Trang
Bunyi sendok dan garpu yang beradu dengan piring memenuhi ruang makan keluarga Lee, dan hal itu terjadi akibat kelakuan si bungsu.
Heeseung menampakkan wajah memerah seakan menahan emosi, jangan lupakan rahangnya yang mengeras seketika.
"Please! Aku bukan anak kecil, berhenti ngatur-ngatur hidup aku kayak gini!?" Minhyuk memandang sang putra bungsu dengan raut tak suka.
"Berhenti ngelawan Lee Heeseung! Papa ngelakuin ini karena papa perduli sama kamu, Park Sunghoon adalah orang yang tepat buat kamu, jadi berhenti menolak perjodohan ini!" Heeseung mulai tak tahan, ia berdiri dari posisi duduknya dengan raut wajah penuh amarah yang sengaja ia tahan. "Terserah! Aku gak perduli."
Heeseung langsung berlalu pergi begitu saja dengan raut wajah kesalnya, ia bahkan tak memperdulikan panggilan dari sang ayah yang meneriaki ketidaksopanannya dengan emosi.
Sementara itu Soojin dan juga Hohyeon hanya bisa diam membatu, tak tahu harus apa.
"Lihat itu! Anak itu benar-benar pembangkang, padahal Park Sunghoon adalah pilihan terbaik, tapi dia malah kekeuh menolaknya, dasar anak bodoh!"
"Pa, udahlah jangan marah-marah, nanti kita bicara lagi sama Heeseung." Naeun mencoba menenangkan suaminya.
"Biar aku aja yang bicara sama dia, mungkin Heeseung bisa sedikit di kendalikan." Soojin si kakak tertua mulai bersuara.
"Terserahlah, papa capek." Minhyuk langsung berlalu pergi, sepertinya suasana makan malam di kediaman keluarga Lee tak berjalan dengan baik, karena ulah si bungsu.
*****
Heeseung menatap pintu bercat coklat di depannya dengan tatapan sendu dan penuh keraguan, ia bingung, apa ia harus mengetuk pintu, atau langsung berbalik pergi saja.
Heeseung mendesis gusar, dan pada akhirnya ia memilih mengetuk pintu.
Tok tok tok
Cklek
Saat pintu coklat itu terbuka, nampaklah sosok mungil yang juga punya paras cantik serta manis terlihat kaget dan bingung saat tahu siapa yang tadi mengetuk pintu kamar kost nya.
"K-kak Heeseung, ada apa kesini?" Heeseung tak menjawab dan malah langsung memeluk lelaki mungil di depannya dengan erat sampai si manis terkaget.
"Jungwon, please kali ini aja, biarin aku peluk kamu sebentar aja, please!" Jungwon yang sempat kaget, karena perlakuan tiba-tiba dari Heeseung hanya bisa diam dan sedikit mengikuti alur, ia tahu Heeseung pasti sedang ada masalah.
"Kakak ada masalah ya?" tanya Jungwon saat melepaskan pelukan keduanya.
Heeseung menghela napas panjang. "Bisa gak kalo kita bicara di dalam." Jungwon yang paham hanya bisa mengangguk mengiyakan.
Akhirnya keduanya kini sudah berada di kamar kost Jungwon yang tidak terlalu luas, namun juga tak terlalu minimalis, intinya kamarnya sedang-sedang saja, dan satu hal yang pasti, Jungwon masih sama seperti dulu, rapi dan bersih.
Yang berubah hanya satu, kini kamar Jungwon tak lagi berhiaskan pigura foto Jungwon dan Heeseung, tapi dipenuhi oleh pigura berisi foto Jungwon dan Jay, pacar baru Jungwon.
"Kamu gak banyak berubah, tapi..." Heeseung menjeda ucapannya, ia memfokuskan pandangannya ke salah satu pigura berisi foto Jay dan Jungwon. "Foto itu, seakan ngejelasin semuanya, kamu kayaknya bahagia banget sama Jay." Jungwon terdiam.
Heeseung tertawa sarkastik. "Apa aku emang udah benar-benar gak ada di hati kamu lagi sekarang? Apa kamu benar-benar udah lupain aku? Haha, aku gak tahu harus bicara apa lagi." Tawa garing, namun penuh kesakitan Heeseung seakan mematahkan hati dan pikiran Jungwon, ia tak ingin berpikir berlebihan, tapi sepertinya Heeseung terlihat sangat kacau sekarang.
"Kak, kakak ada masalah apa? Ayo cerita sama aku, aku pasti dengarin kok, jangan kayak gini." Jungwon berucap pelan dan membuat agar Heeseung tak lagi membahas tentang dirinya dan Jay yang mungkin akan berakhir tidak baik nantinya.
"Iya Won, aku ada masalah dan dari dulu sampai sekarangpun cuma kamu yang ngerti aku, cuma kamu Yang Jungwon, jadi gimana cara aku ngelupain kamu kalo kayak gini, gimana caranya Jungwon!" Heeseung berseru dengan sedikit frustasi.
Jungwon menghembuskan napas pelan, ini bahkan sudah lebih dari satu tahun sejak ia dan Heeseung putus karena sudah merasa tak cocok lagi, tapi sampai sekarang Heeseung masih menggilainya bahkan ia terang-terangan mengatakan ingin menghancurkan hubungannya dengan Jay.
Jungwon bingung dan kalut, ia tak mengerti kenapa Heeseung menjadi seperti ini, ia pikir Heeseung akan segera melupakannya, sama seperti yang ia lakukan hingga pada akhirnya jatuh ke pelukan Jay dan mulai bisa menghapus perasaan nya pada Heeseung.
Tapi, sepertinya itu bukan hal yang mudah bagi Heeseung.
"Gue dijodohin Won, dan gue gak mau tunangan sama orang yang gak gue cintai." Jungwon akhirnya paham sekarang.
"Kalo gitu terima aja perjodohan itu, masalah cinta pasti bakal tumbuh seiring berjalannya waktu."
Heeseung memandang Jungwon dengan intens dibarengi dengan wajah sendunya. "Bahkan sampai saat ini, perasaan gue masih sama Won."
Jungwon menggeleng dengan senyum kecut. "Gak bisa kak, kita gak bisa kayak dulu lagi, perasaanku ke kakak udah mulai memudar, karena ada orang lain yang sekarang udah gantiin posisi kakak."
Heeseung diam dan kini menunduk dalam.
"Tolong lupain aku kak, sampai kapanpun kita gak akan pernah bisa bersama, kakak kelas atas dan aku kelas bawah, kita gak akan pernah bisa nyatu, please, forget me and be happy with your parents choices."
Heeseung mendongak dan memandang Jungwon lekat-lekat, ia menghela napas kasar. "Oke, aku bakal lakuin ini buat kamu, tapi aku gak janji buat memperlakukan dan mencintai dia dengan baik."
*****
Heeseung dan Sunghoon kini sedang berada di sebuah taman yang memang dekat dengan rumah Sunghoon, keduanya memang diminta untuk jalan-jalan berdua agar tidak terlalu canggung, dan para orang tua dan saudara mereka juga sedang sibuk membicarakan perjodohan keduanya.
Heeseung menghela napas gusar, "Sunghoon, sorry kalo gue terkesan gak sopan, tapi gue gak pernah mau ngelakuin perjodohan bodoh ini."
Sunghoon diam mematung, ia meremas ujung baju yang ia gunakan dengan kepala tertunduk. "Sorry ya, gue gak bisa menjamin bisa bersikap layaknya tunangan buat lo nanti." Heeseung terkekeh. "Lagian gue udah punya orang yang gue cinta, dan dia lebih baik dari lo, bahkan dua kali lipat."
Sunghoon makin insecure ketika Heeseung dengan santainya membanding-bandingkan dirinya dengan orang yang katanya sedang Heeseung cintai saat ini.
Sunghoon sebenarnya bahagia karena akhirnya ia bisa bersama dengan Heeseung, tapi kebahagiaan itu seakan lenyap seketika saat Heeseung secara terang-terangan menolak dirinya.
Heeseung tertawa sarkastik dengan pandangan tajam, ia memegang kedua bahu Sunghoon dan membuat Sunghoon yang sedari tadi hanya menunduk kini mulai mendongak secara perlahan. "Gue tahu sejak kecil pandangan lo ke gue itu beda, gue juga tahu saat kita mulai beranjak dewasa lo mulai nunjukkin perasaan suka lo, dan sekarang... cih! Lo dengan mudahnya bikin kita dijodohin kayak gini, lo udah gila hah!? Dasar ambis!" Sunghoon terkejut saat Heeseung sedikit mendorong bahunya dengan tatapan penuh kebencian.
Sunghoon takut dan juga merasa bersalah.
"Seneng kan lo sekarang liat gue kayak gini, inget baik-baik Park Sunghoon, gue gak akan pernah jatuh cinta sama lo!" Heeseung langsung berlalu pergi meninggalkan Sunghoon sendirian di taman.
Sunghoon diam dan mulai meneteskan air mata, disatu sisi ia bahagia namun di sisi yang lain ia merasa bersalah pada Heeseung.
"Maafin aku kak hiks." Sunghoon menangis terisak, karena merasa begitu bersalah, meski semua hal yang Heeseung tuduhkan padanya tidak benar tetap saja ia merasa bersalah.
Kalian pikir aku cuma bikin uwuwu dan receh, liat story ini dilarang mengumpati Lee Heeseung okey ☺
KAMU SEDANG MEMBACA
Oneshoot (Heehoon Chanhoon ChanHoonSeung)
FanfictionArea bucin Heehoon dan Chanhoon 😍 Heehoon= Heeseung ❤ Sunghoon Chanhoon= Sungchan ❤ Sunghoon Sungchan 🦌 (Deer) Heeseung 🦁 (Lion) Sunghoon🐧 (Penguin) "Connection with the story of your imaginer" "Satu titik, beda jalan, namun satu perasan" Bua...