21 || Namsan Tower

960 83 0
                                    

"Maaf, anda mencari siapa?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Maaf, anda mencari siapa?"

Saat ini aku Jimin oppa juga appa tengah duduk dengan suasana hening di ruang tamu, lebih tepatnya setelah pak Kim keluar untuk meninggalkan kami bertiga beberapa saat yang lalu. Tanpa aku duga appa mengunjungiku tepat saat Jimin oppa berada disini, lalu dengan bodohnya aku membiarkannya membuka pintu ketika terdengar ketukan dari luar.

"Sebelumnya saya minta maaf karena telah mencintai putri anda." Aku mendongak menatap iris Jimin oppa yang duduk di sebelahku, tidak ada sorot ragu ataupun takut saat ia mengatakan itu di depan appa yang jelas-jelas sedang menahan amarah saat ini.

"Jadi,kau sering datang kemari?" Park Jimin mengangguk.

"Siapa namamu? Pekerjaanmu?"

"Park Jimin. Dan saya seorang idol, salah satu member BTS jika barangkali anda tahu."
Appa terlihat berulang kali menatap Jimin oppa dari atas hingga bawah dan sebaliknya, aku tidak bisa menebak apa yang tengah di pikirkan beliau saat ini? Tapi aku bisa melihat bahwa raut wajah kaku appa perlahan menghilang, tergantikan dengan ekspresi acuh dan meremehkan pria yang duduk di sebelahku ini.

"Kau tahu siapa aku?"

"Anda adalah ayah dari gadis yang saya cintai." Tawa appa meledak mendengar jawaban Park Jimin, sedangkan kami berdua hanya membisu di tempat.

"Pernah mendengar LYJ Group?"

"Salah satu perusahaan terbesar di Korea bahkan Asia, dan tempat pacar saya bekerja selama ini."

"Kau tahu LYJ itu singkatan dari Lee Young Joon? Dan, itu adalah namaku." Jimin oppa membelalak kaget lalu menatapku bingung. "Maksud anda?"

"Aku Lee Young Joon pemilik LYJ Group yang katamu terbesar se-Asia itu, dan gadis yang kau kencani ini putri semata wayangku yang artinya ia satu-satunya pewaris LYJ Group."

Aku mendesis pelan kala appa mengatakan itu dengan santai, Jimin oppa terlihat masih bingung dengan jawaban appa. Sedang appa sendiri tampak santai sembari menyilangkan kakinya. Selama ini aku tidak pernah berpikir jika akan terjadi hal seperti ini, bahkan aku tidak tahu kapan aku bisa berkata jujur pada Jimin oppa tentang diriku sebenarnya. Aku takut jika ia merasa di bohongi lalu meninggalkanku, terlebih aku sudah nyaman dengan kehidupanku yang sederhana ini.

"Maaf Jimin oppa aku tidak berkata jujur denganmu selama ini. Tapi aku tidak berniat membohongimu, saat itu kita dekat tepat setelah aku pindah ke rumah ini. Saat itu aku memang memutuskan untuk belajar hidup mandiri, bahkan aku bisa bekerja di kantor appa dengan jerih payahku sendiri tanpa nepotisme sama sekali."

Ia terdiam lalu menghela nafas, sebelah tangannya menggenggam jemariku lalu Jimin oppa berujar.

"Tidak perlu minta maaf. Kau tidak salah Yoora, aku tidak marah denganmu." Aku menatapnya dan ia memberiku sebuah senyuman yang amat manis.
"Apa-apaan kalian bergandengan tangan di depan orang tua? Tidak sopan!" Appa menginterupsi kami.

𝐅𝐈𝐋𝐓𝐄𝐑 (Park Jimin BTS) SELESAI✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang