🌸 Hebohnya sekolah 🌸

481 34 0
                                    



^Happy Reading^


***

"Ayo turun!" kata Bian tak santai saat melihat Nara hanya diam ketika mereka sudah sampai.

"Lo mau kita di hukum?" gadis itu menggeleng.

"Iya udah ayo! Keburu bel masuk." Nara pun pasrah saat Bian keluar dari mobil dan membukakan pintu untuknya.

Apa yang di takutkan Nara benar terjadi, ketika ia baru turun dari mobil dan Fabian menggandengnya. Semua murid yang masih berada di parkiran menatapnya heran, saling berbisik tidak percaya.

Nara tidak berani mengangkat kepalanya untuk melihat kearah depan. Yang ia lakukan adalah menunduk menatap ujung sepatunya.

Beda dengan Fabian. Cowok itu terlihat santai bahkan ia masih sempat bersenandung lagu kesukaannya.

Samar-samar Nara mendengar para murid tengah membicarakannya. "Sst, lihat. Itu bukannya cewek aneh itu. Gimana bisa dia datang bareng Bian!"

"Mereka ada apa ya? Kok gandengan."

"Ih Bian kok mau sih, sama cewek kayak dia. Lihat tuh. Di gandeng lagi."

"What! Fabian gandengan sama cewek burik!"

Itulah bisik-bisik yang Nara dengar. Semuanya tidak percaya jika seorang Fabian Aldrich Efrain menggandeng seorang perempuan yang paling aneh di sekolahnya.

"Fabian! Lo ngapain ikut masuk kelas gue?" Nara baru menyadari jika cowok itu ikut masuk saat ia sudah ada di depan pintu.

Fabian hanya tersenyum tipis dan menarik Nara pelan menuju mejanya. "Gue belum ngomong sama lo ya? Mulai hari ini, kelas gue pindah di sini. Selama ini lo selalu sendiri kan? Nah mulai sekarang gue duduk sama lo," Nara membulatkan matanya.

Apa lagi ini. Kenapa sekarang Fabian banyak tingkah. Pikir Nara dalam hati. "Ayo duduk." suruh Bian dan menuntun gadis itu untuk duduk.

"Tapi Yan."

"Sst. Nggak usah protes!" Nara memejamkan matanya antara kesal dan pasrah.

"Nanti kalau guru tau gimana?"

"Tenang. Kemarin gue udah ngomong sama kepala sekolah," Nara lagi-lagi membulatkan matanya. Tidak habis pikir oleh cowok di sampingnya ini.

Kelas Nara mulai berdatangan para murid satu-persatu, semua pun terkejut melihat Fabian berada di kelasnya bersama seseorang yang selama ini mereka jauhi. "Fabian!" reflek seorang cowok dengan rambut sedikit kribo.

"Apa! Sok kenal." ucap Bian yang membuat cowok itu menggaruk tengkuknya. Benar juga, memangnya mereka saling kenal.

Mungkin cowok itu kenal dengan Fabian. tapi tidak dengan Bian. Cowok itu pun duduk di bangkunya masih merasa malu karena reflek memanggil murid terkenal di sekolahnya itu.

Para murid mencuri pandang kearah Fabian dan Nara. Mereka heran dan ingin tau, kenapa Fabian berada di kelas mereka.

Nara hanya mampu menghela napas sambil menunduk. Sementara Bian cuek memainkan bolpoin yang ia genggam.

"Ini luka baru?" tanya Bian menarik tangan Nara dan memperhatikan jari gadis itu, ia baru menyadari ada luka lagi di tangan Nara.

"Bu-bukan, tadi pagi nggak sengaja, keiris waktu buka bungkusan roti."

"Bohong!" Nara menggeleng kuat-kuat.

"Nggak bohong. Beneran tadi pagi, gue nggak sengaja." kata Nara meyakinkan Fabian.

BianNa (Fabian & Nara) END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang