14 - Jealousy and Its Explanation

5.3K 525 261
                                    

"Kenapa? Kenapa Mas gak boleh masuk? Kamu harus jawab, gak boleh bilang 'bukan karena apa-apa' karena segala sesuatu punya sebab

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kenapa? Kenapa Mas gak boleh masuk? Kamu harus jawab, gak boleh bilang 'bukan karena apa-apa' karena segala sesuatu punya sebab."

Daryl belum menjawab. Masih diam, mencoba merangkai kata agar dapat mengimbangi ujaran menusuk dari sang kakak.

"Kamu gak mau Mas ketemu sama Rossalin, ya?" Gabriel bertanya semakin serius.

Daryl yang sedikit menunduk, lekas mengangkat kepala tuk menatap. Pikirnya minta maaf sudah cukup, tak sangka bila Gabriel akan menanyakan alasan tindakannya.

Dan Daryl rasa, kartunya akan segera terbuka tidak lama lagi.

"Kamu cemburu sama Mas? Iya?"

Tepat sasaran.

Napas Daryl sontak tecekat.

"Hm? Benar atau salah, Daryl? Kalau salah, Mas minta maaf karena udah kepedean. Kalau benar, Mas minta maaf juga, tapi Mas butuh penjelasan. Di sebelah mana letak kecemburuan kamu, supaya Mas gak melakukannya lagi. Karena sumpah, lucu aja kamu cemburu sama Mas. But that's fine, gak apa-apa, Mas mau denger alasan kamu," lanjut Gabriel, selalu berkepala dingin.

Namun, Daryl masih sibuk merangkai kata. Juga, menata pikiran dan perasaan.

Hingga 1 menit pun berlalu....

"Iya, Mas. Aku cemburu." Daryl membuyarkan keheningan. Ternyata kata yang dirangkainya sejak tadi hanya sependek itu.

Namun setidaknya, Daryl sudah sanggup untuk mengakui secara harfiah bahwa ia cemburu. Karena sang kakak terlalu lihai dalam permainan kata, membuat Daryl terpojok dan menghancurkan batu kegengsiannya.

Gabriel menyeringai tipis tak habis pikir. Ia kaget, tapi tak terlalu juga karena alasan "cemburu" adalah salah satu prediksinya.

"Okay, now explain the reason," titah Gabriel selanjutnya.

"Mas terlalu perhatian sama Rossalin. Belakangan ini, dia jadi sering muji-muji Mas di depan aku. Setiap dia abis ngobrol sama Mas, ada aja cerita baru yang bagus tentang Mas. Aku gak suka dia sering sebut-sebut Mas Gabriel waktu aku lagi berdua sama dia. Makanya aku gak mau Rossalin ketemu sama Mas lagi."

Penjelasan Daryl tak terlalu panjang, karena memang hanya itu alasannya.

Gabriel menghela napas sebelum melemparkan amunisi-amunisinya. Lumayan kaget akan seperti ini jadinya. Sumpah, dicemburui saja sudah sangat lucu menurut Gabriel, sebab merasa tak pernah melakukan apa pun dengan atau pada Rossalin. Ada hati pada Rossalin saja tidak.

"Mas minta maaf sekali. Dari lubuk hati yang paling dalam, Mas minta maaf. Mas gak ada niatan sama sekali, Mas gak tau dan gak nyangka kalau apa yang Mas katakan atau lakukan ternyata berarti untuk Rossalin sampai dia muji-muji Mas di depan kamu."

Mendengar kalimat tenang kakanya, Daryl jadi kesal. Kesannya Gabriel sedang berbangga.

"Tapi M—"

"Ssstt. Diem dulu, belum selesai." Gabriel kembali menyetop Daryl dengan santai. "Kenapa Mas bilang begitu? Karena Mas bener-bener gak pernah merasa melakukan sesuatu yang besar, apalagi Mas rasa Mas sama Rossalin itu formal banget," lanjutnya lagi.

HUSBANDS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang