°Happy Reading°
***
Meskipun berat untuk pergi ke sekolah tanpa Nara, Bian tetap pergi seperti biasanya. Setelah kejadian itu Nara benar-benar tidak lagi sekolah, Ia memilih belajar online dari rumah.
Selama itu juga Fabian mengumpulkan data-data perkembangan Nara dari Om Harris. Ia bersyukur gadis itu mulai jauh lebih baik. Bahkan kini Nara sudah tidak terlalu takut ketika hujan deras tiba, gadis itu akan melakukan ritualnya yaitu, duduk di atas kasur. Mengontrol napasnya dan juga menghilangkan bayangan masa lalunya secara perlahan. Itu semua juga tak lepas dari seorang Fabian. Cowok itu benar-benar membuat Nara bisa menghilangkan rasa takut pada hujan. Meskipun belum seratus persen berhasil, namun Nara melakukannya sangat baik.
Fabian mengumpulkan data Nara untuk membuktikan jika Nara tidak gila, hanya saja gadis itu memiliki traumatik yang cukup berbahaya untuk dirinya sendiri, Bukan untuk orang lain.
Bisa di bilang keadaannya sudah cukup membaik. Meskipun kadang orang-orang masih menonton video yang masih tersebar itu.
"Fabian," teriak seseorang saat Bian dan Nara baru saja masuk kedalam sebuah cafe.
"Nih, gue udah pesanin buat lo Yan. Tapi maaf gue nggak tau lo suka apa Ra, makanya nggak gue pesanin."
Nara hanya mengangguk tidak apa-apa.
"Lo ngapain nyuruh gue kesini?" tanya Bian pada sahabatnya yaitu Indra.
"Lo pernah bilang, kalau butuh kerja kan?" Fabian hanya mengangguk membenarkan.
"Nah, di sini kebetulan lagi butuh vokal di band cafenya. Lo kan bisa nyanyi. Gue mau lo ikutan jadi vokal di grub ini. Gimana?" tawar Indra, Fabian langsung mengiyakan ajakan Indra.
"Kamu bisa nyanyi?" Bian menoleh lalu mendekatkan wajahnya pada Nara.
"Kamu ngeremehin pacar sendiri."
"Dia mah sebenarnya nggak bisa nyanyi, sakit telinga gue kalau dengar Bian nyanyi. Terpaksa aja mau carikan kerjaan buat dia." Fabian mendelik dan melempar kulit kacang yang tepat mengenai wajah Indra.
Sahabat terbaik Fabian itu tertawa puas bisa menggoda Fabian.
Tanpa di suruh, Fabian melangkah mendekati panggung di cafe tersebut, ia meminta gitar pada band itu dan memangkunya ketika sudah duduk.
Fabian mulai menyanyikan lagu yang sering ia putar ketika huja tiba. Tanpa mengalihkan pandangan dari Nara. Fabian sangat lancar ketika menyanyikan lagu Utupia yang berjudul hujan tersebut.
Cowok itu sengaja sering memutar lagu itu saat hujan turun, Agar Nara tidak lagi takut pada hujan, ia ingin Nara tau jika hujan bisa membuat seseorang bahagia. Bisa memiliki kenangan indah.
Nara tersenyum haru sekaligus tidak percaya jika Fabian benar-benar bisa bernyanyi, suara cowok itu sangat bagus.
Nara bertepuk tangan paling keras ketika Fabian sudah selesai menyanyikan lagu tersebut. Cowok bersweter abu-abu itu berjalan pelan menghampiri Nara dan juga sahabatnya.
"Tuh, jelek kan suara Bian." masih saja Indra mengejek Bian.
"Serah!" jawab Bian ketus, Yang sukses membuat Nara dan Indra tertawa melihat wajah sebal Fabian.
Bian terkesima melihat Nara yang tertawa lepas seperti itu. Semakin terlihat cantik dan menggemaskan.
Semoga tawa itu selalu bisa ia lihat setiap hari di wajah cantik Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
BianNa (Fabian & Nara) END
Novela Juvenil°ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ᴅᴏɴ'ᴛ ᴄᴏᴘʏ ᴍʏ ꜱᴛᴏʀʏ° Nara Sifabella, Gadis cantik yang mengalami sebuah trauma, Membuatnya memiliki Phobia terhadap hujan. Ia akan melukai tubuhnya ketika hujan datang. Dengan begitu rasa sakit dan ketakutnya akan menghilang. Namun perlahan...