33. ghosting

2.1K 260 14
                                    

vote ☑

Hari masih terlalu dini namun cowok tampan itu sudah siap meninggalkan kamarnya. Minho masih berdiri kaku di depan pintu menatap Jisung yang terlelap damai dengan balutan selimutnya.

'Gue pergi dulu maaf nggak pamit'

Minho pun dengan berat hati memutar knop pintu dan pergi meninggalkan kekasihnya, berjalan dengan tatapan angkuh menuruni setiap lantai gedung asrama. Suasana hatinya kacau, emosi dan kesal menjadi satu.

Minho mendapat panggilan dari Jay Leecloskey tadi malam. Mungkin sang ayah mulai geram gertakan dari ajudannya tidak ada yang diindahkan oleh Minho.

"Selamat malam anakku, bagaimana kabar kamu? "

Minho menggertakkan giginya, nada bicara Jay yang seolang meledek membuatnya emosi.

"Apa yang anda mau?" ketus Minho.

"Tidak banyak, Ayahmu ini hanya ingin anak semata wayangnya mengikuti jejak karir ayahnya berkecimpung di dunia menyenangkan dan gemerlap harta. Dan kamu melanjutkan kuliah di Singapura agar ayah bisa memantau kamu. Hanya itu"

Minho mengerutkan dahinya , bisa bisanya orang itu meminta seenak jidat setelah bertahun-tahun hidup dalam bayang seorang Ayah Kaya yang hanya memberinya uang.

"Bisa bisanya anda meminta seperti itu dengan anak yang tidak anda urusi, saya besar dengan jerih payah Mama bukan anda. Uang anda tidak saya sentuh , saya tidak butuh "

Jay tertawa lantang, mengintimidasi.

"Tidak usah berlagu, kamu sepenuhnya anakku hak asuh ditanganku. Dan saatnya kamu harus membantu Ayahmu atau hal buruk terjadi "

Minho menekan pelipisnya menanggapi ancaman Jay yang selalu ada saja.

"Tidak. Saya tidak sudi melakukan apa yang anda inginkan"

"Jisung Handerson, seluruh anggotanya tinggal di Bant** memiliki usaha resort. Minho dan Suzy Handerson nama orang tuannya dan Jihan anak pertamanya. Bagaimana? Apa kamu mau seluruh keluarga Jisung saya habisi dan membiarkan kamu hidup dalam kebenciannya? "

Ancaman itulah yang akhirnya membuat Minho menuruti apa yang orang itu inginkan.


Minho mendapati kaki tangan Ayahnya berdiri di depan pintu masuk gedung asrama. Pria itu bersetelan rapih walau keadaan masih pagi, menggagumkan.

" Selamat pagi tuan muda maaf saya menjemput tuan terlal-"

"Sudahlah, saya tidak butuh basa-basi sudah cukup lelah dengan semua ucapan anda"

Minho mendahului ajudan Ayahnya itu dan melenggang masuk kedalam mobil APV hitam yang terparkir apik. Jacob sang kaki tangan Ayah Minho lantas bergegas memasuki mobil itu dan pergi meninggalkan area Asrama.

"Sudah sejak kapan mengikuti segala kegiatan saya dan mencari tau tentang Jisung?" tanya Minho ketus.

Jacob melihat wajah Minho dari spion, wajah yang sama angkuhnya dengan bos besarnya. Ia pun tersenyum ramah.

[END] homophobic ┆MINSUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang