dari seorang gadis itu sembari membantu anaknya untuk berdiri.

"KAU BAJINGAN ! KAU TIDAK PANTAS DISEBUT SEBAGAI AYAH ! AKU SANGAT MENYESAL MENJADI DARAH DAGING MU, KARENA KAU SELALU MENYIKSA DIRIKU DAN IBUKU SETIAP HARI !!!" maki gadis tersebut kemudian berlari meninggalkan rumah.

"OLIVIA, KAU MAU KEMANA ?" teriak sang ibu.

"MULAI HARI INI KAU BUKAN SUAMIKU LAGI, AKU PERGI !" lanjut ibu tersebut bergegas pergi mengejar anaknya.

"Baguslah, jika seperti itu maka rumahku akan bersih dari hama pengganggu !" jawab pria tersebut sembari menutup pintu rumahnya.


Olivia berlari tanpa arah, asal ia pergi jauh dari rumah -ah mungkin lebih pantas disebut neraka- tersebut. Perlu diketahui bahwa ia tidak membawa apapun, kecuali ponsel, baju dan juga celana yang ia gunakan saat ini, uang pun ia tidak punya.

Setelah lelah berlari, ia pun berhenti untuk mengistirahatkan kakinya. Tak jauh dari tempat ia duduk, terlihat sebuah toserba. Kemudian ia melihat seorang anak laki-laki memasuki toserba itu. Ia menajamkan matanya, guna melihat seperti apa kasir di toserba tersebut.

"Ah, rupanya seorang wanita berumur 60 tahunan. " monolog Olivia dalam hatinya. Kemudian ia memperhatikan sekelilingnya, "Maafkan aku ya Tuhan, aku harus melakukan ini untuk kebutuhanku yang sangat mendesak. " ucapnya sembari menyambar kayu yang berada di dekatnya.
Perlahan namun pasti, ia memasuki toserba tersebut.

"Selamat datang !" sapa kasir di toserba itu.

"Uhm.. Aku ingin uhmm rokok yang paling mahal dan alkohol paling mahal disini. " ujar Olivia sembari melihat sekeliling, mencari kamera cctv.

Saat kasir tersebut sedang mengambil barang-barang, Olivia segera memecahkan kamera cctv dengan kayu yang sedari tadi ia sembunyikan dibalik tubuhnya.

Clang!!!
Kamera cctv terjatuh, lalu kasir toserba itu langsung menghadap ke Olivia.

"KAU ? SEDANG APA KAU ?! " bentak kasir toserba.

"Diam, atau ku bunuh kau !" ujar Olivia sembari menunjuk wanita tersebut dengan kayunya. Wanita itu ditarik secara paksa oleh Olivia, kemudian Olivia mencari-cari tali. Setelah itu ia mengikat tangan wanita tersebut, lalu berjalan ke arah meja kasir dan membuka laci kasir. Mengambil seluruh uang yang ada di sana, ia juga mengambil beberapa macam makanan dan memasukannya ke dalam sebuah kantong untuk persediannya nanti. Tak lupa mengambil sebuah lakban untuk menutup mulut wanita tersebut, agar aksinya tidak diketahui. Setelah dirasa cukup, Olivia pun meninggalkan toserba itu lalu berjalan menuju subway untuk menuju bandara. Ya, Olivia berniat untuk meninggalkan negara ini.

"Personal Assistant"   [Fabio Quartararo]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang