*** Rumah fatim
"Assalamualaikum." ucap fatimah saat masuk kedalam rumah.
Muntaz merasa sedikit bingung melihat fatim yang mengucapkan salam dan mencari seseorang. Setahu ia, fatim tinggal sendiri di rumah yang cukup luas ini.
"Masuk." ajak fatimah yang membuyarkan lamunan muntaz.
"Ah, iya" jawabnya lalu memasuki rumah gadis itu.
"Ck, pada kemana sih." gerutu fatimah yang masih terdengar oleh muntaz.
"Lu cari siapa?" tanya muntaz tak mengerti.
"Oh ya, abang kan kerja. Tapi Fatin? Kemana tu anak??" Batin Fatimah.
Merasa di diamkan muntaz pun memanggil gadis itu.
"Woi tim!" panggil muntaz yang membuat fatimah kembali dari fikirannya.
"Ah, iya?" ucap fatimah tersadar.
"Lu cari siapa?" tanya muntaz sekali lagi.
"E... Enggak, gue gak cari siapa siapa. Eh, lu gak pulang? Nanti di cariin mak lu aja." ucap fatimah mengalihkan pembicaraan.
"Nggak, gue udah biasa kok pulang telat." jawab muntaz.
"Y-yaudah kalo gitu lu pulang aja. Gak baik kita berduaan kek gini." ujar fatimah.
"Iya oke gue pulang," pasrah muntaz.
"Hati hati ya." ucap fatimah saat muntaz membuka pintu dan ingin menutupnya.
"Dah." pamit muntaz.
Detik selanjutnya pintu pun tertutup. Terdengar suara motor laki laki itu sudah menjauh, dan membuat fatimah pun berinisiatif mencari fatim.
Tapi sebelum itu fatimah ingin pergi ke supermarket sebentar, karena ada sesuatu yang harus ia beli. Mengingat, atta semalam memberinya uang karena telah mau membantunya.
Selesai membeli makanan dan cemilan fatimah pun pulang membawa sekantong plastik penuh belanjaannya.
Namun itu tak membuat fatimah terlihat keberatan, ia malah biasa saja mengangkat belanjaannya itu layaknya membawa barang ringan.
Saat fatimah tengah berjalan dengan santainya, tiba tiba saja ada seseorang yang memanggil namanya.
"Fatim." panggil laki laki itu.
Lantas fatimah pun menoleh dan menemukan, polisi yang kemarin menangani kasus fatim di rumah sakit.
Tapi tentunya fatimah tak mengenali orang itu, karena ia tak pernah bertemu dengan polisi itu sebelumnya. Fatimah pun menatap laki laki itu dengan asingnya.
"Anda tidak mengenali saya?" tanya nya namun fatimah terlihat masih tak mengerti.
"Saya dari kepolisian. Kita sudah bertemu berkali kali di rumah sakit." ucapnya memperkenalkan diri lagi. Fatimah pun hanya membungkukkan tubuhnya.
"Anda kembali ke sekolah sekarang? Tidak ada masalah?" tanya wildan a.k.a. polisi itu terlihat sedikit khawatir.
Author: btw a.k.a itu kata lain dari alias ya kalau kalian lupa.
"Nggak." jawab fatimah.
"Saya lihat, Anda... Bisa berbicara sekarang." ucap laki laki itu senang.
"Kenapa? Terpesona?" jawab fatimah dengan wajah datarnya.
"B-bukan begitu... Saya hanya merasa lega." jelas wildan.
"Apa anda sudah pindah kelas?" tanya polisi itu sedikit khawatir.
KAMU SEDANG MEMBACA
BULLYING (Tahap Revisi)
FanfictionIni tentang anak perempuan yang hidup nya dipenuhi dengan kepalsuan. Yang bertahan hidup dengan sesak dan rasa sakit yang ia pendam selama bertahun tahun. Tangan yang ia gunakan untuk menahan isak tangis yang keluar dari bibirnya setiap malam. Sen...