Betapa terkejutnya fatim saat melihat sohwa yang mengeluarkan sebuah pisau dari saku celananya. Ya, sepertinya sohwa kemari karena ingin mengganti bajunya menjadi seragam sekolah. Tapi waktu yang sangat tidak tepat mempertemukan mereka ditempat yang sangat tidak tepat juga.
Fatim hanya bisa membulatkan matanya dan melangkah mundur walaupun ia tau itu akan sia sia.
"S-s-sohwa..."
Sohwa hanya tersenyum smirk lalu menyodorkan pisau itu pada leher fatim membuat fatim pun mendogak keatas agar tidak mengenai benda tajam itu.
"Sebenernya apasi yang lo lakuin selama gue di rs ha? Kenapa semua sahabat gue jadi tunduk sama lo!?" tanya sohwa naik pitam.
Tak terasa kini bulir air mata menetes tanpa izin. Membuat sohwa semakin senang dan beranggapan kalau aksinya berhasil membuat fatim merasa terintimidasi.
Fatim dia tak berkutik. Berharap ada keajaiban yang bisa membantunya untuk saat ini.
"Lo...gak pantes buat hidup" ucap sohwa yang langsung saja menarik tanga fatim untuk menggenggam pisau itu, lalu menyayat tangan sohwa seolah dia adalah korban disini.
"AAAA!!" teriak sohwa dari dalam toilet. Lantas membuat perhatian orang orang yang lewat situ pun menghampirinya.
"Ada orang didalem?" tanya salah satu murid didepan toilet.
"T-tolong!!" pekik sohwa merasa tangannya sangat perih.
"Loh?? Sohwa??" ucap murid itu yang ingin membuka masuk namun pintu itu dikunci.
Mau tak mau murid itu pun mendobrak pintu toilet lalu ditemukamlah, sohwa yang tergeletak tak sadarkan diri sedangkan fatim yang hanya menatap sohwa tak percaya.
"SOHWA?!" teriak murid itu lantas seluruh siswa yang berlalu lalang didepam sana ikut menghampiri ia.
"Astagfirullah...ini kenapa? Fatim?!"
"Ambulan ambulan!!"
*** Rooftop
/Brakk
"APA YANG LO LAKUIN!?" teriak fateh yang tiba tiba saja datang dengan wajah yang gusar.
"Ternyata lo belum berubah"
"Apa?"
"Lo cuma nilai seseorang dari apa yang orang lain omongin, bukan buka dari apa yang lo liat." ucap fatim menatap manik mata fateh.
"Pada dasarnya lo itu sama kayak mereka, dan gue yakin lo gak bener bener suka sama gue." lanjut gadis itu yang kini bangkit dari duduknya.
/Fateh dan fatim pov
Kemarin...
"Tim" panggil fateh pada fatim yang masih asik menonton tv.
"Hm?" tanya fatim singkat.
"Gue mau ngomong"
"Ngomong aja" ucapnya yang masih fokus pada acara tv tersebut.
Fateh yang merasa geram pun mengambil alih remot yang berada ditangan fatim lalu mematikan tv nya membuat gadis itu kesal.
"Ihh lu apaan sih?!"
"Kalo orang ngomong tuh dengerin!"
"Iya ini gue dengerin. Cepet ngomong!"
Detik selanjutnya fateh tiba tiba saja mendekat, menepis jarak diantara mereka. Membuat fatim tersentak kaget tentunya.
"A-apa yang lo-"
"Ssttt"
"Gue suka sama lo"
Fatim hanya bisa tercengang sekaligus membulat kan matanya tak percaya.
/Fateh dan fatim pov end
"Apa gue bener?"
"Kalo lo bener bener suka sama seseorang. Lo gak mungkin percaya sama berita murahan itu dan tetep percaya sama orang yang lo sayang." sambung fatim mengalihkan pandangannya kesembarang arah.
"Jadi kesimpulannya, lo itu cuma main main. Sebenernya apa yang lo cari dari gue, sampe ngelibatin perasaan?" tanya fatim dan fateh hanya diam di tempat tak berkutik sedikitpun.
"Gue duluan."
Fateh hanya menatap punggung gadis itu yang perlahan menghilang dari pandangannya.
/Flashback on
*** Kelas
"Teh" panggil saleha dan langsung duduk disamping kursi laki laki itu.
"Hm?" tanya fateh tanpa mengalihkan pandangannya dari bukunya.
"Eum...lu, bisa gak? E...bantuin gue?"
"Bantuin apa?"
"Eum...itu, e-anu"
"Lu kalo ngomong yang jelas napa,"
"E..itu teh"
"Itu itu apa si? Yang bener kek kalo gak gue gak mau bantu ni"
"Ehhh jangan dongg, iya iya kali ini gue bener"
Saleha pun menarik nafas dalam dalam.
"Lu bisa deketin fatim gak?" tanya saleha membuat fateh menernyitkan dahinya bingung.
"Maksud lo?"
"Ya gitu...eum, lo deketin aja si fatim. Soalnya...g-gue...suka, sama muntaz"
"Hah?!"
Saleha hanya mengenyir kuda.
"Gak"
"Ihh fatehh,"
"Bantuin gue napaaa! Kali iniii ajaa, gue kan gak pernah minta bantuan loo" rengek saleha seraya menunjukan baby eyes nya.
"Nggak" jawab fateh kekeh.
"Yaelah teh, kalo lu emang gak bisa naklukin tu cewek bilang ae" timbrung saaih yang mendengar ucapan mereka.
"Anjirr lu, bukan gitu. Cuma...beban idup dia udah banyak, gue gak mau nyakitin tu cewek. Kesian"
"Sejak kapan lu jadi kesianan ma fatim?"
"Sejak gue minta maaf"
Saaih pun memutar bola matanya malas.
"Yudah gini. Kalo lu berhasil naklukin hati si fatim, gue bakal kasih lo hadiah"
Fateh hanya menaikan sebelah alisnya seraya mmenatap saaih bertanya.
"Hadiah apa?"
"Mobil gue"
"Yang mana?"
"Lamborgini"
/Flashback off
Bersambung...
Don't forget to leave your vote and komen! See you next part gaiss! Baybayy 👋💗
-love you all- ❤⚡
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING (Tahap Revisi)
FanfictionIni tentang anak perempuan yang hidup nya dipenuhi dengan kepalsuan. Yang bertahan hidup dengan sesak dan rasa sakit yang ia pendam selama bertahun tahun. Tangan yang ia gunakan untuk menahan isak tangis yang keluar dari bibirnya setiap malam. Sen...