Armine

2.2K 245 59
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Namanya Januar, ketua geng Armine. Jangan berani cari masalah sama dia. Orangnya serem!" kata Yuyun pada Aruna.

....

Setiap jam istirahat kondisi kantin SMA Wijaya selalu kacau karena kedatangan geng Armine. Geng yang diketuai oleh Januar itu sudah seperti selebriti saja kalau sudah masuk ke kantin. Mereka akan menjadi pusat perhatian setiap siswa atau siswi di SMA Wijaya. Selain karena pentolannya yang ganteng-ganteng, mereka juga punya banyak pengikut. Di SMA Wijaya, orang-orang yang masuk ke dalam Armine akan disegani karena Armine menjunjung tinggi kesolidaritasan. Mereka tidak akan tinggal diam jika salah satu anggotanya diusik, walaupun hanya anggota baru. Januar si ketua pasti akan melindungi semua bawahannya.

Nama Armine berarti Januar Mine, yang artinya Milik Januar. Dan motto seorang Januar adalah mine is mine, maka dari itu dia melindungi Armine seperti dia melindungi dirinya sendiri, karena Armine adalah miliknya.

Tidak sembarang orang bisa masuk ke dalam Armine, pemilihan anggota Armine dilakukan oleh Januar sendiri. Dia tidak pernah membuka pendaftaran untuk masuk ke dalam Armine. Dia akan hanya menunjuk orang yang menurutnya pantas masuk ke dalam Armine. Maka dari itu semua anggota Armine bukanlah orang sembarangan.

"Aku kesel banget kalau mereka dateng, bikin makan jadi nggak tenang!" dumel Aruna pelan, tapi masih bisa didengar Yuyun yang berdiri di sebelahnya.

"Hush! Jangan ngomong gitu! Kalau ada anak Armine yang denger, kamu bisa tamat, Na!" bisik Yuyun.

Aruna hanya menghela napas kesal, kemudian menatap Bu Desi yang sedang sibuk membuatkan mie ayam pesanannya dan Yuyun.

"Pak Bos, mau pesen apa? Biar gue yang mesen," kata Dika pada Januar.

"Mie ayam," jawab Januar singkat.

"Oke, Pak Bos!"

"Gue pesen nasi goreng, Dik," ujar Yogi yang duduk di sebelah Januar.

"Pesen sendiri lah! Gue cuma nawarin Pak Bos, lo ngapain ngikut-ngikut?!" tanya Dika dengan muka nyolotnya.

"Awas lo, ya! Gue nggak mau bantuin lo deketin Rara!" ancam Yogi pada Dika.

"Bomat ! Bleeee ...." 

Dika langsung pergi ninggalin Yogi yang udah kesal. Mau tidak mau terpaksa Yogi berdiri dan membeli makanan sendiri. Yang lainnya juga membeli makanan sendiri, yang tinggal hanya Januar dan beberapa anak Armine lainnya yang katanya nggak mau makan, cuma mau ikut nongkrong.

Dika menatap kerumunan pengantre mie ayam yang panjang. Memang mie ayam Bu Desi yang paling laris di kantin SMA Wijaya. Selain enak porsinya juga banyak.

"Woy, minggir gua duluan!" kata Dika sambil menerobos antrean itu.

"EH APASIH LO, MAIN DORONG-DORONG AJA?!" teriak Runa dengan cemprengnya saat sosok Dika mendorongnya dan mengambil tempatnya yang tadi sudah berada paling depan.

Yuyun yang berdiri di sebelah Runa langsung menggenggam erat tangan Runa. Yuyun tau laki-laki di depan mereka ini salah satu pentolan di Armine.

"Na, tahan. Dia itu anak Armine." bisik Yuyun di telinga Runa.

Runa nggak peduli, dia menghempas tangan Yuyun kemudian nepuk punggung Dika dengan keras.

"HEH BUDEK LO?!"

Dika menoleh pada Runa dengan wajah tanpa dosanya dan bilang, "Gue udah suruh minggir tadi, lo nggak denger?"

"EMANG APA HAK LO NYURUH-NYURUH ORANG MINGGIR? NGANTRI DONG! NGGAK TAU ETIKA LO?!"

"Lo nggak tau gue siapa?" Tanya Dika sambil natap Runa tajam.

"Dih sok penting banget lo! Mau lo artis kek, pejabat kek, Antri dong bego!" teriak Runa lagi.

Seisi kantin mulai memperhatikan pertikaian Runa dan Dika. Banyak dari mereka kaget melihat ada seseorang yang berani melawan Dika yang notabenenya adalah tangan kanan Januar.

"LO?!"

"APA?!"

"Untung lo cewek!"

"Halah, biar gue cewek gue juga nggak takut sama lo! Takut tuh sama Tuhan!"

Yuyun langsung menggenggam tangan Runa lagi sambil bisikin, "Udah, Na! Kamu nggak takut di gangguin sama anak Armine?"

"Lo diem aja, Yun! Mau Armine kek, siapa kek, gua nggak takut!"

"Menarik," ucap Januar yang dari tadi sudah menyimak pertengkaran Dika dan cewek yang dia nggak tau namanya itu.

"Gimana nih, Pak Ustad?" tanya Amin dengan nada seperti pembawa keranda mayat di sinetron azab kalau bertanya pada Pak Ustad.

Januar tidak menjawab, cowok yang pakai jaket kulit itu hanya memperhatikan cewek rambut pendek yang berantem sama Dika. Yang merespon pertanyaan Amin hanya si Yogi, dia menabok kepala Amin tadi.

"Samperin nggak, nih?" tanya Yogi ke Januar.

"Biar gue yang samperin," jawab Januar kemudian berdiri dari duduknya.

Seisi kantin langsung memperhatikan Januar yang berdiri. Laki-laki itu berjalan dengan wibawanya yang selalu saja membuat kaum hawa kagum. Kegantengan Januar memang tidak bisa dipungkiri lagi.

Yuyun yang berdiri di sebelah Runa buru-buru memberitahu Runa kalau Januar sedang berjalan menuju mereka. Yuyun kelihatan sekali kalau dia merasa takut denga para pentolan sekolah ini. Selama bersekolah di SMA Wijaya Yuyuns selalu berusaha menghindari geng Armine karena takut. Yang ia dengar dari gosip yang beredar geng Armine itu bengis dan kejam pada perempuan, banyak perempuan-perempuan yang bermasalah dengan Armine pindah sekolah.

"Apa lo?! Mau keroyokan?!" tanya Runa pada Januar tanpa ada rasa takut sedikitpun.

"Kalem, dong ... nggak usah ngegas gitu," balas Januar pada Runa kemudian menoleh pada Dika dan bilang, "lo juga, Dik! Nggak boleh gitu sama cewek. Harus antre juga dong!"

"Tapi, Pak Bos ...,"

"Sst ... diem!" kata Januar memotong ucapan Dika.

"Lo semua yang ngumpul di sini kalau nggak mau beli mending bubar!" kata Januar pada orang-orang yang sempat mengerubuni mereka.

Semua patuh pada ucapan Januar, mereka membubarkan diri menyisakan Runa, Yuyun, Dika dan Januar.

"Yaudah, silakan pesen kalau mau makan mie ayam," kata Januar pada Runa dan Yuyun.

Runa hanya mencibir kemudian mengambil mie ayamnya yang sudah jadi. Yuyun mengekor dibelakangnya dengan kaku.

"Duh, tumben pak bos kita turun tangan langsung," celetuk Yogi saat Januar kembali ke meja tempat mereka makan.

"Ceweknya lucu, bikin penasaran."

Their StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang