23

1.5K 70 24
                                    

2 bulan kemudian,

Suzy dilarikan ke RumahSakit akibat pecah ketuban pada waktu dini hari. Ibu mertua dan ayah mertuanya bahkan turut mengantarnya ke RumahSakit.

Dalam perjalanan mereka, wanita paruh baya yang menyandang marga Nam itu bahkan memutuskan menghubungi besannya. Memberitahukan bahwa menantunya, Suzy akan segera melahirkan dan mereka kini sedang menuju Rumah bersalin.

Joohyuk tampak mondar_mandir terlihat gelisah. Pria yang akan segera menjadi calon ayah ini bahkan sampai mengigit kuku jari tangan saking panik.

Bibirnya terus melafalkan sesuatu. Entah mantra jenis apa yang ia gumamkan. Tidak terdengar jelas.

Sang ibu, nyonya Nam bahkan sudah berulang kali mengingatkannya untuk tetap tenang dan hanya duduk menunggu. Tapi entah kenapa pria itu terus bergerak gelisah.

"duduk, tolong duduk saja! Kau membuat ibumu ini ikut panik. Percayalah semua akan baik-baik saja. Suzy dan putra kalian akan baik-baik saja. Jadi tenangkan dirimu.

Joohyuk tidak memberi jawaban. Pria itu terlalu fokus pada pikirannya. Ia kini bahkan sudah menunggu di depan pintu ruangan dimana tadi Suzy masuk.

Pria tinggi itu terus berusaha mengintip apa gerangan yang terjadi di dalam ruangan yang bertuliskan ruangan bersalin. Joohyuk menangis kala mendengar teriakan sekaligus tangisan dari dalam ruangan. Pelakunya tentu saja sang istri, Suzy.

Wanita yang akan segera menjadi ibu itu melakukan persalinan normal jadi wajar saja bila ia akan mengalami rasa sakit seperti proses persalinan pada umumnya.

Joohyuk berniat mendobrak pintu ruangan yang pada bagian atasnya terbuat dari kaca buram. Ia ingin tahu bagaimana kondisi sang istri dan anak yang ada dalam kandungan Suzy.

"apa yang sedang kau lakukan? Tenanglah! Tolong kendalikan dirimu!"

"bagaimana aku bisa tenang bu? Sedangkan istri dan anakku ada di dalam sana. bagaimana keadaan mereka saat ini aku bahkan tidak tahu. Biarkan aku masuk, kumohon!" tangisnya.

"tenanglah. Kau ini pria. Appa tahu ini pertama bagimu tapi, tolong tetaplah tenang. Percayakan pada Dokter. Kau mengerti!" ayah Nam membawa tubuh Joohyuk dalam pelukan. Menepuk_nepuk bahu pria itu. Nyonya Nam juga turut menguatkan putra tunggalnya.

"kau harus tetap tenang, nak. Berjagalah disini dengan appamu. Saat ibu dan ayah mertuamu datang kau bisa menyambut mereka bukan? Ibu akan pergi berdoa."

"eoh, aku bisa. Aku akan melakukannya bu."

Menyentuh wajah sang putra, Nyonya Nam menghapus jejak airmata yang ditinggalkan Joohyuk. Tersenyum berkata "gwenchana adeul, semua akan baik-baik saja. Kau percaya pada Suzy bukan?"

"eoh. aku percaya padanya, bu!"

Menarik nafas, menyeka hidung. Pria berperawakan tinggi itu akhirnya mau duduk di kursi tunggu.

Sementara dari arah dalam Suzy masih berjuang mempertaruhkan hidupnya untuk menyambut kelahiran bayinya yang diperkirakan berjenis kelamin laki-laki.

Suzy terus mengejan melakukan sesuai saran yang diberikan. Wanita itu bahkan kini telah mengeluarkan banyak keringat. Suzy sungguh tengah berjuang.

Ia sebelumnya bahkan tak pernah tahu kalau melahirkan rasanya akan sesulit dan sesakit ini. Menjadi seorang ibu itu sungguh tidaklah mudah.

Lalu bagaimana bisa seorang anak menjadi durhaka pada ibunya? Ini sungguh merupakan kejahatan yang tak termaafkan.

"aku tak sanggup, ini sungguh begitu menyakitkan, tangisnya."

"berjuanglah! Ini demi bayimu. Kau harus bisa." begitulah cara Dokter Lee menyemangati Suzy.

Take Me To Your Heart (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang