"Guys, si fatim nantangin kita" ucap fateh yang memasuki kelas dengan keringat dimana mana.
"Lu abis mandi ya teh? Basah bener" ujar saaih heran.
"Apanya yang basah?" tanya thariq yang menaikan sebelah alisnya.
"Otak lu harus dicuci dulu pake molto dah riq" balas qahtan.
"Hehe" thariq pun hanya menyengir kuda lalu kembali mendengarkan.
"Gue serius, gak usah merhatiin keringet gue dulu napa" kesal fateh.
"Iya iya, yaudah lu mao ngomong apa? Si pelacur berani nantangin gimana?" tanya sajidah penasaran.
"Si fatim nantangin, katanya dia gak takut kita bikin dia masuk rumah sakit lagi" jelas fateh.
"Oh yaudah, bagus dong kalo gitu. Berarti kalo kita kerjain lagi tu cewek bukan salah kita lah. Dia sendiri yang nantangin" ujar iyyah yang sedari tadi memperhatikan.
"Gue si hayu aja" ucap thariq bersemangat.
"Oke" sambung saaih dengan senyum miringnya.
"Gue ma ngikut" ucap saleha.
"Gass lah!" Sambung sohwa.
Fateh pun menatap sajidah dan qahtan yang belum memberi jawaban. Kedua orang itu hanya mengangguk menandakan 'ya' lantas fateh pun tersenyum licik hingga menunjukan gigi dan rahangnya.
"Bakal seru nih" batin fateh.
10.05 wib
Fatim yang sudah merasa kenyang pun segera pergi dari kantin menuju perpus. Karena masih ada waktu 25 menit lagi tidak ada salahnya ia membaca buku.
Fatim memang hobby membaca. Ia suka cerita cerita pendek, fantasi, vampire, dan romance. Ia juga suka drama, tapi bukan drama seperti di indosiar :v
*** Perpustakaan
Fatim memilih sebuah novel yang berjudul 'fantasion' penyebab ia memilih buku tersebut karena ia menyukai sebuah misteri. Ia suka memikirkan sebuah alur cerita yang tersekan susah ditebak.
11.00 wib
Tak terasa 25 menit sudah berlalu. Kini bel telah berbunyi menandakan semua murid harus segera masuk ke kelas masing masing.
"Huft... Cepet banget sih bel nya, baru juga baca" gerutu fatim kesal.
"Yaudah lah, besok gue baca lagi. Padahal lagi seru serunya gila! Kenapa bel nya harus bunyi pas semua kebenarannya bakal keungkap? Disaat tu cowok ngejelasin kenapa cewek itu depresi? Ahh! rese." umpat fatim pada dirinya sendiri.
Fatim pun dengan terpaksa memasuki ruang kelas yang menurutnya sudah seperti di neraka.
Ah, sudah berapa kali kubilang kalau tempat itu bagaikan di neraka? Mungkin kalian bosan mendengarnya. Namun itulah yang fatim rasakan.
*** Kelas
/Ceklek
Fatim pun masuk kedalam kelas dengan wajah datarnya. Baru saja fatim membuka pintu.
Namun semua mata sudah tertuju padanya, seolah fatim adalah pusat perhatian mereka. Tapi fatim tak menghiraukan itu. Ia pun kembali pergi ke kursinya lalu duduk dengan tenang.
Sohwa yang sedari tadi memperhatikan fatim hanya tersenyum miring dan memberi kode kepada teman temannya untuk awasi gadis itu selepas pulang sekolah. Jangan sampai mereka kecolongan lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING (Tahap Revisi)
FanfictionIni tentang anak perempuan yang hidup nya dipenuhi dengan kepalsuan. Yang bertahan hidup dengan sesak dan rasa sakit yang ia pendam selama bertahun tahun. Tangan yang ia gunakan untuk menahan isak tangis yang keluar dari bibirnya setiap malam. Sen...