Happy Reading
***
"Kita ke ruang guru ya," ajak Nara, Bian mengangguk.
Mereka berjalan bersama menuju ke ruang guru tersebut. "Aku tunggu sini aja," kata Nara ketika mereka sudah sampai.
Bian mengangguk. "Aku masuk dulu," ucap Bian lalu masuk ke ruang guru itu.
Nara mendesah pelan, berdiri menyandarkan tubuhnya ke dinding. Melihat koridor yang sangat sepi. Sebenernya ini waktunya masuk kelas kembali, namun Nara lebih memilih menunggu Fabian selesai menemui guru BK mereka.
"Duduk," suruh guru itu.
Bian duduk dengan santai. "Bian, sebenarnya apa yang sudah terjadi. Hingga kamu bisa memukul Evan sampai seperti itu?" Bian diam enggan menjawab.
Guru itu menghela napas membenarkan letak kaca matanya. "Jika bukan karena Harris, kepala sekolah pikir ribuan kali untuk terima kamu," Bian mengernyit menatap gurunya.
"Kalau kepala sekolah, merasa terpaksa silahkan keluarkan saya saja Pak. Saya tidak apa-apa!" ujarnya.
"Bukan gitu Yan, maaf jika ucapan bapak buat kamu marah. Bapak hanya minta kamu jangan buat onar, kamu adalah murid baru di sini."
"Pak. Saya ngelakuin itu karena ada sebabnya. Dan itu berawal dari murid Bapak. Jadi. jika bapak mau menyalahkan saya, Tolong panggil juga murid bapak!" ucap Bian tegas. Ia tidak mau menjadi satu-satunya orang yang di salahkan.
Ini semua karena Evan yang memancing dirinya agar memukul cowok itu. Jika tidak menggunakan Nara sebagai umpannya, Bian masih bisa menahan.
"Baiklah nanti Bapak juga akan memanggil Evan, tapi kamu tetap di hukum. Sebelum pulang sekolah kamu harus membersihkan seluruh toilet di sekolah ini, dan pel lantai satu." meski tenang Bian cukup terkejut saat hukumannya sangat berat.
Bian mengangguk "Silahkan. Saya terima." ujarnya santai. Lalu ia bangkit dari duduknya dan keluar dari ruang guru itu.
"Gimana?" tanya Nara.
"Nggak apa-apa, cuma di hukum."
"Cuma? Tumben. Biasanya juga males nggak mau ngerjain kan?" Bian tertawa pelan tangannya merangkul Nara dan mengajaknya pergi.
"Itu kan dulu, sekarang beda." Nara tersenyum tipis.
"Nanti aku bantu ya,"
"Nggak usah. Biar aku aja," tolak Bian tegas.
Nara mendengus. "Yakin? Ntar kamu pingsan," ejek Nara.
"Ehm. Ngeremehin aku ya. kamu!" ujar Bian tidak terima dan menggelitiki perut gadis itu. Nara tertawa namun hanya sekejap karena ingat para murid sedang belajar.
Mereka tersadar dengan apa yang di lakukan, membuat Bian dan Nara tertawa tanpa suara, merasa lucu dengan tingkah mereka sendiri, Tadinya Nara ingin mengajak Bian untuk mengobati luka yang ada bibirnya itu, namun ingat jika di UKS sedang ada Evan membuat niatnya di urungkan.
<𝕭𝖎𝖆𝕹𝖆>
Sambil menunggu murid-murid selesai, Bian dan Nara lebih memilih berjalan-jalan menelusuri sekolah baru mereka. Baru satu hari sekolah saja mereka tidak bisa masuk kelas hingga akhir.
Dan ini semua karena cowok bernama Evan yang memang terkenal pembuat onar di sekolahnya ini.
Fabian mengajak Nara duduk di roftop sekolah. Sepertinya tidak ada yang pernah mengunjungi tempat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
BianNa (Fabian & Nara) END
Ficção Adolescente°ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ᴅᴏɴ'ᴛ ᴄᴏᴘʏ ᴍʏ ꜱᴛᴏʀʏ° Nara Sifabella, Gadis cantik yang mengalami sebuah trauma, Membuatnya memiliki Phobia terhadap hujan. Ia akan melukai tubuhnya ketika hujan datang. Dengan begitu rasa sakit dan ketakutnya akan menghilang. Namun perlahan...