BG 56:[PENYESALAN]

1.1K 42 9
                                    

"Penyesalan pasti datang diakhir dan itu sudah tak berguna lagi karena nasi sudah menjadi bubur"
_Elisa Dias Pradipta_



Sudah satu minggu mereka melakukan pencarian tapi tidak ada hasilnya membuat mereka putus asa dan frustasi sudah berbagai cara mereka lakukan dari menyuruh orang untuk mencari di lokasi kejadian,Datang ke Bandara dan menyewa detektif terkenal tetapi tetap sama tidak ada hasilnya.

Sekarang mereka sedang berkumpul di moseum pratama mereka disana hanya diam dengan pandangan kosong dan sibuk dengan pemikiran menjalar kemana-mana membuat mereka menghela nafas kasar

"Yah gimana ada perkembangan nggak?"tanya Angga

"Belum"jawab Aldo sedih

"Fafa pasti masih hidup kan yah?"tanya Bagas Aldo hanya diam ia bingung harus menjawab apa

"Pasti Sahabat gue nggak lemah seperti itu"ucap Dias lemah

"Jangan terlalu dipikirkan sayang inget kamu lagi hamil jangan banyak beban"ucap Andri sambil memeluk Dias

"Ini juga salah kalian andai aja kalian nggak nyakitin anak tante pasti hal seperti ini nggak akan pernah terjadi kepada anak saya"ucap Rani marah membuat Dias dkk dan Arion dkk menunduk

"Dan kamu padahal saya percaya sama kamu untuk menjaga putri saya tapi kamu malah ninggalin putri saya demi perempuan baru yang datang di kehidupan kamu"ucap Rani marah kemudian ia pergi dari sana dan disusul Aldo

"Hiks hiks yang dibilang tante Rani itu bener andai kita nggak pernah ngecewain Fafa pasti nggak bakal kayak gini hiks hiks"ucap Risti sambil menangis

"Semuanya udah terjadi sekarang nasi udah menjadi bubur"ucap Delan juga merasa bersalah

"Gue mau ke kamar Fafa"ucap Angga sambil berdiri

"Kita ikut boleh?"tanya Nathan

"Boleh"jawab Angga

Mereka pun pergi ke lantai atas untuk ke kamar Fafa sesampainya disana mereka langsung membuka pintunya Aroma mawar tercium oleh panca indra mereka.Mereka menatap sekeliling disana banyak sekali foto-foto Fafa dari kecil sampai sebesar sekarang.

Dias berjalan menuju kasur Fafa dan merebahkan dirinya disana ia memejamkan matanya sebentar untuk menikmati semuanya seketika memeori kebersamaan mereka berputar

"Ih Dias jangan dicubit dong"

"Sialan lo gue itu cantik yahh"

"Dasar es batu"

"Jangan panggil gue bocil gue itu udah gede tau"

"Mana ada gue nggak nangis tau"

"Mata gue kelilipan doang"

"Lo mau apa?gue turutin dehh gue kan sultan"

"Haha muka lo biasa aja dongg"

"HUAAA SAHABAT GUE UDAH MAU NIKAH AJA"

Tanpa bisa dicegah air matanya menetes memori-memori yang mereka lewat terlihat begitu indah sungguh jika waktu bisa di putar ulang lagi Dias akan lebih menjaga sahabatnya itu,ia akan lebih menyayanginya ,ia tak akan membuat sahabatnya itu menangis lagi tetapi itu hanya sekedar kata Andai,Andai dan Andai

[1] Bad GrilTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang