D.L.S.E

281 35 5
                                    







Terdengar suara raungan tangis yg cukup kencang, bahkan terdengar hingga keseluruh penjuru ruangan. Semua orang menatap bingung ke arah ruangan milik petinggi di tempat mereka bekerja. Seorang pria berdiri di depan ruanganny menatap ke arah sumber suara yg terdengar begitu pilu, tangis yg sudah lama tidak perna pria itu dengar lagi







"Kalian boleh pulang sekarang"
Kata pria itu

Semua orang yg berada di sana menoleh menatap pria itu dengan bingung




"Pulang dan istirahat. Kalian bisa lanjutin kerjaan kalian besok. Hari ini cukup sampai disini"
Ujar pria itu

Mengerti dengan maksud ucapan pria itu, semua orang mulai sibuk membereskan barang-barang milik mereka dan bergegas pergi menuruti ucapan pria itu
Hingga seluruh orang pergi dari lantai area tempat pria itu bekerja, pria itu mulai melangkah mendekati ruangan milik petinggi tempatny bekerja.
Rasa tak tega menghampiriny mendengar tangis pilu dari sang atasan yg juga sahabat baikny.


Pria yg berstatus sebagai asisten dari pemilik perusahaan itu membuka pintu ruangan dimana orang yg sedang menangis berada
Saat pintu terbuka, di lihatny sang atasan terduduk di lantai dengan ruangan yg begitu berantakan. Sang atasan menangis seperti anak kecil, meraung seakan baru saja kehilangan benda berharga milikny






"Lu gpp?"
Tanya pria itu

Orang yg tak lain adalah papa davin mendongak menatap sang sahabat dengan tatapan pilu, tubuhny benar-benar lemah tak berdaya




"Hoya...hiks...hiks... Apa yg udah gw lakuin selama ini?"
Kata papa davin dengan terisak layakny bocah

Sang asisten mendekati papa davin, beliau duduk di lantai tepat di hadapan papa davin



"Kenapa gw bodoh sekali. Kenapa? Hikss....hikksss...!?"

Tangis papa davin seakan tak akan perna berhenti. Asisten papa davin mengulurkan tanganny, mengusap bahu sang sahabat, mencoba memberi kekuatan.
Sang asisten menoleh menatap ke sekeliling ruangan yg sudah berantakan. Pandanganny mendadak fokus menatap lembaran-lembaran kertas beserta amplop biru yg tergeletak tak jauh dari diriny berada
Tanganny terulur mengapai salah satu kertas itu, dan beliaupun mulai membaca isiny













"Jika surat ini sudah ada di tangan kamu, itu artiny aku sudah gak ada di samping kamu. Sayang aku minta maaf karena aku gak bisa nunggu sampai kamu dateng. Sudah waktuny anak kita keluar, sudah waktuny anak kita ngeliat betapa indahny dunia dan ngerasain kasih sayang dari keluarga kita. Tapi sayangny kemungkinan besar tanpa aku. Maafin aku karena harus ngambil keputusan berat ini. Mimpiku cuma satu, ngelahirin anak kita dengan cara yg normal. Aku mau ngerasain jadi wanita seutuhny, jadi ibu yg berjuang buat anakny. Aku harap kamu ngerti dengan keputusan aku. Jaga anak kita baik-baik. Bantu aku buat ngasih anak kita perhatian dan kasih sayang yg tulus buat anak kita.
Davina, itu nama yg udah kamu siapin sedari pertama kita tau aku hamil, dan aku pastiin anak kita bakal hidup dengan nama yg udah di pilih oleh papany..."






Asisten papa davin langsung meletakan kertas itu, ia tidak sanggup untuk melanjutkan membacany. Tapi rasa penasaran membuat tanganny kembali bergerak meraih kertas lainny









"Selamat ulang tahun sayang. Haaahh... Kita udah gak bisa ngerayain ulang tahun bareng lagi. Tapi aku seneng karena ada davina yg gantiin aku nemenin kamu ngerayain ulang tahun kamu. Aku harap kamu bisa jaga davina dengan baik...."


Run For You'r LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang