BACA YANG PART 1 DULU!!!
Semakin hari Eunha dan Jungkook semakin dekat karena intensitas bertemu mereka yang sering. Jungkook sering ngantar Eunha pulang yang kebetulan searah dengan warung baksonya.
Keduanya sama-sama nunjukkin sinyal-sinyal saling tertarik, tapi dua-duanya belum ada yang speak up soal perasaan. Jungkook lebih seneng tarik ulur, sedangkan Eunha cuek aja, yang penting dia nyaman dan Jungkooknya juga nggak aneh-aneh. Bukan tipikal cowok playboy sih, untung.
"Haya," panggil Jungkook ke Eunha. Haya itu panggilan Jungkook buat Eunha. Dia lebih suka panggil Haya dibanding Eunha, lebih gampang nyebutnya katanya.
"Iya, Pak?" jawab Eunha.
"Kalau ada yang datang bawain dokumen, tolong kamu tandain yang mana yang harus saya tanda tanganin terus taro aja di atas meja. Saya kebelet nih," kata Jungkook sambil meringis dan megang perutnya.
Eunha tertawa kecil, "Pasti gara-gara cilok tadi, tuh."
Jungkook ikut nyengir, "Iya, duh nggak dua kali makan cilok pedes lagi. Saya ke toilet dulu!" habis ngomong gitu, Jungkook langsung ngacir ke toilet dan Eunha cuma bisa ketawa pelan.
Agak lama pas Jungkook pergi tiba-tiba datang seorang perempuan yang tiba-tiba mau masuk ke dalam ruangan Jungkook. Eunha kaget, dan reflek menahan mbak-mbak yang mau buka pintu ruangan Jungkook.
"Maaf, Bu. Ada perlu apa, ya?"
Perempuan yang terlihat masih muda itu langsung natap Eunha dengan sewot, "Mau ketemu Pak Putra. Kamu siapa sih, nahan-nahan saya?"
"Saya sekretarisnya Pak Putra. Pak Putra-nya sedang ke toilet, Bu. Ibu yang mau nganter dokumen ke Pak Putra?" jawab Eunha berusaha kalem.
"Hah? Jangan ngaku-ngaku kamu! Sejak kapan Pak Putra mau pakai sekretaris segala?" tanya perempuan itu dengan natap Eunha dengan mengejek.
"Saya tidak mengaku-ngaku, Bu. Ini id-card saya kalau ibu tidak percaya." Eunha mulai kesel dengan cewek itu, dia langsung menunjukkan id-card yang dia peniti di dada sebelah kanannya.
"Yaudah, saya bakal tunggu Pak Putra di dalam!"
"Tidak perlu, Bu. Tadi Pak Putra pesan pada saya katanya dokumennya diserahin ke saya. Nanti saya yang akan serahkan ke Pak Putra."
"Kamu siapa, mau ngatur-ngatur saya?!"
Eunha yang tiba-tiba digas seperti itu langsung kaget dan nunduk, "Maaf, Bu. Saya nggak bermaksud ngatur. Saya cuma menjalankan apa yang Pak Putra perintahkan."
"Saya nggak peduli. Saya bakal nunggu di dalam!"
"Tapi, Bu ...,"
"Heh! Kamu itu cuma sekretaris berani ngatur-ngatur saya?! Kalau saya mau kamu bisa dipecat sekarang. Jangan kurang ajar ya kamu!"
Eunha hanya diam dan nunduk, walaupun dia nggak tau jabatan perempuan di depannya ini, dia tetep takut. Nggak mau dipecat, udah pewe sama pekerjaannya.
"Maaf, Bu. Saya cuma menjalankan perintah."
"Tapi kamu kurang ajar sama sa ...,"
"Zura, Haya? Ada apa ini ribut-ribut?" dari belakang kedengeran suara bariton Jungkook, ngebuat dua orang ini menoleh.
"Pak Putra, sekretaris kamu nggak sopan sama aku." adu Zura pada Jungkook langsung.
Eunha melotot, nggak terima. "Nggak gitu, Pak. Saya cuma menjalankan perintah bapak aja."
"Tapi tetep kamu nggak sopan!"
Eunha menggeleng, "Bukan begitu, Bu. Saya nggak ada maksud nggak sopan sama ibu. Tapi ...,"

KAMU SEDANG MEMBACA
Their Story
FanfictionKumpulan Short Story Eunkook. Ada part bahasa non baku! Update sesuka hati author!