13 - Sunday Apologies

4.5K 491 229
                                    

Keesokan harinya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keesokan harinya....

Hari Minggu, jam 3 sore. Daryl sudah berniat untuk melaksanakan perintah kakak tertuanya, Stefanie, untuk meminta maaf pada kakaknya yang lain, Gabriel. Ia pun sudah mengatakan pada Rossalin tentang rencananya ini. Tidak secara rinci, Daryl cuma bilang hendak menyelesaikan urusan kecil.

"Aku pergi ke rumah Mas Gabriel jam 4," ujar Daryl pada istrinya yang sedang sibuk menyetrika.

"Iya, Mas. Aku boleh ikut, gak?" tanya Rossalin begitu saja.

"Ngapain? Gak usah." Daryl menjawab cepat.

Rossalin hanya ingin mengetes. Apa suaminya itu cemburu atau bagaimana, Rossalin penasaran sekali.

"Kenapa, Mas?"

"Pokoknya gak usah. Nanti kamu malah ngelirik-ngelirik yang punya rumah lagi." Si suami menyindir sinis.

Rossalin melirik singkat, kemudian kembali menatap setrikaannya. "Aku juga di sana ngobrolnya sama Mbak Sharena kali, Mas. Masa iya aku nimbrung kalian berdua ngobrol," responsnya ringan.

Sebenarnya, banyak kata-kata romantis yang bisa dijadikan kalimat cemburu menggemaskan. Namun, ya... this is Daryl Revandra after all. Tapi yang begini pun sudah cukup membuat Rossalin senang dan gemas. Ia semakin yakin kalau suaminya sedang cemburu, bukan sekadar kesal.

"Tetap aja bakal ketemu. Pasti kan Mas Gabriel bakal lalu lalang juga di rumahnya. Terus juga pasti dia bakal negor kamu, gak mungkin enggak. Udahlah, pokoknya kamu di sini aja sama Angelica, gak usah ikut. Aku gak lama," tandas Daryl tak terbantahkan.

Tuh, kan... aku betul. Rossalin berbangga diam-diam.

Ocehan suaminya kali ini tak menyakiti hatinya, malahan merajut senyuman tipis pada bibirnya. Rossalin senang karena ia merasa diposesifkan. Sungguh sebuah fenomena langka yang layak masuk di 7 kejadian tak biasa On The Spot.

Biasanya, Daryl hanya akan marah-marah kasar saat dia cemburu pada Gabriel, tapi kali ini omelannya terasa beda. Meski untuk sebagian orang kalimat Daryl masih tergolong ketus, tapi bagi Rossalin yang terbiasa dengan kalimat yang lebih-lebih parah, merasa itu sudah cukup manis.

"Ya udah, Mas. Aku titip salam aja ya."

"Iya, nanti aku sampein ke Mba Sharena. Ke Mas Gabriel gak perlu." Ucapnya sambil mengenakan kemeja krem yang sudah disetrika dan digantung selama 15 menit oleh Rossalin, sehingga kemejanya sudah mendingin, tidak panas lagi.

Rossalin kembali menahan senyuman. "Iya, terserah Mas aja mau sampein ke siapa," balasnya menyimpan senang.

***

Sejak pukul 4 sore, Daryl sudah mengemudikan mobilnya menuju Cempaka Putih, tempat kediaman sang kakak lelaki.

Puluhan menit bergulir, akhirnya Daryl sampai. Ia memarkirkan mobilnya di depan pagar rumah Gabriel. Turun dari benda itu dan mulai berjalan ke area halaman rumah, kemudian teras rumah.

HUSBANDS ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang