Darah lebih kental daripada air. Tak peduli sampai di mana kita membenci, sampai kapan kita membenci, sampai bagaimana kita membenci. Tak peduli sekeras apa kita memukul, sekeras apa kita berlari, sekeras apa kita menolak, sekali lagi, darah lebih kental daripada air.
Tidak ada mantan orangtua, tidak ada mantan adik, tidak ada mantan kakak.Bagaimana pun keadannya, fakta tak akan pernah berubah.
.
.
.
.
.3 MINGGU KEMUDIAN
Sore yang cerah. Sharena sedang asyik menyiram bunga-bunga kesayangan sambil mengawasi Kenzie yang bermain dengan dua orang teman sebayanya di teras rumah.
"Mamaaa." Tiba-tiba, bocah itu memanggil dengan heboh.
"Yaaa?"
"HP Mama geteeer."
"Bawa sini, Ken!"
Kenzie pun mengambil ponsel itu dari atas meja teras, lalu mengantarkannya pada Sharena di halaman rumah.
Sharena menerima, lalu membaca nama yang tertera pada layar.
Mba Stefanie is Calling...
"Halo, Mbak Stefi?" Sharena tersenyum lebar meski sang lawan bicara tak melihat.
"Halo, Cantik... apa kabar? Maaf ya lama gak ngehubungin, aku sibuuuk banget."
"Baik, Mbak. Mbak sendiri gimana? Iya gak apa-apa, aku ngerti, kok, hehe."
"Baik juga. Anyway, El mana? Aku telfon gak diangkat-angkat."
"Masih di kantor, Mbak. Mungkin HP-nya di-silent karena masih sibuk."
"Oh I see, I see. Rena, aku di Jakarta, nih. Aku mau ke rumah, ya?"
"Lho? Ya ampun, Mbak... kok gak bilang-bilang? Kan, nanti kita bisa jemput."
"No, no need to. Aku pakai taksi online aja. Aku baru install aplikasinya ini."
Sharena tertawa kecil. "Mbak, Mbak... lucu banget, sih. Aku kangen banget sama Mbak Stefi."
Stefanie atau yang lebih akrab disapa 'Stefi' ini sebelas-dua belas dengan Gabriel yang hobi curhat dan super terbuka.
"Hihi, miss you too, Cantik. I'm heading, ya... jangan lupa sambut aku."
....
Satu jam kemudian, sampailah seunit mobil hitam. Di dalamnya ada seorang wanita cantik nan glamor yang tadi berbincang dengan Sharena.
Wanita itu membuka pintu mobil, kemudian turun dari taksi online yang sudah mengantarnya. Dibantu sang supir, ia menurunkan dua buah koper, kemudian berjalanlah ia menuju rumah adiknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HUSBANDS ✔️
RomanceMengapa Daryl dingin seperti itu? Apa salah Rossalin? Katanya cinta, tapi yang diberi hanya bingung dan air mata. Rossalin itu orangnya hangat, suka menyayangi dan disayangi. Namun, yang ia dapat selalu sebaliknya. Mengapa Rossalin tak seberuntung S...