5

505 38 5
                                    

Pak wildan a.k.a polisi itu pun menjadi kesal dibuatnya.

"Bu, tolong tahan dirimu"

"Apa?" Heran bu luna.

"Anda tidak boleh membawa orang tua siswa kepada siswa yang menjadi korban... Yang masih di isolasi"

"Hhh, siswa yang menjadi korban? Kenapa anda selalu memanggilnya seperti itu? Itu membuat kita terlihat bahwa kita salah" kesal ibu sohwa.

"Jika... Anak anda tidak terlibat dalam masalah ini, kenapa kalian semua berkumpul disini?"

"Anak anak kita dituduh melakukan hal yang tidak mungkin mereka lakukan. Apakah menurut anda kami akan diam saja?"

"Apakah mereka melakukan hal itu atau tidak. Itu adalah tugas kami untuk menyelidiki masalah tersebut."

"Anak anak anda membawa fatim ke seuatu tempat, dan itu terekam CCTV dekat sekolah. Kalian tau itu? Mereka melewati jalan dekat gunung..." sambung pak wildan terpotong.

"Apa masalahnya? Mereka tetap berhubungan baik di sekolah, itu normal."

"Dia dibawa ke sebuah hutan sepulang sekolah, sampai jam 2 pagi? Di gunung yang gelap gulita?"

"Lupain, kalo wali nya datang kesini. Kita bisa akhiri ini lewat penyelesaian. Cuma karna ini..." ucap ibu saaih terpotong.

"Diam anda! Apa menurut kalian anak ini sedang bercanda sekarang?!" Kesal pak Wildan naik pitam.

Fatim yang tak tahan melihat keributan itu pun menyelimuti seluruh tubuhnya guna membuat mereka diam.

***


"Apakah kamu bisa makan? Kalau kamu merasa tidak nyaman, silakan bicara. Misalnya... Tiba tiba kamu bangun di malam hari" ucap dokter tersebut.

Namun fatim masih tak menjawab.


***


"Sejak saat itu, fatim tidak bicara selama sepuluh hari" lapor bu Luna kepada kepala sekolah mengenai kondisi fatim.

"Dia bisa mengalami amnesia" tebak pak Ali a.k.a kepala sekolah.

"Dia sepertinya punya masalah psikologis. Seperti afasia."

"Ternyata saya benar, dia mengalami itu."

"Anda telah melakukannya dengan baik bu luna." sambungnya.

"Polisi masih tidak bisa menerima keterangan dari fatim sampai saat ini, juga... Fatim tidak melakukan pengaduan, jadi jika di biarkan seperti itu. Ini akan lebih baik" ucap bu Luna.

"Itu pasti mengejutkan hati anda, jangan seperti itu. Jika kasus itu terjadi, reputasi sekolah akan merosot. Jika sekolah bermasalah, siapa yang terakhir menderita? Anak anak bukan? Selain itu, jika kesalahan seseorang dicatat."

"Dan saat dia masuk ke pendidikan tinggi, dia akan mengalami kesulitan sepanjang hidupnya. Bu luna, ini untuk anak anak. Untuk mereka" ucap pak Ali.

*** Rumah sakit

/Panggilan masuk

"Anak perempuan... Dan ayahnya pernah bertemu sebelumnya?" Tanya pak Wildan, dalam telfon.

"Ya. Tapi, dia tidak banyak bicara, jadi saya berfikir untuk kembali lagi. Saya akan memanggil nya nanti setelah sampai ke indonesia."

BULLYING (Tahap Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang