^ Happy Reading ^
***
"Bian,"
"Ehm."
"Lo nggak risih, mereka lihatin kita terus?"
"Nggak. biasa aja," Nara menghela napas saat Bian menjawab kelewat santai.
"Bukannya biasanya. Lo juga nggak masalah?" tanya Bian balik.
"Beda. Biasanya kan gue sendiri, sekarang sama lo. Gue nggak nyaman, risih." jujur Nara.
Kini giliran Fabian yang menghela napas. Matanya memandangi para murid yang memang menatap kearahnya terus. Fabian dan Nara kini sedang di koridor sekolah yang sangat ramai. Setelah jam pelajaran selesai, Semua segera berhambur untuk pulang.
"Anggap aja mereka nggak ada, makhluk astral yang nggak bisa di lihat." Nara mendelik menyikut lengan cowok itu.
"Mana bisa kayak gitu. Mereka kan manusia, tetap aja kelihatan." Bian terkekeh kecil.
"Bian." panggil Nara lagi.
"Lo sekarang hobi banget ya, manggil gue." Nara pun menjadi salah tingkah. Ia menunduk malu.
Nara terkejut saat Fabian tiba-tiba merangkul pundaknya dan berbisik. "Tapi nggak apa-apa, gue suka kalau lo manggil nama gue terus," kekehnya lalu mengacak rambut Nara.
Para gadis menatap tidak suka dengan apa yang mereka lihat. Gadis aneh itu terlalu beruntung dan mendapatkan kesempatan yang mereka tidak bisa dapatkan.
Saat tiba di parkiran, terlihat dua sahabatnya telah menunggunya. Fabian menatap jengah pada keduanya, terlebih pada Bara yang menatap tajam kearah Nara di sampingnya.
"Gue perlu bicara sama lo!" ujar langsung Bara.
"Soal apa? Cepetan, gue nggak ada waktu!"
"Tapi gue nggak mau ada dia!" tunjuk Bara pada Nara.
"Ka-kalau gitu gue pergi aja," saat Nara ingin melangkah Fabian semakin mengeratkan genggamannya.
"Kalau lo mau ngomong? Di sini aja! Atau nggak sama sekali!" emosi Bara naik kembali. Napasnya menggebu menahan emosi yang siap meledak.
Bara dan Indra diam saja, membuat Fabian kehabisan kesabaran. "Waktu lo habis, gue pergi." kata cowok itu dan membukakan pintu untuk Nara.
"Gue nggak habis pikir sama lo Yan! Lo di guna-guna? Sampai mau sama cewek nggak jelas kayak dia! Kita bisa cari cewek yang lebih baik kalau lo mau main-main!"
"Dia nggak sepadan sama kita! Dia bukan apa-apa di bandingkan kita Yan!" kini giliran Fabian yang terlihat emosi.
Bian menarik kerah baju seragam Bara dan menyudutkan cowok itu ke mobil. "Lo nggak tau apa-apa tentang Nara! Jadi lo nggak berhak jelekin dia! NGERTI!"
"Dan satu lagi. Gue bukan lo. yang bisanya ngerusak perempuan! Gue memang brengsek! Tapi gue nggak ngerusak seseorang yang gue sayang!" ucap Bian tepat di depan wajah Bara.
Fabian segera pergi meninggalkan dua sahabatnya itu. Namun saat Bian baru ingin membuka pintu kemudi. Gerakannya terhenti saat mendengar ucapan Bara.
"Kalau lo lebih milih cewek aneh itu! Lebih baik kita nggak usah berteman. Persahabatan kita selesai!"
"BARA!" bentak Indra yang tidak setuju dengan keputusan Bara.
Fabian mengepalkan tangannya. Lalu menoleh dengan senyum miringnya. "Gue nggak peduli!" ujar Bian santai dan segera masuk.
KAMU SEDANG MEMBACA
BianNa (Fabian & Nara) END
Teen Fiction°ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ᴅᴏɴ'ᴛ ᴄᴏᴘʏ ᴍʏ ꜱᴛᴏʀʏ° Nara Sifabella, Gadis cantik yang mengalami sebuah trauma, Membuatnya memiliki Phobia terhadap hujan. Ia akan melukai tubuhnya ketika hujan datang. Dengan begitu rasa sakit dan ketakutnya akan menghilang. Namun perlahan...