See U (Heehoon)

508 45 4
                                    

Heeseung berlari-lari kecil menghindari Chenle yang terus mengejarnya ia tak perduli dengan tatapan murid-murid lain di sekitarnya yang Heeseung pikirkan saat ini ia harus segera menghindari amukan Zhong Chenle yang sengaja ia isengi siang ini.

"LEE HEESEUNG BALIK NGGAK LO!"

"NGGAK MAU, DADAH IKAN LELE!"

"WOY! SINGA JADI-JADIAN JANGAN KABUR LO!"

"KEJAR AYOK, HAHAHA!"

Bruk

Heeseung malah tak sengaja menabrak seseorang saat berlari menghindari Chenle. Heeseung refleks berjongkok untuk membantu orang yang ia tabrak tadi.

"Aduh, sorry sorry gue nggak sengaja, biar gue bantu." Heeseung mengambil beberapa kertas yang berserakan di koridor lantai dua, sampai akhirnya Heeseung terdiam dan orang yang ia tabrak juga ikut terdiam.

"Aduh, maaf maaf gue nggak sengaja."

"Kalau jalan hati-hati."

"Iya iya, sini biar gue bantu."

"HEESEUNG! DISINI LO TERNYATA!" Suara Chenle sukses membuyarkan lamunan Heeseung dan orang yang ia tabrak tadi.

Heeseung dengan cepat memberikan kertas-kertas yang ia pungut tadi pada lelaki manis yang tak sengaja ia tabrak tadi, ia hendak pergi kabur menjauhi Chenle, tapi ia kalah cepat.

"Aduh, aduh. Le, jangan tarik telinga gue anjir!" Chenle menjewer telinga Heeseung dengan raut wajah kesal. "Bodo amat ya Seung, gue nggak mau tau lo harus ikut bersihin toilet sekarang, kita dihukum berdua, kenapa lo malah kabur, huh!?"

"Astaga, iya iya, udah jangan jewer telinga gue dong nanti telinga gue putus emang lo mau ganti!" Chenle semakin menjewer telinga Heeseung.

"Duh, duh, astatang, iya ayok kita ke toilet lagi." Heeseung meringis kesakitan dan Chenle segera melepas jewerannya.

"Dasar gak bertanggung jawab!" cibir Chenle.

"Gak usah marah-marah, gue bakal tanggung jawab, sekalian gue bikin toiletnya macem toilet kerajaan."

Heeseung mendengus ia melirik sekitar dan itu sukses membuat Chenle curiga. "Nyari siapa lo?"

"Gak mau jawab dan nggak usah kepo!"

"Aish!"

*****

Heeseung berkali-kali melirik arloji di pergelangan tangannya, ia sedari tadi berdiri di sebrang jalan dekat sekolahnya, ia menunggu sang kakak yang tak kunjung menjemput. "Aish, lama banget sih si Soojin, kesel banget gue!" Heeseung sedari tadi hanya menggerutu bahkan ia juga beberapa kali menghubungi sang kakak, tapi tetap saja tak diangkat.

"Bilangnya 'gue udah di jalan, Seung' Hilih! Jalan apaan, masa udah hampir sejam nggak nyampek-nyampek, emang dasar cewek! Kalo bilang udah di jalan pasti sebenarnya masih di kamar dan rebahan, ngeselin!" Heeseung asyik ngomel-ngomel tak jelas sudah macem uke, ia kesal dengan sang kembaran yang tak kunjung datang.

Heeseung masih mencoba bersabar dan menunggu dengan khidmat, namun saat ia melihat ke sebrang jalan yang merupakan arah berlawanan dengannya, ia malah melihat seseorang yang tak begitu asing bahkan sekarang begitu familiar tengah asyik tersenyum cerah sambil sibuk bermain dengan seekor kucing jalanan. "Astaga, aneh banget sih dia." Heeseung memandangnya aneh, namun lagi-lagi hal yang tak ia mengerti terjadi lagi. Bayangan aneh entah apa kembali memenuhi memory otaknya.

"Idih, aneh banget sih!"

"Lo bilang apa tadi?"

"Nggak bilang apa-apa."

"Lo bilang gue aneh."

"Kapan gue bilang gitu!"

"Tadi."

"Hilih! Kepedean banget lo, lagian ngapain sih main sama kucing jalanan, kuker banget lo."

"Karena kucing lebih menyenangkan daripada manusia."

Tin Tin

Heeseung berjengit kaget. "Woy! Ngapain diem disitu, gue daritadi udah disini kampret!" Soojin malah asyik marah-marah tak jelas padahal seharusnya kan Heeseung yang marah.

"Apaan sih lo! Udah lambat jemput sekarang malah ngomel-ngomel." Gerutu Heeseung tak mau kalah.

"Hadeh, cepetan naik! Gue keburu mau rebahan santuy." Heeseung menurut dan segera masuk ke mobil, saat Soojin sudah menjalankan mobilnya, Heeseung masih sempat melirik ke sebrang jalan, melihat seseorang dari kaca jendela yang sedikit terbuka.

"Seung, kok pulang sore banget sih, ada apaan di sekolah lo?" Heeseung segera mengalihkan pandangannya. "Gue ada kelas tambahan."

"Kelas tambahan atau lo dihukum." Heeseung nyengir. "Dua-duanya mungkin."

Soojin hanya bisa memutar bola matanya malas.

"Jin."

"Hum."

Heeseung berpikir keras, tidak apa-apa kan kalau ia menanyakan hal ini. "Gue pernah kecelakaan nggak sih waktu kecil." Soojin terkekeh pelan. "Iya, bahkan beberapa kali."

"Wah! Berarti bener dong gue amnesiha." Sebelah alis Soojin terangkat skeptis. "Ngomong apa sih Seung, konyol banget lo!"

Soojin tertawa mendengar ucapan bodoh sang adik. "Lo waktu kecil emang sering kecelakaan, masa lo nggak inget, lo kan pernah jatuh ke got, nyebur di kolam lele, terus nabrak pagar rumah orang, haha." Soojin tak mampu lagi menahan tawanya, dan Heeseung mendengus tak suka.

"Kalo yang itu gue juga inget kali, maksud gue itu kecelakaan fatal yang mungkin bisa bikin gue lupa ingatan." Soojin menggeleng kecil. "Nggak pernah Seung, lo kenapa sih jangan nanya aneh-aneh deh!"

"Gue serius, Jin. Masa seharian ini gue dapat memory aneh, malah samar-samar lagi kan gue jadi mikir gue amnesiha."

"Amnesia woy! Kenapa jadi amnesiha sih!" Kesal Soojin.

"Apalah itu pokoknya, intinya sama-sama punya arti lupa ingatan."

"Ngaco! Ngapain sih nanya-nanya kayak gitu."

"Soalnya gue ketemu cowok aneh dan sialnya gue kalo ngeliat dia jadi punya memory aneh, macem dejavu aja, padahal gue nggak kenal sama tuh orang."

Soojin tertawa lagi. "Udah jangan dipikirin, itu perasaan lo aja kali."

"Lagian lo mungkin punya banyak dosa di masa lalu makanya lo dikasih ingatan aneh sama tuhan."

"Weh! Kampret lo, Jin!"

*****

"Sunghoon." Sunghoon menoleh ke arah sumber suara dan saat itulah ia melihat sang kakak. "Eh, kak. Udah selesai rapatnya?"

Minkyu mengangguk pelan. "Kamu ngapain?"

"Eum, main sama kucing."

Minkyu menghela napas. "Maaf ya, kamu jadi nunggu lama." Sunghoon tersenyum lalu membiarkan kucing liar yang tadi bermain dengannya menjauh pergi.

Sunghoon kemudian berdiri dari posisi jongkok nya tadi. "Gapapa kok, kak." Minkyu mengusak surai Sunghoon dengan gemas. "Ayo kita pulang." Sunghoon mengangguk kecil dan Minkyu segera menggandeng tangan kecil sang adik.























Edisi Heehoon ya, genre nya silahkan sesuai keyakinan masing-masing 😂😂😂

Oneshoot (Heehoon Chanhoon ChanHoonSeung)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang