Prolog

66 10 2
                                    

Nada Rasieka benci ditinggalkan. Tapi, sialnya orang yang dia punya selalu pergi entah kemana. Seperti sekarang, dia ditinggalkan sendiri di ruang kelas yang sepi, terkunci seorang diri. Memang, senelangsa itu Nada. Jika tidak percaya adanya Tuhan, mungkin dia sudah pingsan. Mengingat rumor sekolahnya yang mengerikan ketika malam. Tidak bisa dipungkiri bulu kuduknya sedikit meremang. Meski Nada dikenal bar-bar tetap saja, dia hanya seorang perempuan yang takut setan. Baginya, setan lebih menakutkan dari ibu kost-an yang menagih uang bulanan.

Nada menatap angkasa lewat jendela, gelap mulai merayap. Ketakutan Nada bertambah berkali-kali lipat saat mendengar langkah kaki yang mendekat. Jantungnya berpacu cepat seakan hendak melompat. Keringat dingin bercucuran, nafasnya memburu tak beraturan.

"Tuhan ... Ampunilah dosa Nada."

Nada terus merapalkan doa juga permohonan. Anehnya, doa yang sebelumnya ia hafal, kini terasa berbelit dan susah untuk diucapkan. Suara pintu mengambil alih atensinya. Dia mulai menerka apa yang ada di balik pintu sana. Syukur-syukur hantu sosialita yang tampangnya tidak buruk rupa. Lain cerita jika yang datang setan murahan dengan tampang mengerikan, tubuh berantakan, belatungan, dan organ yang hilang sebagian. Nada sadar khayalannya berlebihan, bahkan sekarang kewarasannya dipertanyakan.

TAPI BAGAIMANA JIKA MEREKA BENAR-BENAR DATANG?!!!!!

"Yakali, gue ajak arisan." Nada meringis atas pemikiran absurd-nya kali ini. Ia menghela nafas, sekujur tubuhnya gemetar, matanya bergetar, juga tangannya yang ditautkan.

Nada tidak terlalu khawatir bila seandainya manusia yang datang. Karena jika mereka macam-macam, Nada tinggal melayangkan tinjuan. Dia 'kan pernah latihan jujitsu waktu SD. Tapi, kalau yang datang setan jadi-jadian, Nada takut setelah tinju ia berikan, seluruh tulang setan itu patah berhamburan. 'kan kasihan setannya.

"Harusnya, tuh setan banyakin minum viostin DS biar gk rapuh. Bagus kalau sekalian gk nyeri tulang sama sendi."

"Aihh, kenapa gue bacot sendiri sih!"
Nada merutuki diri sendiri yang begonya overdosis.

Decitan pintu di senyapnya kelas membuat Nada semakin was-was. Tubuhnya sudah memanas juga kakinya yang melemas. Dalam hitungan tiga pintu akan terbuka sepenuhnya.

Satu ...

Dua ...

Dan .....

"AAAAAAAAAAA...."

Tbc

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tbc.

Nggak Ekspetasi yang gimana² sama cerita ini. Mereka ada tanpa outline dan cuma modal gabut.
Tapi, buat yang mampir semoga suka yaww❤️
Sekian terimagazie

Area Rindu
Bandung, 8 Januari 2021

Gema NadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang