Yoora memasuki lobby kantor cabang LYJ Group untuk pertama kalinya, sepatu heelsnya mengetuk-ngetuk lantai marmer itu dengan merdu. Mengenakan setelan jas berwarna putih tulang, Yoora tampak begitu dewasa dan anggun secara bersamaan. Rambutnya yang biasa ia gerai kini di cepol serapi mungkin, membuat penampilannya tampak semakin formal juga elegan.
Di tengah lobby semua pegawai cabang LYJ Group berkumpul, mereka yang kebanyakan asli warga lokal menunduk segan ke arah gadis itu.
Yoora memperkenalkan diri setelah seorang wanita menyambutnya."Saya rasa kalian semua sudah tahu siapa saya, namun secara langsung saya akan memperkenalkan diri terlebih dahulu." Yoora menghela nafas lalu memperkenalkan dirinya di hadapan semua pegawai. Selama disana ia akan menjabat sebagai pimpinan mereka, Yoora berharap mereka bisa bekerja sama dengan baik dan meningkatkan kualitas perusahaan untuk lebih baik lagi ke depannya.
Usai memperkenalkan diri Yoora memasuki ruang kerjanya. Ruangan dengan interior serba peach itu mampu membuatnya merasa nyaman, pasti ayahnya sendiri yang memilih warna itu untuk dekorasi ruangan miliknya.
Ia mengitari meja berjalan gontai ke arah dinding kaca raksasa dalam ruangan itu, matanya berotasi mengamati gedung-gedung pencakar langit disana. Ia menggeleng, lalu mendesah lelah. Berusaha menghirup oksigen sebanyak mungkin untuk mengisi paru-paru, juga berusaha menetralkan rasa nyeri di ujung hatinya ketika mengingat wajah tampan Park Jimin.
Ini bukan lagi Korea ini juga bukan rumahnya.Tidak akan ada lagi bayangan pria tampan itu di seluk beluk kota, di Korea ia akan menjumpainya hampir di setiap sudut tempat. Wajah tampan Park Jimin dengan eye smile miliknya itu akan ada di layar besar hampir semua gedung, bahkan posternya akan ada disebuah halte bus juga beberapa merk produk makanan yang menjadikan pria itu sebagai bintang iklannya.
Yoora mengusap bayangannya sendiri di kaca itu, setidaknya disini ia tidak akan menemui hal tersebut. Ia akan dengan mudah melupakan idol pria itu. Yoora tersadar dari lamunannya ketika pintu ruangannya di ketuk seseorang, gadis dengan rambut pirang di cepol itu tersenyum ramah padanya, selama Yoora berada disini gadis itu akan menjadi sekretarisnya. Yoora duduk di kursi miliknya lalu gadis itu mulai memperkenalkan diri.
"Jeo neun, Alexandra imnida." Yoora tertegun ketika gadis itu mengucapkan bahasa Korea. "Kau pandai berbahasa Korea, ya?"
"Saya bisa menguasainya sedikit, nona Lee." Yoora mengangguk dan selanjutnya Alexa menunjukkan berkas-berkas yang perlu ia cek kembali hari ini.
Pintu ruangan berwarna abu tua itu kembali tertutup saat Alexa keluar. Menyisakan Yoora yang kini menyandarkan punggungnya di kursi sembari memijat pangkal hidungnya, Yoora menyalakan laptopnya lalu mengetik nama Park Jimin disana. Entahlah, apa yang sedang ia lakukan saat ini? Sepertinya ia harus jauh-jauh dari benda yang membuatnya mengingat idol itu, tapi tetap saja tidak bisa.
Tangannya terus bergulir mencari berita terbaru mengenai idol itu, hasilnya tidak ada selain berita kehebohan mereka di bandara beberapa hari yang lalu.
Yoora memutar sebuah video disana, video comeback boy grup mereka beberapa waktu yang lalu saat ia masih berstatus kekasih Park Jimin. Jemari lentiknya terulur mengusap wajah tampan idol itu di layar laptop, tiba-tiba Yoora tersentak ketika ponselnya berdering di atas meja.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐅𝐈𝐋𝐓𝐄𝐑 (Park Jimin BTS) SELESAI✓
RomancePark Jimin Saranghae. Cerita ini di tulis pure berdasarkan imajinasi saya sebagai fans Park Jimin BTS. Tidak suka jangan di baca‼️ #Rank 1-PJM #Rank 1-FILTER #Rank 1-SERENDIPITY #Rank 1-PROMISE #Rank 2-ARMY 🎀Start 3 Desember 2020🎀 🎀Finish 23 Agus...