20 | Empat

246 40 3
                                    

// g a d i s

Gadis itu membawa sehelai laki-laki. Diletakannya pada lemari kaca paling cantik dalam ruangan itu. Ia menatapnya seperti laki-laki itu adalah hal paling indah yang pernah ia temui. Di perut gadis itu, telah tumbuh bunga yang kemudian menjadi mekar di kemudian hari.

Dinding tersenyum dan berkata:
Engkau telah jatuh cinta.

// d o a

Seorang gadis menunduk dalam ketika sepasang manusia berjalan melewatinya. Sepasang yang tidak benar-benar terpasang itu menjadi pohon kelapa pada ujung lorong. Seorang gadis itu tersenyum, mengelap peluhnya dengan doa. Ia kemudian memetik buah kelapa itu, meminum airnya, memakan daging buahnya. Kemudian mengelap mulutnya dengan doa, yang lebih panjang.

Pohon kelapa tersenyum dan berkata:
Engkau telah jatuh cinta.

// p e m u d a

Seorang pemuda sibuk melukis di atas ombak pantai. Beriak bersama kawanan warna yang terbang di atas kepala, mencumbu mesra dengan nyanyian yang selalu membuat kenyang. Mengikis bersama karang yang terkapar tak berdaya; mati tidak diketahui. Sebagai burung gagak yang berpakaian hina dengan bekas yang penuh pilu.

Kuas lukis tersenyum dan berkata:
Engkau telah jatuh cinta.

// g e l a p

Aku duduk di trotoar jalan ketika malam hari. Memandang lampu-lampu kota yang redup, serta langit yang sulit sekali diterka; apa yang hilang di atas sana sehingga gelap begitu gulita?

Seseorang datang membawa empat helai kata:

Kedatangan.
Kepergian.
Kesembuhan.
Kematian.

"Apakah aku juga telah jatuh cinta?" tanyaku pada seseorang itu.

"Tidak," tertawa. "Engkau hanya sedang tersesat."

---
24121
p a r a d e j i n g g a

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 24, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bukan Kepala yang Kehilangan RambutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang