10 || a Kiss

1.4K 113 0
                                    

Semalam setelah meninggalkan konser dan pergi ke atas bukit Jimin oppa mengantarku pulang, malam sudah sangat larut ketika kami tiba di rumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Semalam setelah meninggalkan konser dan pergi ke atas bukit Jimin oppa mengantarku pulang, malam sudah sangat larut ketika kami tiba di rumah. Aku pikir ia juga akan kembali ke dorm, namun ia justru meminta ijin untuk tidur di rumahku dengan alasan ingin menenangkan diri. Aku mengizinkannya.

Lalu pagi ini aku turun ke dapur lebih awal untuk membuat sarapan, sedangkan Jimin oppa masih tidur nyenyak di kamar tamu. Beruntung aku tidak ada kelas hari ini jadi aku bisa menemaninya sebelum ia pulang ke dorm nanti, semoga saja perasaannya bisa membaik setelah menginap disini.

Selesai memasak aku melihatnya keluar dari kamar masih dengan rambut berantakan juga wajah bantalnya, bangun tidur saja Jimin oppa tetap terlihat tampan. Aku membayangkan jika menikah dengannya nanti aku akan melihat wajah bantalnya setiap pagi, akan semenyenangkan apa hidupmu saat itu terjadi Lee Yoora?

"Oppa mandi sana gih! Setelah itu kita sarapan." Ia hanya mengangguk lalu menyambar handuk yang ku berikan.
Sembari menunggunya membersihkan diri aku menyajikan makanan di atas meja, beruntung aku bisa sedikit memasak berkat rajin membantu mendiang eomma di dapur saat beliau masih hidup dulu.

Tidak lama akhirnya ia tampak keluar dari kamar mandi, sebelah tangannya sibuk mengeringkan rambut dengan handuk. Aku mendekatinya berusaha membantu pria tampan dengan rambut pirang itu.

"Mau aku bantu?" Tawarku.

"Boleh." Ia menarik kursi meja makan lalu duduk setelahnya, dan aku mulai mengambil alih mengeringkan rambut Jimin oppa dengan handuk itu. Dulu mendiang eomma selalu melakukan hal seperti ini untukku, membuatku mengingat kasih sayang mendiang eomma ketika aku masih kecil dulu.

"Kau bisa memasak chagiya?"

"Sedikit, setidaknya oppa tidak akan kelaparan jika berkunjung kemari." Ia tergelak begitupun aku, sementara jemariku masih sibuk dengan rambutnya hingga pria tampan itu berujar kembali dengan santai.

"Sepertinya kehidupan kita setelah menikah nanti akan menyenangkan seperti ini." Deg. Kenapa Jimin oppa bisa mempunyai pemikiran yang sama sepertiku?

"Hahaha, lebik baik kita segera sarapan sebelum makanannya dingin." Usulku kemudian.

"Pipimu merah chagiya."

"Aniyo." Aku berusaha mengelak. Berusaha menyembunyikan semburat merah jambu di pipiku, bahkan aku yakin kali ini warnanya sudah merah seperti tomat.
Aku segera menarik kursi di seberang Jimin oppa, setelah sebelumnya mengambilkan makanan untuk kekasihku itu.

"Yoora."

"Hmm?"

"Kapan kuliahmu selesai?"

"Hmm mungkin kurang dari 2 bulan lagi, kenapa?" Aku mulai menyendok makanan ke mulutku, menikmati sarapan hasil buatan tanganku sendiri dengan hikmat.

"Tidak apa-apa. Lalu rencana selanjutnya apa?"

"Mencari pekerjaan yang sesuai denganku." Jawabku asal.
Selanjutnya kami makan dalam diam hanya dentingan sendik garbu yang menemani, lalu aku membereskan sisa makanan kami dan mengumpulkan piring kotor di wastafel. Sebelum aku selesai memakai apron untuk mencuci piring, Jimin oppa sudah mendahuluiku lalu mencuci tumpukan piring kotor itu tanpa canggung sedikitpun.

𝐅𝐈𝐋𝐓𝐄𝐑 (Park Jimin BTS) SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang