08 - Please Don't Do It Again

6.1K 576 242
                                    

[Sebelumnya] "Maksudnya, Lin?" Sharena bertanya. Mulai penasaran sekaligus curiga, tetapi wajah tetap dibuat tersenyum saja.

Seketika, Rossalin tersadar tak seharusnya berkata demikian.

"Maaf, Mbak... maksudku, lebih baik rewel di makanan daripada di masalah lain." Rossalin tersenyum canggung.

Sharena diam, meski dalam hati menerka-nerka. Menatap Rossalin beberapa sekon sebelum mengalihkan pandangan ke arah lainnya. Jujur, Sharena semakin curiga dengan sikap si ipar. Namun, ia tak ingin mencari ribut dulu karena belum punya bukti apa-apa. Ia memutuskan untuk tetap bersikap biasa saja.

"Gak juga, Lin." Sharena merespons pendapat Rossalin.

"Ya? Gimana Mbak?" Rossalin bertanya hati-hati.

Sharena menghela napas, lantas tersenyum di ujung bibirnya. Menatap Rossalin tepat di wajah. "Nobody's perfect, Rossalin. Bohong kalau aku bilang selalu senang sama Mas Gabriel. Namanya juga rumah tangga, sometimes he hurts me too, with his sharp tongue." Lalu mengedikkan bahu.

Rossalin diam.

Yang lebih tua mengambil cangkir berisi teh manis yang Rossalin tadi suguhkan. Menyeruputnya sambil menatap Kenzie dan Angelica yang sedang bermain di muka TV layar datar besar. "Kamu tahu kan Mas Gabriel kalau ngomong suka tajem, meskipun gak kasar? Kadang... dia udah nyakitin aku, tapi dia gak sadar," jelasnya kemudian.

At least Mas Gabriel would say "Sorry" after that, Mbak. Gak kaya adeknya... yang membuat kata maaf terkesan haram. Batin Rossalin, kembali membandingkan.

"Dia juga sering sebel sama aku, karena aku kadang emang nyebelin, cerewet, suka ngomel. Tapi susah buat berubah... udah tabiat." Sharena tersenyum pada Rossalin, lalu ia menunduk sebentar.

Rossalin hanya menyimak, menatap wajah Sharena yang menatap kosong ke arah lantai.

"Tapi kita selalu mencoba untuk gak terlalu melihat kekurangan masing-masing, Lin. Aku selalu melihat kelebihan Mas Gege yang mungkin gak bisa aku dapetin dari laki-laki lain. Dia juga begitu ke aku. Makanya sampai sekarang, kita masih betah saling mencintai... karena kita selalu saling mengerti." Sharena tersenyum lembut.

Diam-diam, ada yang air matanya tergenang.

"Kenapa, Lin?" Sharena mendekatkan badan.

"Enggak, Mbak, aku... terharu aja dengernya." Rossalin menyeka air mata dengan canggung.

Tiba-tiba, terlihat Gabriel turun dari tangga rumah tersebut setelah satu jam setengah berada di lantai dua. Ia melihat kedua wanita yang sedang mengobrol di ruang tamu, sementara Kenzie dilihatnya sedang menemani Angelica menonton TV di ruang keluarga dengan interaksi yang menggemaskan.

Tiba Gabriel di hadapan istrinya, ia langsung bertanya, "Rena, udah mau pulang, belum?"

"Mas Gege udah selesai?" Istrinya balik bertanya.

"Udah," jawab Gabriel, sedikit memperhatikan raut Rossalin yang memerah. "Kenapa kamu, Lin?" tanyanya sedikit memiringkan kepala untuk melihat lebih saksama.

"Gak apa-apa, Mas," senyum Rossalin sedikit paksa.

Gabriel mengangguk saja, tak berminat melanjutkan pertanyaan.

Sharena menilik Rossalin tanpa sepengetahuan yang ditilik. Melihat setiap gurat wajah, mengidentifikasi adakah keanehan yang mengarah ke 'genit'.

Tiada.

Tak lama dari itu, Gabriel, Sharena, dan Kenzie pun pamit pulang dari rumah tersebut.

**ROSSALIN**

HUSBANDS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang