^^Happy Reading^^
***
Fabian tersenyum tipis saat masuk ke dalam apartemennya sudah bisa melihat Nara sedang duduk menonton televisi, Bian menghampiri gadis itu dan duduk di sampingnya.
"Buat lo." Nara membulatkan matanya saat melihat isi dari bingkisan yang Fabian berikan.
"Kenapa?" Bian menatap Nara yang terlihat kebingungan.
"Bian. Kenapa lo lakuin ini sama gue?" Fabian mendengus kesal.
"Lo tanya itu lagi? Gue.."
"Kita bukan siapa-siapa, lo tiba-tiba baik sama gue! Dan kemarin lusa lo bilang kalau gue milik Elo? Apa maksudnya!" ujar Nara meluapkan kekesalannya pada Bian.
"Udah?" ujar Bian santai. "Udah lo marah-marahnya!" Nara diam memandang cowok di depannya ini tajam.
"Apa kurang jelas kemaren yang gue bilang, kalau nggak ada alasan untuk gue ngelakuin itu."
"Dan kalau lo mau minta penjelasan dari gue."
"Gue tegasin lagi sama Elo. Saat gue cium lo kemarin. Lo resmi jadi milik gue, kita pacaran nggak ada penolakan!" ucapnya mantap menatap intens Nara.
"Atas daras apa lo mau pacaran sama cewek kayak gue. Cewek aneh. Cewek yang banyak luka di tubuhnya." belum selesai bicara Fabian maju dan lagi-lagi menatap tajam tepat di manik gadis itu.
"Sekali lagi lo ngomong gitu. Gue nggak jamin lo bakal lepas dari gue!"
"Gue nggak peduli lo cewek seperti apa. Yang gue pedulikan adalah lo jadi milik gue!"
"Lo cinta?" mendapatkan pertanyaan seperti itu membuat Fabian terdiam. Ia bingung menjawab apa.
Sekian menit mereka saling pandang dengan posisi masih sama, Bian berada di atas tubuh gadis itu. "Untuk saat ini gue memang belum cinta sama lo, tapi gue yakin perasaan itu bakal ada." cowok itu duduk kembali, lalu menarik tangan Nara pelan membantu gadis itu untuk duduk.
Bian memandang Nara lebih intens. "Jangan lo pikir gue nggak tau. Kalau selama ini lo merhatiin gue. Iya kan?" Nara membulatkan matanya.
"Da-dari mana lo tau?" Nara menjadi gugup ternyata selama ini cowok itu mengetahui jika dia sering memperhatikannya.
"Lo pikir gue cowok bego? Gue juga tau. Elo kan yang sering ngirim coklat ataupun roti di kelas, karena lo selalu datang lebih dulu dari pada murid lain." Nara memejamkan matanya, malu rasanya saat ternyata Fabian mengetahui semuanya.
"Jadi mulai besok, lo nggak usah ngelakuin itu lagi. Lo bisa kasih sama orangnya langsung," Bian tersenyum manis dan meninggalkan Nara yang masih diam.
Di kamar. Fabian merebahkan tubuhnya, menjadikan tangannya bantal. Memandang langit-langit apartemennya. Ia tidak habis pikir tentang dirinya sendiri yang mau bersama perempuan seperti Nara.
Padahal bisa saja Fabian mendapatkan yang lebih dari Nara, namun hatinya sudah mantap untuk memilih gadis itu. Meskipun Fabian belum tau seperti apa nanti reaksi orang-orang ketika tahu cowok populer di sekolahnya berpacaran dengan gadis yang selalu di jauhi para murid SMA tri sakti. Soal cinta. Bian belum yakin, tapi ia akan mencoba untuk mencintai gadis itu.
<𝕭𝖎𝖆𝕹𝖆>
Fabian mengerutkan keningnya saat melihat Nara tidak menggunakan baju seragam yang semalam ia berikan, Ya. Hari ini adalah hari senin. Dan Fabian ingin menyuruh Nara mulai masuk sekolah lagi. Tapi ketika pagi tiba dan dirinya sudah siap dengan baju seragam, Nara justru masih mengenakan kaos biasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
BianNa (Fabian & Nara) END
Novela Juvenil°ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ᴅᴏɴ'ᴛ ᴄᴏᴘʏ ᴍʏ ꜱᴛᴏʀʏ° Nara Sifabella, Gadis cantik yang mengalami sebuah trauma, Membuatnya memiliki Phobia terhadap hujan. Ia akan melukai tubuhnya ketika hujan datang. Dengan begitu rasa sakit dan ketakutnya akan menghilang. Namun perlahan...