(1)Saturated

1.6K 184 89
                                    


"Aku lihat Jungkook sama cewek itu lagi."

Ucapan Yuna itu tidak mengejutkan aku, aku sudah terbiasa dengan kondisi ini. Aku pikir karna aku sudah terbiasa, aku tidak akan merasa sakit. Tapi kenyataannya tidak begitu. Hatiku sakit!

"Eunha, aku rasa kamu lebih baik lepasin Jungkook. Aku nggak tega lihat kamu selalu disakitin seperti ini," kata Yuna sambil menggenggam tanganku.

Sahabatku ini memang yang paling mengerti aku luar dalam. Dia yang paling mengerti bagaimana rasa sakit yang selalu aku tanggung. Dia yang selalu mencari solusi untuk masalahku.

Dari dulu Yuna sudah menyarankan aku untuk melepaskan Jungkook, tapi aku tidak sanggup. Aku cinta sama Jungkook. Aku akui aku jadi bodoh karena cinta. Tapi tidak melihat Jungkook barang sehari aku merasa duniaku hampa. Walaupun dia selalu bersikap dingin padaku, aku selalu bersyukur. Setidaknya aku masih bisa melihatnya setiap hari. Aku bisa melihat wajahnya sebelum aku menutup mata di malam hari. Aku bisa melihatnya makan nasi goreng buatanku yang mungkin rasanya pas-pasan. Aku merasa bahagia hanya dengan hal sesederhana itu. Semua hal yang berat yang aku lalui seakan hilang saat melihat wajahnya walaupun wajah itu jarang sekali tersenyum padaku.

"Nggak apa-apa kok, Yun. Aku yakin Jungkook cuma ketemu teman lamanya aja."

"Mau sampai kapan kamu pura-pura bodoh seperti ini, Eunha?! Suami kamu itu selingkuh sama mantan pacarnya dulu! Jangan belagak bodoh apa lagi itu membuat hati kamu jadi sakit!"

Tangis yang aku tahan-tahan akhirnya pecah juga. Yuna yang melihatnya langsung menarik aku ke dalam pelukannya.

"Eunha, aku nggak suruh kamu buat berhenti cinta sama suami kamu. Tapi aku mau kamu berhenti biarin diri kamu sakit. Aku cuma mau itu!"

"Aku nggak bisa, Yun. Aku cinta sama dia. Aku nggak bisa hidup tanpa dia!"

Yuna melepas paksa pelukannya. "Siapa bilang?!" tanya Yuna dengan tatapan marahnya padaku.

"Kamu cuma belum coba aja! Coba mulai dengan pelan-pelan. Pasti kamu bisa lepasin dia!"

"Aku nggak yakin, Yun."

"Makanya kamu harus coba!"

Saran Yuna tempo hari selalu berputar-putar di kepalaku. Aku bingung, aku ingin melakukannya tapi satu sisi terasa berat. Omong-omong semenjak Yuna melaporkan ia melihat Jungkook bersama selingkuhannya, Jungkook tidak pernah pulang ke rumah. Ini sudah seminggu.

Dia pasti senang-senang dengan selingkuhannya, aku tersenyum miris. Memang betul, aku bodoh sekali.

Apa aku lepaskan saja dia, sesuai saran Yuna?

Aku menoleh ke arah pintu saat mendengar ada yang datang. Betapa terkejutnya aku melihat Jungkook datang dengan perempuan dalam rangkulannya. Aku tahu perempuan itu, namanya Yeoreum, mantan pacar Jungkook sebelum menikah sama aku.

Hatiku sakit tentu saja. apa lagi melihat Jungkook merangkul Yeoreum dengan posesif. Aku belum pernah merasakan itu meski kami sudah menikah selama dua tahun.

"Yeoreum, kau pulang saja, ya?"

Aku mendengar suara baritonnya terdengar sedikit lembut. Aku iri, Jungkook tidak pernah berkata dengan lembut seperti itu padaku. Dia selalu dingin.

Aku melihat selingkuhannya itu mengangguk dan pergi. Ia berpamitan dengan mengecup pipi Jungkook. Setelah Yeoreum pergi Jungkook menatapku sekilas kemudian berjalan menuju kamar.

"Ju ...."

Aku mengurungkan niatku yang ingin memanggilnya. Aku harus berusaha menekan hatiku yang bergejolak. Aku ingin mengikuti saran Yuna untuk perlahan-lahan melepaskannya.

Their StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang