Saat fatimah tengah bergegas pergi meninggalkan rumah itu tiba tiba saja ponselnya berbunyi.
Tring..
(bunyi ponsel)Atta
Online
1 pesan tak terbacaVideo
/Hp ditutup
Fatimah sungguh tak percaya apa yang baru saja ia lihat. Di video itu terpampang jelas di depan mata kalau fatim tengah disiksa oleh teman temannya.
Walaupun ada 1 laki laki yang tak ikut memukuli tapi tetap saja, dia tau masalah ini dan membiarkan mereka memukuli fatim?
/BRAKK
Tiba tiba saja fatimah datang membanting pintu lalu menunjukan video itu pada fatim.
"Ini lo?!" Tanya Fatimah naik pitam.
"H-hh argghhh! Hhhhh" fatim hanya merengek sambil menutup telinganya. Sungguh gadis itu sudah seperti orang tidak waras.
"Fatim! Jawab! Ini lo!?" Fatimah semakin kesal melihat tingkah kembarannya itu.
"Aaaaa!! Hhhh arghhh!"
Atta yang tak tega melihat fatim pun menyuruh fatimah untuk berhenti memperlihatkan video yang membuat fatim trauma berat.
Fatimah hanya menggelengkan kepalanya tak percaya, akhirnya ia mau untuk bertukar hidup dengan kembarannya ini.
06.35 wib
*** Sekolah
Seperti biasa, fatimah tetap berprilaku layaknya diri dia sendiri. Selama ia menelusuri koridor selama itu pula ia menjadi pusat perhatian orang orang yang ia lewati. Entah bagaimana fatim bisa tahan di tempat seperti ini.
*** Kelas
Akhirnya fatimah memasuki kelas walau masih menjadi pusat perhatian seperti tadi. Ia berjalan dengan malas kearah bangku orang bodoh itu.
"Huft...." Ia menghembuskan nafas kasar.
"Apa liat liat!?"
Semua orang pun merasa heran dengan kelakuan fatim hari ini, mereka sama sekali tak menyadari kalau itu bukanlah fatim.
Yaa, ada yang menduga kalau ia kesambet, kesurupan, atau bahkan gangguan jiwa. Tapi fatimah sama sekali tak menghiraukan itu.
Saat fatimah tengah asik bermain dengan ponselnya, datanglah sohwa and the geng dan fateh and the geng. Seperti biasa, untuk mengganggu fatimah yang mereka kira fatim tentunya.
"Ehh, pelacur kita udah dateng. Tumben pagi banget? Biasanya siang, ohh gue tau! Pasti kemaren om om yang nyewa lu sepi yaa? Utututu kaciann berarti gak punya duit dong hahahah" hina saaih dengan tawa di akhir kalimatnya. Membuat yang lain ikut tertawa tentunya.
"Hm, gak salah lagi. Pasti mereka" batin fatimah.
"Kebiasaan, teh! Lu beliin dia korek kuping sono. Kesian.. Duitnya banyak tapi gak mampu beli korek kuping!" Sohwa ikut meledek.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING (Tahap Revisi)
FanfictionIni tentang anak perempuan yang hidup nya dipenuhi dengan kepalsuan. Yang bertahan hidup dengan sesak dan rasa sakit yang ia pendam selama bertahun tahun. Tangan yang ia gunakan untuk menahan isak tangis yang keluar dari bibirnya setiap malam. Sen...