|Dokter Sasmi
💊💊💊💊
Gistara mengendarai motor poch-nya dengan lambat, sembari menikmati malam yang teduh dan pula meratapi perasaannya yang sedang tergoncang setelah Janardana menyatakan perasaanya dengan tiba-tiba.
Dengan pikiran kosong, sontak saja, ingatan tentang Dera terusir sesaat. Kini Gistara dibuat gusar oleh Janardana, yang selama ini selalu ia anggap bercanda untuk semua perkataan lelaki itu soal perasaan. Karena memang saat mengatakan itu Janardana bermuka lawak dan berekspresi menyebalkan.
Pilihan Gistara sebagai tujuan pulang adalah Tropical Tree bukan rumahnya, pikirannya sedang kacau dan Gistara butuh minum jus. Gistara juga berjanji pada dirinya sendiri untuk berhenti meneguk liquid setelah insiden membuat Dera tercengang.
Sesampainya di kafe milik Geya, pengunjung pun cukup ramai. Sigap saja Gistara duduk di kursi pantry yang berhadapan dengan meja bar panjang, yang lantas disambut Geya dengan ramah.
"Tumben sendirian?" sapa Geya.
"Lainnya belum balik, masih sibuk dirumah sakit."
"Biasanya nih lo datang kesini kalau nggak baik aja pikirannya, so apa lagi kali ini?"
"Kaya cenayang aja lo Gey, nggak ada apa-apa kok, gue lagi mager aja pulang kerumah, bokap sama Senan lagi direstoran, jadi ya kalau dirumah sendirian nggak asik."
"Kan lo bisa ke Dera, rumah juga sebelahan, kalau nggak asik sendirian, lo bisa minta Dera temenin dong."
Gistara terkekeh sambil menuangkan jus jeruk yang tersedia di meja ke gelas, lalu menegak sedikit. "Kalau semudah itu, udah pasti gue bakalan minta Dera nemenin gue seumur hidup Gey."
"Pasti berat ya? Mencintai seseorang seperti itu?" tutur Geya sembari menepuk bahu Gistara pelan.
"Ya begitulah, perasaan."
Setelah beberapa jam menghabiskan waktu di Tropical Tree, Gistara memutuskan pulang setelah merasa kembung menghabiskan beberapa gelas jus.
Setibanya dirumah, Gistara mengurungkan memasukkan motornya setelah membuka pagar, karena dengan tatapan kosong Gistara memilih berdiri di depan pagar rumah Dera, menatap bangunan itu dengan netra yang menyimpan banyak ungkapan tertahan.
Untuk sesaat Gistara menikmati bentuk rumah yang hampir senada dengan tempat tinggalnya sembari memasukkan kedua tangannya ke saku jaketnya.
"Rumah itu sebetulnya nggak semenarik itu dipandangi," celetuk seseorang yang sudah berdiri disamping Gistara tanpa disadari kapan kedatangannya. Sontak saja Gistara melonjak akibat kaget.
KAMU SEDANG MEMBACA
RESIDEN ✔
FanfictionGistara Lembayung Wedanta, residen spesialis saraf tahun ketiga, mengalami cinta bertepuk sebelah tangan selama 7 tahun, hingga bertemu sosok yang menyuruhnya berhenti mencintai orang yang mengabaikannya selama 7 tahun. Seluk beluk dunia medis dan j...