10 | Waktu

236 52 2
                                    

Kau tahu satu-satunya hal yang kutakutkan adalah waktu. Karena itulah kau kemarin mengunjungiku dan mengatakan bahwa waktu sudah berada di depan pintuku. Aku ketakutan sepanjang hari, sudut meja terasa hidup dan menakutiku tanpa henti. Keringatku banjir bandang dan menghanyutkan sayang-sayang yang tertinggal selepas kepergian ibuku. Karpet yang kududuki terasa menyayat pahaku sampai tersisa tulang berwarna biru. Aku berlari menuju kamar mandi, tapi pintu kamar mandi bicara dan menyuruhku mati saat itu juga.

Air mataku tumbuh menjadi pohon kelapa diatas televisi kamarku. Buahnya banyak dan tinggi seperti harapan manusia pada keabadian hidupnya. Keabadian harta dan pangkatnya. Aku tidak punya pilihan lain selain membuka pintu dan menemui waktu. Kaki-kaki bergetar dan bibir memerah karena terlalu sering kugigit  dengan keras. Aku belum mau mati. Ibuku belum datang menjemputku, aku tidak mau membuka pintu.

Waktu mendobrak pintuku dan mematung melihat pohon kelapa yang berbuah nestapa. Saat aku akan memanjat pohon dan keluar melalui atap, waktu menjambak rambutku dan menidurkanku selamanya.

---
71220
p a r a d e j i n g g a

Bukan Kepala yang Kehilangan RambutTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang