" Hidup itu singkat, jadi nikmati saja selagi masih bisa "
' BiaNa '
***
Terdengar suara dentuman musik menggema sangat kencang di sebuah tempat hiburan malam, membuat siapa saja yang mendengar pasti akan bergoyang mengikuti irama DJ yang mereka bawakan. Lampu kerlap-kerlip, bau alkohol. Dan asap rokok sudah dapat di pasti menjadi ciri khas dari tempat seperti itu.
Tempat hiburan malam, berkumpulnya para anak muda yang ingin bersenang-senang. Dengan minum dan melakukan hubungan badan. Namun tidak dengan cowok tampan, berkulit putih, bibir berwarna merah muda dengan rahang kokoh.
Yang malam ini mengenakan kaos hitam di balut jaket levis berwarna navy itu. Cowok tersebut sedang asyik menikmati sebatang rokok dan juga minuman beralkoholnya. Dia hanya duduk mengangguk-anguk kepalanya sesuai irama musik sambil melihat orang-orang yang sedang menggoyangkan tubuhnya di area dance.
Dia adalah cowok yang bernama Fabian Aldrich Efrain, masih berusia tujuh belas tahun bersekolah di SMA Tri Sakti, Fabian terkenal sebagai Fakboynya SMA Tri Sakti.
Suka bolos, Melanggar aturan sekolah. dan juga sering membuat onar di sekolah lain. Dia memiliki geng bernama FBI stars. FBI singkatan dari. Fabian. Bara, dan juga Indra. Mereka bertiga bersahabat mulai dari kelas satu di Sekolah Menengah Pertama. Singkatan itu sebenarnya Fabian sendiri yang buat. Sebab FBI juga bisa singkatan dari namanya sendiri. Yang bisa di panggil Fabian, Bian, Ataupun Ian.
Awalnya kedua sahabatnya menolak karena itu sama saja hanya untuk dirinya sendiri. Namun bukan Fabian namanya jika tidak bisa membuat lawannya tidak takluk kepadanya. Akhirnya mereka berdua nurut dan resmilah nama FBI Star yang berarti, Bintang FBI nya SMA Tri Sakti.
Fabian melirik sahabatnya yang sedang bercumbu dengan wanita malam yang ada di tempat itu. Bara dan Indra sudah biasa memboking para wanita untuk melampiaskan hasrat mereka.
Meskipun mereka tergolong pelajar tapi tidak sulit untuk bisa keluar masuk sekaligus memboking para wanita di sana.
"Kenapa lo Yan? Pingin?" tanya Indra yang melihat Fabian melirik kearah Bara yang masih betah berciuman panas dengan seorang wanita berbaju minim.
Fabian menatap Indra tajam lalu fokus ke gelas yang dia pegang. "Kalau mau pesan noh.. Masih banyak cewek sexy yang bisa puasin lo." katanya lagi.
Bara menjauhkan wanita yang ada di pangkuannya. Tersenyum miring kearah Bian. "Kita sudah berapa lama kesini. Tapi lo nggak pernah boking cewek sampai bawa kekamar. Masa cuma sebatas ciuman, Ah lo nggak seru. Kalau mau rusak! Rusak aja sekalian. Ya nggak Ndra.." ejek Bara pada Fabian sekaligus meminta dukungan dari Indra.
Indra mengangguk sambil mengacungkan jempolnya. Dan kembali fokus menjelajahi tubuh wanita yang di rangkulannya.
Fabian hanya tersenyum tipis menggelengkan kepalanya. Dia memang bukan cowok baik-baik dan juga suka hura-hura. Bahkan dia anak berandalan.
Namun dia masih bisa mengontrol diri untuk tidak lebih sampai kesana. Fabian datang ke tempat hiburan malam hanya untuk melampiaskan rasa suntuk dan permasalahan yang sedang menimpanya, namun tidak sampai harus berhubungan badan, apa lagi dirinya tak kenal dengan orang itu.
Fabian berdiri meninggalkan para sahabatnya yang masih asyik dengan dunianya. Sudah bosen di tempat itu Bian memilih pergi dari sana, dari pada dia mendapatkan sindiran terus oleh kedua sahabat brengseknya itu.
Fabian adalah anak dari keluarga kaya, namun sayang kekayaan tersebut tidak bisa membuatnya bahagia. Harta memang dia punya, tapi kasih sayang dari kedua orang tuanya tak pernah Fabian dapatkan.
Mereka selalu sibuk dan kadang kedua orang tuanya sering bertengkar. Membuatnya pusing dan melarikan diri ketempat maksiat ini.
Bian juga ingin seperti anak yang lainnya. Merasakan kasih sayang dari kedua orang tuanya, merasakan lembutnya usapan tangan dari sang Mama. Mendapatkan perhatian dari sang Papa, Namun itu semua hanya mimpi yang sulit di gapai.
Dari kecil Fabian sudah biasa di asuh oleh asisten rumah tangga yang di panggil Mbok Inah. Beliaulah yang selalu mengurusi segala keperluannya, hingga dia bisa merasakan kasih sayang orang tua dari Mbok Inah. Bukan dari orang tua kandungnya.
Fabian juga mempunyai kakak bernama Farah Sonia Efrain. Yang kini tinggal di Inggris mengelola perusahaan sang Papa.
Papa Fabian bernama Chakra Efrain sedangkan sang Mama bernama Hasniah Kumala Efrain. Papanya memiliki perusahaan di mana-mana, bukan hanya di Indonesia. Tapi juga hampir seluruh negara. Mamanya sendiri adalah designer terkenal. Sudah banyak fashion show yang Mamanya buat. Itu sebabnya mereka tidak pernah ada di rumah ataupun waktu untuk dirinya.
<𝕭𝖎𝖆𝕹𝖆>
Fabian baru tiba pukul dua dini hari, dia langsung melangkah menuju kamarnya di lantai dua. Saat ingin masuk kedalam kamar. Fabian menatap pintu kamar orang tuanya yang selalu tertutup. Jarang sekali ada yang tiba-tiba membuka pintu tersebut lalu muncul senyum lembut dari Mamanya, yang ada hanya Mbok Inah setiap pagi membersihkan kamar itu.
Tidak ingin terlalu memikirkan mereka yang tidak peduli dengannya. Fabian pun masuk kedalam kamar, tanpa mengganti pakaian ia langsung ambruk ke atas kasur. Menatap langit-langit kamarnya yang berwarna abu-abu. Fabian menghela napas, Fabian termenung memikirkan masa depan dan kehidupannya, sampai kapan hidupnya akan seperti ini. Di bayang-bayangi rasa kesepian. Hidupnya terlalu monoton, tidak ada warna yang bisa membahagiakannya.
Apa yang kita miliki di dunia ini tidaklah terlalu berarti, jika kebersamaan bersama orang-orang yang kita sayang dan kita cintai tidak bisa kita rasakan.
***
.Fabian Aldrich Efrain.
KAMU SEDANG MEMBACA
BianNa (Fabian & Nara) END
Ficção Adolescente°ᴘʟᴇᴀꜱᴇ ᴅᴏɴ'ᴛ ᴄᴏᴘʏ ᴍʏ ꜱᴛᴏʀʏ° Nara Sifabella, Gadis cantik yang mengalami sebuah trauma, Membuatnya memiliki Phobia terhadap hujan. Ia akan melukai tubuhnya ketika hujan datang. Dengan begitu rasa sakit dan ketakutnya akan menghilang. Namun perlahan...