(3)Ameliorate

1.8K 181 26
                                    

"Nggak apa-apa, Pak. Saya pulang sendiri aja, nggak mau ngerepotin."

"Nggak, kok, Eunha. Saya nggak merasa direpotkan. Lagian rumah kamu di daerah X, kan? Searah dengan rumah saya."

Eunha menatap atasannya itu dengan sungkan. Ia sebenarnya menolak Jaehyun mengantarnya pulang karena ia tidak mau jadi bahan gosip di kantor. Apa lagi sebagian orang yang satu divisi dengan Eunha sudah tahu kalau Eunha sudah menikah.

"Tapi, Pak ...."

"Udah nggak apa-apa bareng aja."

Eunha tidak punya selain mengangguk saja. Mungkin satu kali tidak akan menimbulkan gosip aneh-aneh. Mereka berjalan beriringan menuju parkiran kantor. Saat sampai di mobil Jaehyun Eunha kaget saat ada yang menarik tangannya tiba-tiba.

Ia lebih terkejut saat tahu orang yang menarik tangannya adalah Jungkook.

"J-Jungkook ...." lirih Eunha.

"Kamu ikut aku, kita harus ngomong!"

"Lho, Pak Jungkook?" Jaehyun menatap bingung pada Jungkook. Tatapanya beralih ke tangan Eunha yang di pegang oleh Jungkook. "Ada apa ini?"

"Maaf, Pak Jaehyun. Biar Eunha pulang bersama saya dulu," ucap Jungkook pada Jaehyun kemudian menarik Eunha. Namun sebelum ia pergi dari sana, Jaehyun juga memegang tangan Eunha.

"Maaf, Pak Jungkook. Saya tidak bisa mengizinkan sekretaris saya pergi dengan orang asing. Apa lagi bapak membawanya secara paksa."

Jungkook langsung melayangkan tatapan nyalang pada Jaehyun. "Kami bukan orang asing, Pak. Dan juga ada hal yang penting yang saya harus bahas dengan dia. Saya harap bapak mengerti."

"Tapi ...."

"Yang dikatakan Pak Jungkook benar, Pak. Saya dan beliau sebenarnya sudah saling kenal secara pribadi. Biar saya pulang sama Pak Jungkook aja." Eunha menyahut karena tidak ingin ada keributan di tempat ini. Eunha tahu persis kalau Jungkook dan Jaehyun itu sama-sama pemaksa.

"Kamu mau ngomong soal apa?" tanya Eunha ketika sudah masuk ke dalam mobil bersama Jungkook.

"Kamu ada hubungan apa sama Pak Jaehyun?" tanya Jungkook balik, mengabaikan pertanyaan Eunha sebelumnya.

"Bos sama sekretaris."

"Bohong! Kalian kelihatan dekat."

Eunha langsung menatap tajam Jungkook, perempuan itu marah karena Jungkook asal menuduhnya.

"Memangnya kalau ada urusannya sama kamu apa? Ingat ya, kita sudah cerai!"

"Nggak. Kita belum cerai!"

"Memang belum, sih. Tapi minggu depan sidangnya diadakan dan kita akan bercerai."

"Nggak. Kita nggak akan cerai!"

"Maksud kamu apa, Jungkook?!" bentak Eunha yang mulai kesal. "Apa jangan-jangan karena kejadian malam itu? Aku udah bilang lupain aja. Kamu mabuk berat, kamu pasti ngira aku Yeoreum, kan?"

Jungkook langsung membanting stir mobilnya ke pinggir jalan dan berhenti tiba-tiba. Hal itu membuat Eunha terkejut. Ia menatap Jungkook yang juga menatapnya dengan tajam.

"Walaupun aku mabuk, tapi aku ingat aku tidur dengan kamu dan aku sama sekali tidak membayangkan Yeoreum malam itu."

Lidah Eunha mandadak menjadi kelu. Ia tidak tahu ingin bilang apa. Tapi saat menatap mata Jungkook, sama sekali tidak tertulis kebohongan di sana.

"Mau kamu sebenernya apa, Jungkook?" tanya Eunha terdengar lirih.

"Aku nggak mau kita cerai, Eunha," jawab Jungkook pelan. Ia menatap dalam mata bulat milik Eunha.

Their StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang